Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Tomohon

Kelurahan Rurukan ‘Negeri di Atas Awan’, Tanah Subur, Penghasil Beragam Sayur Mayur

Kelurahan Rurukan di Tomohon, merupakan salah satu perkampungan yang menyimpan keanekaragaman tanaman holtikultura serta tanaman obat-obatan

Penulis: Giolano Setiay | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Giolano Setiay
Keluruhan Rurukan bak Negeri di Atas Awan 

Kelurahan Rurukan ‘Negeri di Atas Awan’, Tanah Subur, Penghasil Beragam Sayur Mayur

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kelurahan Rurukan di Tomohon, merupakan salah satu perkampungan yang menyimpan keanekaragaman tanaman holtikultura serta tanaman obat-obatan.

Hal ini telah berlangsung turun-temurun, dengan pemandangan lereng gunung yang ditata rapi oleh para petani ulet desa tersebut.

Pemanfaatan lahan untuk bertani, selain menjadi keseharian warga Kelurahan Rurukan Tomohon, sudah menjadi lahan untuk mata pencaharian warga setempat.

Desa ini dijuluki "negeri di atas awan". Banyak orang bertanya-tanya dengan julukan yang sering diberikan sebagian masyarakat Kota Tomohon terhadap perkampungan itu.

Secara geografis, desa ini terletak di lembah pegunungan dan berada di lereng Gunung Mahawu. Tanah yang subur dengan tumbuh-tumbuhan yang membuat wilayah ini memiliki ciri khas tersendiri.

Baca: Eman dan SAS Hadiri Acara HUT ke-171 Negeri Rurukan

Baca: HUT Negeri Rurukan, Olly Memasak Bersama Warga

Baca: Jokowi-Maruf Amin Unggul Telak di PSU TPS 5 Rurukan

Bila di pagi hari hawa gunung serta embun pagi yang dihiasi kabut menyelimuti kampung ini, sehingga tak tampak dari kejahuan. Karena itulah dinamakan ‘Negeri di Atas Awan’.

Sejak dari ‘sononya’, laki-laki maupun perempuan sudah diajarkan cara bertani sejak zaman penjajahan dulu. Tak heran bila hanya sekedar lewat di perkampungan ini, kita bisa dimanjakan dengan pesona alam yang dihiasi bentuk lereng gunung yang di tata sedemikian rupa, untuk menanam sayur-mayur yang fresh yang bermacam-macam rupa.

Astrid Watung, satu dari sekian banyak petani sempatkan waktu untuk berbagi pengalaman kepada tribunmanado.co.id, ketika sedang berada di daerah perkebunan itu mengatakan, lahan pertanian tersebut dipakai menaman beragam sayuran.

"Saya punya perkebunan di sini. Lahan saya dipakai untuk bertanam sayur-mayur. Mulai dari Wortel, Labu, Caishin, Terong, Kol dan banyak lagi,” ujarnya.

“Memang sudah sejak lama saya berbisnis sayur untuk dikirim ke berbagai pasar yang ada di Tomohon dan Manado. Saya juga punya pekerjaan tetap sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN),” imbuhnya lagi.

Baca: Bupati Tetty Promosi Modoinding Potato Festival di Kementerian Pariwisata

Baca: 4 Artis Meninggal Saat Acaranya Jadi Tontonan Favorit, 2 di Antaranya Artis Preman Pensiun

Baca: 5 Fakta Seragam Pramugari Lion Air, Ternyata Ini Tujuan Seragamnya Ada Belahan di Samping

Kata dia, di daerah itu, bila punya lahan tapi tak dikelola sama saja dengan mubazir. Jadi untuk mengatur ini semua dia memakai pekerja. Mulai dari memilih bibit tanaman yang bagus, pupuk, hingga cara penanaman yang baik dan benar. Sehingga bila masa panen datang bisa memuaskan.

“Sebelum mendapat pekerjaan sebagai ASN, saya juga ikut bertani di perkebunan saya," tutur Astrid Watung.

Selain menyimpan sejumlah hal menarik, daerah ini memiliki pemandangan yang menakjubkan pula. Berbagai pebisnis mulai melirik wilayah ini untuk berinvestasi dengan nilai yang tinggi. Antara lain dibukanya tempat wisata Bukit Tingtingon dan Puncak Temboan.

Memamerkan pemandangan yang luar biasa sehingga mengundang daya tarik wisatawan baik dalam kota dan turis Asing yang datang.

Energi positif dari wilayah ini, sangat terasa. Kentalnya adat setempat masih sangat terlihat. Penggunaan bahasa daerah (bahasa Tombulu) pun masih digunakan sehari-hari baik orangtua hingga anak muda di perkampungan ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved