Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Bumi

BMKG Sebut Gempa di Ternate Gempa Bumi Dangkal, Getaran Kuat dirasakan di Bitung dan Manado

Gempa magnitudo 7 yang mengguncang Maluku dan Sulut merupakan gempa bumi dangkal.

Editor: Rizali Posumah
KOMPAS.com / Wijaya Kusuma
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di kantor BMKG Yogyakarta, Jumat (28/09/2018) malam. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gempa magnitudo 7 yang mengguncang Maluku dan Sulut merupakan gempa bumi dangkal.

Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan pihak Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), dalam konferensi pers, Senin (8/7/2019)

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi kerak bumi pada lempeng Laut Maluku," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Dwikorita menjelaskan, gempa ini memiliki mekanisme sesar naik akibat adanya tekanan atau kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur.

Akibatnya, lempeng laut Maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.

Getaran paling kuat dirasakan di Bitung dan Manado.

Baca: Sempat Diwarnai Drama, Amerika Serikat Juara Piala Dunia Wanita 2019, Taklukkan Belanda 2-0

Baca: Mohamed Salah Ketularan Lionel Messi? Tersingkir di Piala Afrika 2019 Pada Hari dan Jam yang Sama

Baca: BMKG Mencatat, Ada 19 Aktivitas Gempa Susulan Pasca Gempa Magnitudo 7 di Ternate

Menurut Dwikorita, guncangan dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI.

Atau dirasakan oleh hampir semua penduduk di mana orang banyak terbangun dan di Ternate III-IV MMI atau dirasakan orang banyak di dalam rumah.

BMKG, tambah dia, hingga saat ini belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan, gempa bumi berpotensi tsunami dengan level waspada untuk wilayah pantai timur Minahasa dan Minahasa Utara bagian selatan.

Sementara itu, BMKG telah mencabut peringatan dini tsunami pada Senin (8/7/2019) pukul 00.09 WIB.

BMKG mencatat, hingga pukul 00.54 WIB, ada 19 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

"Sesuai prosedur, kami terus memonitor mengingat di sekitar episentrum di dasar laut ada beberapa gunung aktif dan batuan rapuh. Dikhawatirkan, getaran gempa bumi menyebabkan longsor."

"Kami juga berkoordinasi dengan PVMBG," ujar Dwikorita.

Sementara itu, seiring dengan dicabutnya peringatan potensi tsunami oleh BMKG, Dwikorita meminta masyarakat kembali ke daerah masing-masing meski harus tetap waspada terhadap gempa susulan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved