Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Begini Tanggapan Polisi soal Video Fadli Zon: Rencana Doa Bersama di Depan Bawaslu

Mabes Polri angkat bicara terkait video Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang beredar di media sosial Twitter. Dalam video itu, Fadli Zon

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun Jabar
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Mabes Polri angkat bicara terkait video Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang beredar di media sosial Twitter. Dalam video itu, Fadli Zon mendukung digelarnya doa bersama pada 29-30 Mei 2019 di depan Gedung Bawaslu untuk mendoakan korban tewas dalam aksi 21-22 Mei 2019 lalu.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya tidak memberikan rekomendasi apabila kegiatan doa hingga demonstrasi akan dilakukan di depan Gedung Bawaslu.

"Mengacu konferensi kejadian demo tanggal 21-22 kemarin itu, sebagai dasar pertimbangan untuk aparat keamanan melakukan suatu kajian tidak boleh memberikan rekomendasi melaksanakan kegiatan demo di depan Kantor Bawaslu," ujar Dedi Prasetyo.

Ia menjelaskan alasan dibalik tidak diberikannya rekomendasi tersebut. Yakni, para koordinator lapangan (korlap) dinilai tidak mampu mengendalikan massanya dan tidak mampu meredam tindakan massanya yang bertindak anarkis.

Menurutnya, hal itu dilihat sebagai pertimbangan. Karena apabila terjadi lagi, akan merugikan seluruh masyarakat DKI Jakarta, dan bukannya satu atau dua orang semata.

"Bukan hanya masyakat yang di sekitar Kantor Bawaslu dan sekitarnya, tapi masyarakat Jakarta yang lain juga terdampak oleh peristiwa tersebut," ujar Dedi.

"Pasal 15, baca Pasal 15 UU No 9 Tahun 1998 itu ada kewenangan aparat kepolisian, untuk bubarkan. Bila mereka melawan berarti ada pasal yang dilanggar, yaitu pasal 311 sampai 318 KUHP," tegasnya.

Baca: Mayoritas Pegawai BUMN dan ASN Pilih Prabowo: Begini Penjelasan Kubu Jokowi

Wakil Ketua DPR Fadli Zon membenarkan adanya rencana menggelar munajat doa bersama untuk para korban meninggal akibat kerusuhan aksi 22 Mei 2019. Munajat tersebut akan diikuti sejumlah tokoh bangsa.

"Rencana dari beberapa tokoh mau mengajak doa bersama, salat gaib dan munajat," katanya.

Menurut Fadli Zon, kegiatan tersebut harus didukung sebagai ucapan duka cita kepada para korban meninggal dunia. Untuk lokasinya, Fadli Zon mengaku belum tahu. Hanya saja berdasarkan informasi yang ia terima, munajat akan digelar di masjid.

Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019.
Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.(NOVA WAHYUDI))

"Ada yang bilang di masjid, saya kurang tahu. Saya kan bukan panitianya. Tapi diminta mendukung, ya saya kira kita mendukung. Apalagi ini dalam rangka munajat, ada 8 yang wafat. Ini kan anak-anak bangsa," paparnya.

Fadli Zon mengaku belum tahu apakah akan hadir dalam acara tersebut. Yang pasti, menurutnya, kerusuhan aksi 22 Mei harus diungkap. Apalagi, mereka yang meninggal masih berusia remaja dan diduga bukan peserta aksi.

"Bahkan ada yang menurut orang tua mereka, bukan peserta aksi. Jadi memang harus diusut," kata Fadli. Sebelumnya, Massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) disebut bakal kembali melakukan aksi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat.

Baca: Prabowo ke Dubai: Ada Sekretariat Parlemen Rusia, AS hingga Jerman

Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang juga tergabung dalam GNKR, Bernard Abdul Jabbar mengatakan aksi doa bersama bakal dilakukan pada Rabu (29/5).

Menurut Bernard aksi dilakukan karena pemerintah dinilainya tidak peduli terhadap korban aksi massa 22 Mei."Sekarang bagaimana enggak peka orang. Berapa korban yang sudah meninggal sementara dari pemerintah sendiri belum ada ucapan bela sungkawa terhadap rakyatnya sendiri yang jadi korban. Makanya sah-sah saja orang doain mereka," kata Bernard.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved