Pesta Kelulusan Siswi SMK Berujung Maut: Begini Pengakuan Ibu Korban
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw prihatin terhadap kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya siswi
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw prihatin terhadap kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya siswi SMK, Irene Soenarno (17).
Siswi SMK Negeri 1 Manado ini dalam kecelakaan sepeda motor di Jalan AA Maramis, Tamansari Metropolitan, Kelurahan Paniki Bawah, Manado Senin (13/5/2019) tengah 23.00 Wita. Warga Lingkungan I, Kelurahan Paal Dua, Kecamatan Paal Dua, Manado ini dibonceng pacar menggunakan motor. "Kasus (peristiwa) ini sangat disesalkan," kata Wagub.
Harusnya merasakan kebahagianan lulus sekolah malahan menanggung duka kehilangan anggota keluarga. "Saya ungkapkan belasungkawa kepada keluarga korban, " kata dia.
Wagub mengatakan, perayaan kelulusan itu wajar. Ia mengimbau dikemudian hari soal perayaan kelulusan jangaan dengan euforia berlebih, apalagi sampai konvoi. "Mestinya kelulusan dirayakan dengan kegiatan yang lebih kondunsif," kata dia.
Anggota DPRD Sulut, Fanny Legoh menyampaikan sudah sejak lama tradisi perayaan kelulusan ini berlangsung. Biasanya dengan melakukan corat-coret pakaian seragam SMA/SMK.
"Kami juga dulu 35 tahun lalu lulus sekolah coret baju kemudian digantung seragam itu untuk kenang-kenangan," kata Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut ini.
Kapolda Sulut, Irjen Dr R Sigid Tri Hardjanto menyampaikan belasungkawa terhadap Irene. "Kami sangat menyayangkan kejadian tersebut, sejak awal kita sudah mengimbau ke sekolah-sekolah agar tidak ada kegiatan konvoi untuk merayakan kelulusan apalagi di jalan," kata Kapolda Sulut melalui Kabid Humas Polda Sulut Kombes Ibrahim Tompo kepada Tribunmanado.co.id, Selasa kemarin.
Dijelaskan Tompo, alasan mengeluarkan imbauan tersebut karena sangat rawan jika ada aksi konvoi kendaraan bermotor di jalan, rentan menimbulkan potensi kecelakaan lalu lintas dan kamtibmas.
Untuk itulah mengantisipasi kejadian serupa tak terualang kembali, pihak tak akan henti-hentinya mengimbau agar pihak sekolah serta orangtua mengawasi anak. "Isilah dengan hal-hal positif seperti berdoa mengucap syukur, berwisata, atau pergi makan-makan dengan teman-teman," tandasnya.
Edi Sunarno (63), ayah Irene sedih mendengar berita sang putri meninggal. Edi mengatakan, hanya mendengar berita Selasa (14/5/2019) pukul 00.30.
"Terakhir bertemu Irene, waktu 40 hari meninggalnya oma dari Irene, tanggal 23 April lalu," ucap Edi.
Tidak ada firasat, Edi hanya heran dengan ambulans yang sering lewat. "Sebelum mendapat berita, banyak ambulans yang lewat di depan rumah di Gorontalo. Saya pun berkata, kenapa ini ambulans bolak balik,” katanya. Ayah Irene datang dari Gorontalo tiba di rumah duka pukul 16.30. Jenazah Irene rencananya dimakamkan Rabu sore.
Nova Soenarno, ibu korban, sempat heran. Setelah acara penamatan, saat penyerahan bunga, Irene banyak mencium dirinya. "Saya merasa bahagia tetapi heran dengan ciuman yang menurutnya sudah kebanyakan sebelum ke Megamas. Selain itu tidak punya firasat yang lain, bahwa akan ada kejadian seperti ini," ucap Nova.
Kasat Lantas Polresta Manado AKP Risno Luas membenarkan peristiwa itu. "Jadi ada dua sepeda motor yang melarikan diri. Sebelumnya salah satu dari dua motor tersebut menyenggol motor yang ditunggangi korban," ujar Kasat.
Kata dia, motor Suzuki DB 6234 CE yang dikendarai korban Rivaldi Salim (18), warga Lingkungan I, Kelurahan Winangun Satu, Kecamatan Malalayang, sambil membonceng perempuan Irene terjatuh ke aspal.
"Sementara perempuan Irene yang dibonceng terpental ke aspal," kata Luas. Lanjut dia, dua motor yang menabrak tidak jatuh. Mereka melarikan diri dari lokasi kejadian. Irene meninggal dunia di lokasi kejadian akibat luka berat di bagian kepala.
"Sementara lelaki Rivaldi mengalami luka nyeri di bahu, dada serta kedua kakinya lecet," kata mantan Kasat Lantas Polres Minahasa ini. "Unit Laka Lantas sementara mengumpulkan data dari saksi-saksi untuk mencari tahu identitas kedua sepeda motor yang menabrak para korban," tegasnya. (ryo/crz)