Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ketua TKD Jabar Harap Warga Tegas Menghadapi Hoaks yang Hantam Jokowi-Ma'ruf

Dedi Mulyadi mengatakan siapa pun harus tegas menanggapi segala bentuk hoaks yang beredar, terutama yang terus dituding kepada pasangan Jokowi-Maruf

Editor: Rhendi Umar
Twitter @pramonoanung
Foto Jokowi-Maruf yang akan dipasang di kertas suara 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Maruf Amin wilayah Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan siapa pun harus tegas menanggapi segala bentuk hoaks yang beredar, terutama yang terus dituding kepada pasangan Jokowi-Maruf Amin.

Menurut Dedi, hoaks yang menjadi pembicaraan di publik Jawa Barat, banyak dipercaya oleh masyarakat. Hal tersebut, dinilai mengkhawatirkan jika terus dibiarkan.

"Yang paling banyak kena hoaks itu kelas menengah seperti perkotaan atau yang terdidik. Dulu bicara tematik atau akademis, tapi sekarang harus ngomong yang sebenarnya."

"Karena konsumsi medianya bukan media akademik, jadi berita yang tidak masuk akal dipercaya," kata Dedi, seusai Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji di Monumen Perjuangan, Kota Bandung, Minggu (10/3/2019).

Baca: Adriana Dondokambey Targetkan Jokowi - Maruf Menang Signifikan di Bolmong Raya

Baca: Puji Diri Pernah Gubernur dan Presiden, Jokowi: Jangan Berikan yang Belum Berpengalaman

Dedi mengatakan, salah satu hoaks yang sangat merugikan Jokowi-Maruf Amin adalah dilarang berkumandangnya suara azan.

Menurut Dedi hal itu sangat tidak masuk akal, karena selama pemerintahan Jokowi pun hal itu tidak pernah ada. 

"Apalagi calon Wakil Presidennya Kiai, Wapres sekarang Pak Jusuf Kalla juga orang dewan masjid. Sekarang kebebasan beribadah jalan, tempat-tempat ibadah dibangun dan siapa yang mengatakan pelajaran agama dihapus. Jadi tidak masuk akal tapi dipercaya publik," kata Dedi.

Oleh karena itu, lanjut Dedi,  Jokowi tidak bisa lagi bergaya jawa yang hanya berupa sindiran halus. Namun harus mengatakan apa adanya, dalam meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Maka Jokowi tidak bisa ngomong bahasa sastra lagi, gaya Solo enggak bisa lagi tapi harus bahasa Jakarta," kata Dedi.

Baca: Demi Menangkan Jokowi-Ma’ruf di Jabar, Sahabat Rakyat Indonesia Gencar Lakukan Kampanye

Selain itu, Dedi menambahkan proses pembangunan di Indonesia tidak mudah, termasuk kebudayaan. Maka pemimpin itu harus benar-benar yang memahami secara utuh soal kebudayaan agar identitas bangsa tidak hilang.

"Pemimpin sekarang harus bisa mengelola berbagai aspek keberagaman dan bisa memimpin bukan satu komando saja, tapi juga beragam perbedaan yang ada," ujar Dedi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dedi Mulyadi Ajak Warga Melawan Hoaks yang Hantam Jokowi, Harus Pakai Bahasa Jakarta

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved