Yasti Dukung Olly Tolak Sawit
Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soepredjo Mokoagouw mendukung sikap Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menolak pengembangan.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK – Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soepredjo Mokoagouw mendukung sikap Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menolak pengembangan kelapa sawit di Bumi Nyiur Melambai. Sulut lebih memilih mengembangkan tanaman kelapa ‘dalam’, penghasil kopra dan virgin coconut oil (VCO/minyak kelapa murni).
Hanya saja, Bupati Yasti tak bisa berbuat banyak. Izin sejumlah perusahaan sawit telah keluar oleh pemerintahan terdahulu.
Bolmong memang menjadi incaran investor sawit. Seluas 69 ribu hektare (Ha) lahan Hak Guna Usaha (HGU) di daerah ini telah dimasuki investor sawit. "Kita tak bisa gugurkan izin yang telah dikeluarkan sebelumnya," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Senin (22/7/2019).
Penghapusan izin, kata politisi Partai Nasdem ini, berisiko dan butuh waktu panjang. "Contohnya kasus PT Melisa di Poigar, izin sawit perusahaan itu digugurkan oleh penjabat bupati, Pemkab Bolmong digugat dan harus bayar ganti rugi Rp 6 miliar," kata dia.
Asisten II Pemkab Bolmong, Yudha Rantung menambahkan, izin itu sah menurut surat edaran kementerian, tidak merambah hutan dan lahan produktif. Dikatakannya, Pemkab terus mengawasi agar kiprah perusahaan sawit on the track. Untuk itu, rapat rutin digelar untuk mengevaluasi keberadaan perusahaan sawit di Bolmong.
"Baru-baru ini kami adakan evaluasi, kami tanya ke perusahaan apa saja tanaman yang bisa ditanam di bawah pohon sawit sesuai dengan skema tumpang sari yang ditawarkan perusahaan ke petani," beber dia.
Kepada perusahaan sawit, Yudha menekankan agar kehadirannya membawa dampak ekonomis bagi warga. Yudha mengklaim penolakan warga sudah mereda. Fakta itu diperolehnya dari pertemuan dengan para camat di wilayah HGU sawit. "Resistensi sudah menurun, karena sosialisasi berjalan baik," kata dia. Kata Yudha, kini wewenang mengeluarkan izin sawit di provinsi. "Jika ada izin sawit baru, harus lewat Gubernur, wewenang menerbitkan izin kini di tangan provinsi,” katanya.
Kepala Dinas Perkebunan Pemkab Bolmong Taufik Mokoginta mengatakan, sembilan perusahaan sawit tersebar di Kecamatan Sangtombolang, Lolak, Passi, Lolayan, Bolaang Timur serta Poigar. Ekspansi sawit di Bolmong berawal tahun 2009 di masa pemerintahan Bupati Marlina Moha. Begitu izin keluar, perusahaan sawit berbondong-bondong masuk ke Tanah Totabuan.
Kini tercatat sembilan perusahaan sawit di Bolmong (lihat grafis). Semuanya berhimpun dalam kelompok usaha IZZISEN Group dengan total perkebunan 79.150,30 Ha. Dari luas area itu, 20 persen mencakup kebun plasma dan 80 persen kebun inti.
Pengembangan sawit mendapat penolakan masyarakat. Seperti di konsesi milik PT Anugerah Sulawesi Indah (ASI) di Lolak. Warga menolak karena perusahaan dituding mengambil alih lahan pertanian masyarakat. Contohnya, petani di Desa Lolak Dua, Kecamatan Lolak yang tak mau mempublikasikan namanya. Jagung adalah segalanya bagi dia.
Dari jagung, ia menghidupi keluarga, menyekolahkan kedua anaknya ke jenjang tertinggi. Ketika tanaman sawit ditanam, ia merasa hidupnya sudah berakhir. "Puluhan tahun saya hidup dari jagung, sekali panen bisa raup rata rata Rp 30 juta, bahkan pernah Rp 60 juta, tapi kejayaan ini segera berakhir," kata dia.
Ia bercerita, penanaman sawit marak di Lolak mulai tahun ini. Sawit ditanam di lahan jagung dan kelapa. Perusahaan menjanjikan skema tumpang sari yakni tanaman warga bisa ditanam di sekitar pohon sawit. Namun ia meragukan hal itu. "Tak mungkin jagung bisa tumbuh di bawah sawit, pasti mati, omong kosong," kata dia.
Luas HGU tanaman kelapa sawit di Bolmong adalah 69 ribu Ha tersebar di sejumlah kecamatan. Pemilik HGU adalah sembilan perusahaan. Penanaman sawit sudah berlangsung di Lolak, Poigar serta Babo. Luas HGU di Lolak sebesar 600 hektare dan sudah ditanami 100 hektare.
Masuknya sawit di Lolak menyebabkan ratusan petani kelapa dan jagung terancam kehilangan penghasilan. Seorang petani lainnya yang ditemui tribunmanado.co.id di kawasan perkebunan Desa Lolak 2, tak kuasa meneteskan air mata saat bercerita tentang nasib tanaman jagungnya. "Ini mungkin akan jadi panen terakhir kami," kata dia.
Seorang petani lainnya membawa tribunmanado.co.id menyusuri lokasi kebun sawit di Desa Lolak Dua pekan lalu. Lokasinya di pedalaman. Harus menyeberang sungai kecil yang berarus deras, mendaki sejumlah tanjakan.
