Bandara Samrat Alihkan Penerbangan: Begini Kondisi Manado
Hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Sulawesi Utara sejak Sabtu (27/4/2019) hingga Minggu (28/4/2019) siang berdampak
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Sulawesi Utara sejak Sabtu (27/4/2019) hingga Minggu (28/4/2019) siang berdampak pada kelancaran penerbangan dari dan ke Manado
Setidaknya ada empat penerbangan yang terdampak akibat cuaca buruk ini. Angga Maruli, Humas PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado mengatakan tiga penerbangan yang seharusnya tiba di Manado terpaksa dialihkan ke bandara lain, kembali ke bandara asal. Lalu, satu penerbangan dari Manado tidak jadi diberangkatkan.
Pesawat Wings Air IW 1173 Rute Ternate-Manado yang seharusnya landing pukul 08.25 Dialihkan ke Gorontalo.
Kemudian, Wings Air IW 1164 rute Gorontalo-Manado yang sesuai jadwal mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado pukul 08.25 harus kembali ke Gorontalo.
Lalu, pesawat Citilink QG 300 Jakarta - Manado dialihkan ke Balikpapan. Pesawat ini seharusnya mendarat pukul 08. 55. Sementara, Batik Air ID 6279 dari Manado ke Jakarta sesuai jadwal take off pukul 10.00 harus kembali ke apron. Seluruh penumpang kembali ke ruang tunggu sambil menanti informasi selanjutnya.
"Ini semata-mata karena pertimbangan demi keselamatan. Cuaca yang kurang baik menjadi penyebab. Kami akan informasikan untuk update selanjutnya," ujar Angga, Minggu siang.

Wali Kota Vicky: Utamakan Nyawa
Ketinggian air di pos pemantauan DAS Tondano di Dendengan Luar, Kota Manado sudah melewati level waspada, Minggu (28/4/2019).
WARGA di bantaran sungai diminta untuk waspada. Lewat siaran pers, Pemerintah Kota Manado menyatakan, posisi air pada Minggu pukul 11.09 sudah mencapai level waspada.
Semenjak dipantau pada pukul 10.21, air naik signifikan dari 70 sentimeter menjadi 120 sentimeter. "Kepada warga Kota Manado yang berada di bantaran sungai, mohon dapat mengintensifkan komunikasi dengan aparat kelurahan setempat untuk update informasi dan langkah antisipasi. Kami akan update setiap 15 menit," demikian isi penyampaian.
Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengimbau warga untuk mewaspadai cuaca buruk. "Saya imbau warga agar waspada dengan hujan yang terus menerus turun tanpa henti dua hari terakhir ini," kata dia.
Kepada warga yang bermukim di wilayah rawan bencana, dia meminta untuk esktra waspada. Warga dimintanya waspada jika keadaan bertambah parah. "Utamakan dahulu nyawa," kata dia. Vicky meminta para kepala lingkungan (pala) untuk memantau wilayah masing masing dan bekerja sama dengan BPBD. "Jika ada kejadian secepatnya lapor agar bisa ditangani secepatnya," kata dia.
Peringatan dini cuaca ekstrem di Sulut dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulut pada Minggu (28/4/2019) siang. BMKG menerangkan bahwa masih terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat. BMKG: Hujan Siang hingga Malam
Cuaca buruk seperti intensitas hujan ringan hingga lebat dengan durasi yang signifikan terjadi di Sulut. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menyatakan, cuaca buruk terjadi beberapa hari terakhir ini sejak 20 April 2019.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Kelas II Sam Ratulangi Manado, Cariz Kainama menjelaskan, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor di atmosfer. "Faktor regional dan lokal sangat mempengaruhi cuaca buruk beberapa hari ini. Faktor regional yaitu terdapat beberapa wilayah tekanan rendah dan siklon tropis di BBS sehingga massa udara dari Pasifik lebih banyak didorong ke daerah siklon tropis dan pusat tekanan rendah tersebut," terang dia.
Selain itu, kata dia, massa udara dari Asia (Samudera Pasifik) yang terbawa angin bersifat basah. Kondisi di atas teridentifikasi mengakibatkan adanya konvergensi (pertemuan angin), pusaran angin tertutup dan belokan angin di wilayah Sulut sehingga massa udara basah yang terbawa dari Samudera Pasifik mengalami perlambatan.
"Akbatnya, atmosfer menjadi jenuh (tercatat kelembapan per lapisan atmosfer sangat tinggi yaitu 70 sampai 100 persen) sehingga memiliki energi yang kuat untuk pertumbuhan awan-awan penyebab hujan lebat (awan CB)," ujar dia. "Faktor lokal juga turut mempengaruhi kondisi cuaca-cuaca buruk tersebut yaitu topografi wilayah Sulut pada umumnya bergunung atau tidak datar," lanjutnya.