Informasi Kesehatan
Vape Sempat Dianggap Lebih Sehat dari Rokok Biasa, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya
Rokok elektrik awalnya dipasarkan sebagai alternatif yang lebih baik ketimbang rokok tradisional.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Rokok elektrik, sering disebut juga vape atau e-cigarette, awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003 oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok, dan merupakan salah satu cara untuk membantu orang-orang untuk berhenti merokok.
Vape terdiri dari sebuah baterai, sebuah cartridge yang berisi cairan, dan sebuah elemen pemanas yang dapat menghangatkan dan menguapkan cairan tersebut ke udara.
Entah kamu menyebutnya vaping atau juuling, pemakaianrokok elektrik meningkat dengan pesat, terutama di kalangan remaja.
Rokok elektrik awalnya dipasarkan sebagai alternatif yang lebih baik ketimbang rokok tradisional.
Namun, dengan cepat rokok elektronik justru menjadi alat untuk mengenalkan nikotin pada semua generasi.
Baca: Siswi SD Rela Dijual Tantenya, Uangnya untuk Biaya Daftar Sekolah
Baca: Pemuda Terpikat & Setubuhi Ibu Muda yang Sementara Menyusui, Lakukan Saat Suami Keluar Rumah
Baca: ZODIAK Hari Ini Jumat 26 Juli 2019, Cancer Punya Perilaku Aneh Tidak Akan Cocok Dengan Banyak Orang
Follow Facebook Tribun Manado:
Bisnis besar
Vaping adalah bisnis besar. Menurut CNBC, JUUL yang merupakan salah satu pemimpin pasar, mengalami pertumbuhan lebih dari 800% pada tahun 2018.
JUUL bahkan telah semakin popular di kalangan remaja, ukuran dan tampilan JUUL yang seperti USB membuatnya bisa digunakan secara diam-diam.
Meski dipasarkan untuk remaja dan dewasa, JUUL menghadirkan berbagai rasa yang disukai anak-anak, seperti rasa buah-buahan dan crème brule.
Bukan untuk anak-anak
Dr Laura Neustater, seorang dokter anak yang berbasis di Fort Lauderdale mengatakan, orang dewasa yang beralih dari rokok ke tembakau yang tidak mudah terbakar, seringkali dipuji karena tindakannya yang dianggap banyak orang lebih sehat.
“Pujian ini sayangnya membuat pemakai JUUL merasa aman.
Padahal tidak. Pengguna tetap masih terpapar nikotin, yang mana dapat menyebabkan ketergantungan dan konsekuensi kesehatan jangka panjang,” jelas Neustater.
Rokok elektrik bebas tembakau, tetap mengandung nikotin, yaitu zat yang sangat membuat ketaguhan.