Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Psikologi

Seringlah Mencium dan Memeluk Anak Anda, Manfaatnya Sangat Besar

Pelukan bisa menanamkan rasa percaya diri dan menyampaikan cinta Anda kepada anak-anak Anda.

Editor: Rizali Posumah
istimewa
Ilustrasi memeluk anak 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Pelukan bisa menanamkan rasa percaya diri dan menyampaikan cinta Anda kepada anak-anak Anda.

Pelukan dan ciuman adalah bagian mendasar untuk memastikan bahwa esok anak-anak Anda secara emosional akan kuat dan sehat.

Kenangan terbaik Anda, momen paling hebat, sering kali adalah saat-saat yang mungkin hanya berlangsung selama beberapa detik sambil memeluk seseorang yang Anda cintai.

Kekuatan pelukan dan ciuman untuk anak-anak jauh melampaui bidang fisik.

Ini adalah gerakan cinta yang membantu mereka tumbuh dan mengembangkan harga diri dan rasa aman untuk berinteraksi dengan seluruh dunia.

Pelukan dan ciuman: obat untuk otak

Ilustrasi ibu rumah tangga yang menjalankan bisnis online dari rumah.
Ilustrasi ibu rumah tangga yang menjalankan bisnis online dari rumah. (SHUTTERSTOCK)

Menurut sebuah artikel di jurnal Scientific American, salah satu efek paling mengkhawatirkan dari panti asuhan adalah kurangnya sentuhan dan gerakan emosional lainnya.

Anak-anak yatim mungkin diberi makan dan dirawat dengan baik.

Namun, tidak ada interaksi yang cukup untuk perkembangan yang tepat di otak untuk "percikan" kecil yang akan membantu mereka tumbuh lebih aman.

Anak usia dini adalah waktu yang penting

Ilustrasi
Ilustrasi (Istimewa)

Otak bayi yang baru lahir berada dalam tahap yang haus akan pengalaman, rangsangan, dan emosi.

Ini menggunakan ini membangun koneksi saraf baru, sehingga meningkatkan volume dan menciptakan struktur yang lebih kuat di dalam otak.

Ketika stres, ketakutan, atau rasa tidak aman tinggi, bagian-bagian tertentu dari otak akan memiliki ukuran lebih kecil, seperti hippocampus (bagian yang berkaitan dengan memori dan emosi).

Telah ditemukan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang tertekan imuno, kurang kasih sayang dan kontak fisik, dapat mengembangkan gangguan stres pascatrauma, hiperaktif, harga diri rendah, dan bahkan perilaku agresif.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Development and Psychopathology, ditemukan bahwa di banyak panti asuhan Rumania selama tahun 1980-an, bayi menderita tingkat stres emosional yang tinggi.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved