Tak Perlu Proses, Kadar Emas di Sungai Batang Natal Diklaim Capai Angka 100 Persen
Sungai Batang Natal bukan satu-satunya lokasi penambangan emas ilegal di Mandailing Natal. Di sejumlah lokasi lainnya juga terdapat aktivitas serupa.
Seorang pengusaha toko emas yang sengaja tidak dituliskan namanya, membenarkan ucapan K Nasution. Katanya, kandungan emas dari Sungai Batang Natal jauh lebih bagus ketimbang emas yang berasal dari Hutabargot.
Baca: David Kena Tikaman di Pinggang saat Hadiri Acara Hari Ulang Tahun
"Kalau itu pasti lah. Karena kalau dari sungai Batang Natal itu dia langsung berbentuk bijih emas. Warnanya langsung emas, tidak melalui proses penggembosan lagi," katanya saat ditemui di Padangsidimpuan, Minggu (20/1/2019).
Pengusaha tersebut tak memungkiri adanya risiko bila menampung emas yang diketahui berasal dari penambangan liar atau ilegal. Termasuk yang berasal dari Sungai Batang Natal.
"Kadang takut juga. Karena itu kan memang dilarang ya. Tapi kalau saya selama ini memang tidak menemui masalah," katanya.
Baca: BPJS Kesehatan Tak Gratis Lagi! Ini Rincian Biaya untuk Berobat
Berdasarkan penelusuran Tribun Medan, emas-emas hasil penambangan di Sungai Batang Natal biasa dijual oleh para penambang kepada tauke atau pengepul yang juga warga setempat.
Namun tak jarang di antara penambang yang juga langsung menjual emasnya ke Panyabungan ataupun Padangsidimpuan.
Di level pengepul, pasaran emas Sungai Batang Natal dipatok seharga Rp 505 ribu hingga Rp 508 ribu untuk saat ini.
"Kalau mau jual ada banyak di sini yang mau menampung (pengepul). Tapi ada banyak juga penambang yang langsung jual ke kota," kata seorang warga Simpang Gambir, Kecamatan Lingga Bayu, F Lubis.
Kekayaan Sungai Batang Natal akan emasnya telah merubah nasib sejumlah warga setempat. Beberapa penambang berhasil menjadi kaya. Namun tak jarang di antaranya juga tidak seberuntung itu. Bahkan bisa disebut merugi.

"Abang ipar saya salah satunya. Kebetulan dia punya lahan di dekat sungai. Waktu musim-musimnya dulu, dia menyewa alat berat untuk mengeruk lahan. Dia dapat emas banyak di situ, mungkin sudah hitungan kilo-an. Saat ini rumahnya sudah besar, mobilnya sudah banyak. Padahal dulu cuma sopir tukang angkat kerikil," kata warga Simpang Gambir, G Siregar.
G Siregar menambahkan, puncak antusias penambangan emas di Sungai Batang Natal terjadi beberapa tahun lalu. Saat sedang heboh-hebohnya, sejumlah bahkan warga rela banting stir dan melakoni pekerjaan sebagai penambang emas di sungai.
Bagi yang memiliki lahan atau kebun, tak jarang dari mereka juga beralih menjadi penambang. Mereka menggali lahan tersebut dengan harapan menemukan emas.
"Ada di sini yang punya kebun sawit dan di lahannya itu katanya ada emas, langsung digali. Ada yang beruntung dapat banyak, ada juga yang tidak dapat apa-apa. Kalau di sini biasanya sistem bagi hasil antara tauke, pemilik alat dan penambang," kata G Siregar mengakhiri.
(nan/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kadar Emas di Sungai Batang Natal Diklaim Capai Angka 100 Persen, Tak Perlu Proses, Siap Jual, http://medan.tribunnews.com/2019/01/23/kadar-emas-di-sungai-batang-natal-diklaim-capai-angka-100-persen-tak-perlu-proses-siap-jual?page=all.