Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ini yang Dibicarakan Dirut BSG saat Telepon Vicky Lumentut

Bank Sulut Gorontalo (BSG) atau Bank SulutGo digoyang isu bakal kolaps. Sejumlah pemerintah daerah (pemda).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/FERNANDO LUMOWA
Direktur Utama BSG, Jeffry Dendeng 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Bank Sulut Gorontalo (BSG) atau Bank SulutGo digoyang isu bakal kolaps. Sejumlah pemerintah daerah (pemda) dikabarkan bakal menyusul Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow yang memindahkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) dari ‘Torang Pe Bank’ ke bank BUMN.

Isu miring itu ditanggapi santai Direktur Utama BSG, Jeffry Dendeng. Ia menepis kabar berseliweran jika BSG akan kolaps. Ia meluruskan soal itu. "Seumpama terjadi. Tentu akan berpengaruh di neraca bisnis kita, target aset dan laba kita berubah," ujar Jeffry kepada tribunmanado.co.id, Kamis (31/1/2019).

Ketika terjadi perubahan neraca, berdampak pada dividen nantinya. "Imbasnya ke laba dan dividen. Kan dividen itu PAD (Pendapatan Asli Daerah)," ujar Dendeng.

Ia menyebut berita yang beredar ada dana Rp 1,2 triliun sekian akan ditarik dari BSG. "Dana itu sangat besar untuk rekening giro pemerintah daerah. Apa ada?" katanya.

Ia berharap pemda tetap mempercayakan dana rutinnya di BSG. Dendeng telah melakukan pembicaraan kepada para kepala daerah.

"Kami minta kalau boleh Bolmong balik lagi. Kotamobagu dan Manado juga tak seperti yang diberitakan," ujar Dendeng. Ia membangun komunikasi rutin. Termasuk dengan ketiga kepala daerah yang disebut-sebut menarik dana dari BSG. "Kita teleponan, tadi malam saja ketemu Pak Wali Kota Manado," katanya sambil tertawa.

Ia enggan menanggapi soal hebohnya rencana penarikan dana beraroma politik. "Kan sudah dijelaskan Pak Gub (Olly Dondokambey). Intinya kita ingin BSG lebih baik," katanya.

Kata Jeffry, BSG meraup laba Rp 350 miliar di tahun 2018. Dendeng mengatakan, nilai laba itu belum final karena masih perlu diaudit. Nilai laba 2018 belum dipastikan naik atau turun karena menanti hasil audit.

"Perkiraan labanya seperti itu, sementara audit oleh akuntan publik. Tapi besar kemungkinan tak jauh dari itu," kata Jeffry didampingi Direktur Pemasaran Mahmud Turuis. Sedangkan transaksi melalui teller naik 12 persen.

Katanya, kinerja Torang Pe Bank tahun lalu secara umum naik dibanding tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari naiknya transaksi perbankan BSG tahun 2018.

Misalnya, untuk jumlah orang yang bertransaksi naik 56,9 persen. Dari sisi nominal transaksi juga naik 17 persen.
Kemudian, dari sisi jenis transaksi dan fasilitas yang digunakan untuk bertransaksi juga naik.

Mesin ATM merupakan fasilitas favorit nasabah BSG untuk bertransaksi. "Makin banyak nasabah bertransaksi nontunai lewat ATM. Tahun lalu naik 64 persen dibanding tahun sebelumnya," ujar Dendeng. Sementara untuk transaksi SMS Banking naik pesat 281 persen.

Kata Jeffry, peningkatan transaksi juga tak lepas dari inovasi pelayanan. Selain adanya aplikasi SMS Banking, BSG mulai tahun lalu menghadirkan kantor layanan BSG Weekend di empat tempat, Mantos, Megamas, Paal Dua dan Calaca. "Layanan di hari Sabtu sangat membantu nasabah kami ada pelayanan di akhir pekan di pusat perbelanjaan pula," katanya.

KINERJA 2018

- Transaksi naik 56,9%

- Nominal transaksi naik 17%

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved