Kisah Siswa Pengungsi Erupsi Gunung Karangetang, Dititipkan di Sekolah Lain Meski Tak Pakai Seragam
Roxy Dawid nampak bahagia bermain dengan siswa lainnya di SD GMIST Bethabara Paseng saat jam istirahat, Kamis (14/2/2019)
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: David_Kusuma
Kisah Siswa Pengungsi Erupsi Gunung Karangetang, Dititipkan di Sekolah Lain Meski Tak Pakai Seragam
TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Roxy Dawid nampak bahagia bermain dengan siswa lainnya di SD GMIST Bethabara Paseng saat jam istirahat, Kamis (14/2/2019).
Ia bersama sembilan siswa SD Nazaret Niambangeng lainnya melanjutkan sekolah sementara di situ, lantaran mengikuti orangtua mereka yang mengungsi di shelter Paseng. Bocah ini sudah kelas tiga SD.
Mereka nampak asyik bermain berbaur dengan siswa lainnya seperti sudah kenal sangat lama.
Ia terpaksa bersekolah hanya mengenakan kaos dan sandal, lantaran seragam dan buku pelajarannya tak terbawa saat mengungsi bersama ibunya.
Baca: Ini Kondisi Terbaru Gunung Karangetang, Guguran Lava Masih Terjadi!
Baca: Aktivitas Kegempaan Gunung Karangetang Bertambah Lagi
Baca: 2 Sekolah Bantu Korban Banjir Manado dan Erupsi Gunung Karangetang Via BPBD Kotamobagu
"Seragam ketinggalan saat lari mengungsi dengan ibu," katanya polos.
Sejenak ia merasa terhibur lantaran bersama-sama dengan teman-teman sejawatnya di sekolah tersebut. Namun tetap ada keinginan dirinya untuk bisa kembali sekolah di tempat asalnya.

"Senang juga di sini banyak teman," kata dia.
Ia harus menyesuaikan dengan pelajaran di sekolah GMIST Bethabara Paseng.
Stella Badoa Kepsek GMIST Bethabara Paseng mengatakan, mereka sudah masuk sekolah sejak Senin.
"Mereka tidak menggangu, bahkan sekarang sudah saling akrab. Untuk kelas enam juga ada les pengayaan karena sudah mendekati ujian nasional," ujarnya.
Meski tidak mengenakan seragam, bisa ditoleransi lantaran merupakan pengungsi keadaan bencana alam.
"Ada satu guru pengungsi juga di sini yang membantu proses mengajar," jelasnya.
Baca: Ini Data Valid Jumlah Pengungsi Erupsi Gunung Karangetang
Ada 10 siswa yang merupakan pengungsi yaitu kelas 1 sebanyak tiga siswa, kelas 3 tiga siswa, kelas empat 1 siswa, dan kelas enam 3 siswa.
Winda Unsong guru SD GMIST Niambangeng yang ikut mengungsi membantu proses belajar di SD GMIST Bethabara Paseng.
"Daripada saya diam di pengungsian, lebih baik bantu mengajar di sini, sebab belum kembali ke Niambangeng juga," ujarnya. (amg)