Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tak Perlu Proses, Kadar Emas di Sungai Batang Natal Diklaim Capai Angka 100 Persen

Sungai Batang Natal bukan satu-satunya lokasi penambangan emas ilegal di Mandailing Natal. Di sejumlah lokasi lainnya juga terdapat aktivitas serupa.

Editor: Indry Panigoro
Net
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sungai Batang Natal bukan satu-satunya lokasi penambangan emas ilegal di Mandailing Natal. Di sejumlah lokasi lainnya juga terdapat aktivitas serupa.

Contohnya di Kecamatan Hutabargot. Bedanya, para penambang ilegal di sana mendulang emas dengan cara mengeruk tanah di lereng-lereng perbukitan. Bukan di aliran sungai.

Baca: Inilah Wujud Masjid Besar yang Dibangun Istri Ustadz Maulana sebelum Meninggal Dunia

Baca: 285 CPNS Boltim Segera Kantongi NIP, Jalaludin Minta Handphone Peserta Tetap Diaktifkan

Baca: Sebelum Pesawatnya Hilang Kontak, Pemain Cardiff City Emiliano Sala Sempat Kirimkan Pesan

Perbedaan lainnya terletak pada proses pengolahan. Di Sungai Batang Natal, para penambang biasa menggunakan mesin dompeng untuk menyedot material pasir serta kerikil di sungai.

Kemudian, material tersebut diproses mengunakan alat yang menyerupai piringan yang terbuat dari kayu. Mereka biasa menyebutnya 'dulang'.

Alat ini berfungsi memisahkan antara emas dan material lainnya seperti pasir dan kerikil atau bijih besi. Sedangkan proses pemisahan unsur emas menggunakan dulang biasa mereka sebut 'mangalimbang' atau 'menggore'.

Namun jangan salah, proses ini tidak semudah seperti yang dibayangkan. Perlu penguasaan teknik serta ketangkasan agar berhasil menggunakan alat tersebut.

Beralih ke Hutabargot, para penambang di sini menggali tanah di lereng perbukitan yang diperkirakan mengandung emas.

Hasil penggalian itu kemudian akan dibopong para pekerja ke tempat pengolahan. Artinya, prosesnya tidak langsung dilakukan di lokasi tambang. Mereka membawanya ke tempat yang biasa disebut "gelondongan'.

Baca: Video Ketika Cewek Cantik nan Seksi Jesika Amelia Kecelakaan Saat Ikut Balapan Liar

Di gelondongan inilah bebatuan atau tanah yang sebelumnya diangkut dari lubang tambang di lereng perbukitan tersebut diproses.

Untuk memisahkan emas yang menempel pada material itu, para penambang biasa menggunakan zat mercury atau biasa mereka sebut quick.

Perbedaan yang paling menarik antara dua lokasi pertambangan ini adalah kandungan atau kadar emasnya. Kadar emas yang dihasilkan dari Sungai Batang Natal lebih tinggi ketimbang kadar emas hasil penambangan Hutabargot. Bahkan, kadar emas di sungai tersebut mencapai 95 persen hingga 100 persen.

Sedangkan di Hutabargot biasanya hanya berkadar 60 persen sampai 70 persen.

Baca: Besok Ada Temu Teknis Legislative Expo di Wisma Montini

"Emas di sini lebih bagus. Kadarnya 99 persen sampai 100 persen. Kadarnya lebih baik dari di Hutabargot, kalau di Hutabargot paling 60 persen sampai 70 persen," kata seorang mantan penambang, K Nasution, saat ditemui di Simpang Gambir, Kecamatan Lingga Bayu, Mandailing Natal, Sabtu (19/1/2019).

Tidak seperti di Hutabargot, emas yang berasal dari Sungai Batang Natal berbentuk serpihan. Jika beruntung, para penambang akan mendapat bijih emas yang berukuran lebih besar. Bentuknya bisa seperti kerikil bebatuan sungai.

"Kalau di sini tidak ada istilah digembos (proses pembakaran sebelum menjadi emas) atau pakai air raksa. Karena di sini itu sudah langsung emas murni yang kita dapat," kata Nasution.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved