Perekonomian
Utang Luar Negeri Swasta Indonesia Meningkat
Bank Indonesia mencatat utang luar negeri swasta Indonesia selama kurun waktu lima tahun terus mengalami peningkatan.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri swasta Indonesia selama kurun waktu lima tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan peningkatan utang luar negeri swasta tersebut lebih tinggi dari utang luar negeri swasta indonesia saat krisis moneter di tahun 1997 dan 1998.
"Posisi utang luar negeri swasta dalam lima tahun terakhir terus menunjukan kenaikan. Hingga posisi Februari 2012, utang luar negeri swasta mencapai USD 109,1 miliar sedangkan di tahun 1997 dan 1998 utang luar negeri swasta hanya mencapai sekitar USD 82,2 miliar," kata Manager Divisi Penata Usahaan dan Publikasi Pinjaman Luar Negeri BI, Sri Endah Susilo Rini, saat menyajikan materi di BI Provinsi Sulut, Kamis (24/5/2012).
Sri menambahkan, Mayoritas utang luar negeri swasta dimiliki non bank sebesar 85 persen atau USD 90 miliar sedangkan utang luar negeri swasta bank mencapai sebesar USD 19 miliar atau 17,5 miliar. Selain itu, mayoritas utang luar negeri swasta indonesia merupakan utang jangka panjang, yang mencapai sebesar USD 73,9 miliar.
"Jangka panjang ini relatif lebih rendah dibandingkan utang luar negeri jangka pendek sebesar USD 35,1 miliar. Mayoritas utang luar negeri swasta indonesia dalam bentuk loan agreetment yang bersifat jangka panjang dengan jadwal pembayaran yang lebih pasti," ujarnya.
Ia menambahkan, peningkatan utang luar negeri swasta diikuti dengan perubahan karakteristik debitor, yang semula di dominasi perusahaan nasional dan BUMN menjadi perusahaan asing dan campuran. Share perusahaan asing dan campuran meningkat dari 42 persen menjadi di 2006 menjadi 48,8 persen di posisi Februari 2012.
"Peningkatan posisi utang luar negeri swasta yang didominasi perusahaan asing dan campuran memberikan implikasi positif berupa menurunnya resiko gagal bayar. Meskipun posisi utang luar negeri swasta mengalami tren peningkatan, namun rasio-rasio beban utang secara umum menunjukan tren membaik," ucap Sri.
Posisi utang luar negeri swasta yang diperoleh dari perusahaan induk dan afiliasi terus menunjukan tren meningkat yang sebelumnya dari 23,2 persen di tahun 2006 menjadi 35,2 persen di tahun 2012. Pembayaran utang luar negeri diperoleh dari perusahaan induk dan afiliasi umumnya lebih fleksibel serta dengan resiko rollover relatif rendah.