Berita Viral
10 Perkelahian Siswi Pernah Hebohkan Sulut - Rebutan Pacar, Saling Ejek, hingga Berujung Penikaman
Data yang dirangkum Tribunmanado.co.id sejak 2014 hingga terbaru 2019, kasus yang melibatkan antar sesama pelajar itu terus terjadi disetiap tahunnya.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Seperti tak ada habisnya, lagi, kasus perkelahian antar siswi kembali terjadi di Sulawesi Utara (Sulut).
Data yang dirangkum Tribunmanado.co.id sejak 2014 hingga terbaru 2019, kasus yang melibatkan antar sesama pelajar itu terus terjadi disetiap tahunnya.
Hal inipun membuat warganet di Bumi Nyiur Melambai Sulut geger.
Berikut rangkuman 10 berita perkelahian antar siswi yang menghebohkan di Sulut dari 2014 hingga awal 2019.
1. Gara-gara Rebutan Pacar, Siswi SMP N 3 dan SMP N 5 Manado Baku Hantam
Keduanya terlihat adu mulut.
Kejadian itu disaksikan oleh teman-teman keduanya yang menonton aksi perkelahian itu sembari memotret dan memvideokan peristiwa tersebut dan mengunggahnya ke media sosial pada Rabu, 13 September 2017. Kedua siswi yang berkelahi itu tercatat sebagai siswi SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 3 Manado.
"Peristiwa yang terjadi ini memang satu peristiwa yang kita semua pasti tidak inginkan terjadi, tapi kenyataannya sudah terjadi, dengan demikian maka kami dari pihak sekolah tentu berbagai langkah yang kami ambil setelah peristiwa itu terjadi, terutama kami berupaya mendata anak-anak tersebut yang terlibat didalamnya," kata Hans Labuha, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMP Negeri 5 Manado, Jumat (15/9/2017).
Baca: Gisella Anastasia Dikabarkan Dekat dengan Mischa Chandrawinata: Namanya Jodoh Enggak Ada yang Tau
Dari hasil investigasi yang dilakukan, ada 25 orang yang datang di lokasi perkelahian, baik yang hanya sebagai penonton maupun yang terlibat langsung, dan dari 25 orang siswa itu diklasifikasikan lagi sehingga tingkat sanksinya akan berbeda-beda sesuai tingkat kesalahan atau perbuatan yang dilakukan, dan dari yang ada, ternyata ada lima orang yang butuh penanganan secara khusus dan pembicaraan lebih jauh.
Salah seorang dari lima siswi tersebut adalah sebagai pelaku utama dalam perkelahian, sedangkan siswi lannya berperan mengambil gambar dalam kejadian itu, seorang siswi lainnya yang mengunggah ke media sosial dan dua orang siswi lainnya bertindak sebagai provokator sehingga terjadi perkelahian.

"Karena kami percaya orangtua mengantar anak, menyekolahkan di lembaga kami ini dipercayakan untuk kami mengajar, mendidik dan membina mereka, tetapi selama proses ternyata ada beberapa hal yang menjadi pengalaman bersama, ada siswa yang benar-benar dapat dibina dengan baik tetapi juga sebagian siswa yang tidak mendengar pembinaan-pembinaan maupun pendidikan yang diberikan kepada anak-anak ini," lanjut Hans.
Akhirnya pihak sekolah memutuskan ke lima siswa tersebut dikembalikan kepada orangtua supaya orangtua membina lebih jauh di rumah kemudian mencari lembaga pendidikan lain untuk menyekolahkan anak mereka.
"Pihak sekolah siap melayani orangtua, kebutuhan apapun untuk maksud tersebut. Jadi intinya kalau mereka memilih satu lembaga, kami siap untuk memberikan surat pengantar ataupun surat pindah ke lembaga lain," pungkasnya.
Berbeda dengan pihak SMP Negeri 5 Manado yang memberhentikan siswanya, pihak SMP Negeri 3 sendiri belum memberikan sanksi terhadap 7 orang siswanya yang terlibat.
"Kami sudah membentuk tim yang terdiri dari wali kelas yang lama dan yang baru, wakil-wakil dan BK untuk menyelidiki masalah perkelahian tersebut. Nanti sesudah tim ini selesai merumuskan baru ada keputusannya. Ada 7 orang yang terlibat, kita tunggu saja dan kami akan memanggil orangtua mereka," ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Manado, Elisabeth Mononutu.
Kapolsek Modoinding Iptu Suradiman saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa pihaknya langsung mendatangi TKP saat menerima informasi dari para guru.
TKP nya di SMP Negeri 2 Modoinding, dimana sebanyak sepuluh siswa terlibat dalam aksi perkelahian yang disebabkan oleh selisih paham,” ungkap Kapolsek.
Para siswa ini pun segera dibawa di kantor Polsek Modoinding untuk diamankan dan dilakukan pembinaan mental.
Usai menjalani proses pembinaan, seluruh siswa dan orang tuanya dipersilahkan untuk pulang ke rumah masing-masing setelah menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut.
Kepala SMKN 2 Manado, Robyn Koloawai MPd mengatakan, dia baru mengetahui video tersebut Kamis (12/4/2018) pagi.
Kata Robyn, saudara dari RM, yakni S dan juga adalah teman AP membuat keduanya sampai bertengkar dan didukung teman-teman yang lain.
“Memang video perkelahian jadi viral setelah diunggah AP pertama kali di facebook,” ungkapnya.
Baca: Arti Nama-nama Desa dan Kecamatan di Manado, Tumumpa: Turun Sambil Melompat, Tingkulu Baku Dukung
Lanjut Koloway, pada Kamis (12/04/2018) keduanya sudah diperdamaikan pihak sekolah dengan menuliskan surat peryataan yang ditandatangani keduanya.
“Saya tadi pagi langsung menuju rumah siswa dan membawa ke SMKN 6 Manado untuk melakukan perdamaian antar kedua siswa,” katanya.
Sanksi siswa tersebut akan ditarik dari lokasi tempat praktek dan akan dibina di sekolah.
Untuk itu, Kapolsek meminta para orang tua agar menghimbau putra-putri nya untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum.
"Ini harus menjadi perhatian kita bersama khususnya untuk para orang tua agar lebih mengawasi anak-anak dalam pergaulan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama," pinta Taufiq.
Diketahui perkelahian tersebut terjadi di Lorong buntu dekat salah satu sekolah ternama di Manado pada Selasa (10/4/2018) antara RM (16) warga Pineleng dan AP (16) warga winangun.
Video perkelahian tersebut diunggah di Media Sosial dan menjadi Viral serta menuai beragam komentar.
Kasus geng dalam lingkungan sekolah kembali terungkap setelah tiga siswi SMK Negeri 3 Manado, Anrose Pangkey, Jein Rarobong dan Mega Rampala, menjadi korban penganiayaan oleh sesama teman siswi lainnya, Senin (24/02/2014) kemarin.
Akibat penganiayaan ini, seorang korban, Mega harus menjalani rawat inap di Rumah Sakit Lembean Minut.
Kasus ini terungkap ketika salah satu orangtua korban Mega, Sonya melaporkan peristiwa tersebut ke Mapolresta Manado, Selasa (25/2/2014) sekitar pukul 09.00 Wita. Ia mengatakan akibat penganiayaan tersebut anaknya, Mega harus menjalani perawatan di Rumah Sakit.
Baca: 10 Pekelahian Siswi yang Hebohkan Sulut - Salah Satunya Geng Sekolah Keroyok 3 Siswi SMK N 3 Manado
"Saya kecewa anak saya sudah berdarah, kita datang kesini sebagai korban. Apalagi kejadian ini sudah berulang kali terjadi. Pihak sekolah malah membiarkan para pelaku ketika kami kemarin melakukan komplain," kata Sonya ketika berada di SMK Negeri 3 Manado.
Mega mengalami luka di bagian telinga dan kepalanya lebam, sementara Jein mengalami lebam di pipi bagian kiri sementara Annrose mengalami lebam di lengan kanan.
"Mereka banyak sekali ada satu geng, ada yang lempar pakai kursi ini sudah luka lebam di kita pe tangan. Kita cuman menegur pa dorang karena standar rok seperti model SD. Itu kan nyanda boleh, mereka ba lewat kita bilang itu, nyanda pantas ada pake," ujar Annrose.
Menurut Annrose rupanya teguran tersebut tidak diterima dengan baik anak geng tersebut. Penganiayaan pun akhirnya terjadi, di dalam ruang tata boga tersebut. Ia menambahkan pelaku pemukulan satu geng tersebut adalah anak kelas II. Pelaku pemukulan tersebut, NG, TJK, PK, MP, VR dan CR.
Sementara itu, petugas SPKT Polresta Manado mendatangi SMK Negeri 3 Manado untuk meneruskan laporan tersebut. Dua pelaku kemudian dibawa ke Mapolresta Manado untuk diperiksa lebih lanjut.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 3 Manado, James Senewe, saat ditemui di ruangannya, membantah adanya geng siswa di dalam sekolahnya. Ia mengatakan, akan melihat kasus ini lebih lanjut.
"Tidak ada sistem geng, kalau ada pelanggaran kita akan lihat. Bagi saya tidak ada geng, kalau anak itu melakukan dua kali pemukulan kita langsung tertibkan panggil orangtua dan dikembalikan," tutur James.
Ia menambahkan kasus ini akan dilakukan pembinaan lebih lanjut dan pelaku akan dilakukan koordinasi dengan para orangtua masing-masing.
"Kasus ini kita akan mengawal dan kita akan melihat anak-anak ini apakah mereka ini nakal atau tidak. Perstiwa kemarin, kondisinya kita sementara ujian praktik dan kita ada rapat dengan guru. Setiap pelanggaran akan diberikan sanksi," ungkapnya.
Sudah tiga kali sejumlah siswa dari SMK Cokroaminoto dan SMKN 1 Kotamobagu saling jaga dan saling memanas manasi satu dengan yang lain.
Sejak Jumat pekan lalu, Senin, dan Kamis pekan ini Jalan Zakaria Imban Kelurahan Molinow menjadi saksi kejadian tersebut.
Hingga Jumat (30/11/2018) situasi di Jalan Zakaria Imban terpantau seperti biasa. Aktivitas masyarakat pengendara pengguna jalan berjalan dengan baik.
Begitu juga aktivitas belajNamun penjagaan ketat dari kepolisian juga terlihat di pagi hari dan waktu pulang sekolah.
Denis Paluda satpam SMKN 1 Kotamobagu juga tampak berjaga-jaga di depan sekolah.
Pria 23 tahun asal Desa Poyowa Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan ini selalu melihat aksi saling jaga dua kelompok siswa.

"Iya sudah tiga kali sejak Jumat pekan lalu, Senin, dan Kamis terjadi dua kelompok siswa saling memanas manasi," ujar dia.
Denis mengatakan pada Jumat pekan lalu ada sekelompok siswa datang, dan saling jaga di Jalan Zakaria Imban. Sempat terjadi saling kejar lalu bubar karena ada polisi.
"Sekitar satu jam setengah dua kelompok siswa saling jaga di Jalan Zakaria Imban," ujar dia.
Hal serupa terjadi lagi tiga hari kemudian yakni pada Senin. Waktu itu Denis mengaku ikut mengamankan aksi dua kelompok siswa.
"Waktu itu sudah jam pulang sekolah, saya kebetulan berada di tengah-tengah siswa SMKN 1. Saya waktu itu berjaga di depan sekolah kemudian datang siswa dari sekolah lain. Saya hanya mengamankan siswa SMKN 1. Saya minta mereka agar masuk ke dalam sekolah.
Namun memang saya sudah membawa kayu, untuk menakuti siswa dari luar yang datang membawa batu," ujar Denis.
Denis mengatakan kejadian serupa berlanjut pada hari Kamis siang.
Padahal saat itu sementara digelar jalan sehat dalam rangka HUT ke-72 di Langowan yang dipusatkan di pusat kota Langowan.
Tawuran tersebut diduga melibatkan siswa dari empat sekolah di wilayah Langowan."Kami sudah amankan 12 siswa dari empat sekolah tersebut," jelas Iptu Mardy Tumanduk Kapolsek Langowan.
Ia menjelasakan, tawuran terjadi hanya karena masalah sepele.
Baca: Terekam CCTV, Video Detik-detik Siswi SMK di Bogor Tewas Ditusuk Pria Bertato
Menurutnya saat ini para siswa tersebut sementara diperiksa untuk mengetahui apa sebenarnya yang menjadi penyebab tawuran tersebut mungkin ada dendam antar siswa sekolah atau lainnya.
"Kami sudah minta orang tua dan pihak sekolah datang kemari untuk bicarakan, apakah akan dikembalikan ke rumah atau ditahan dulu, dan nanti hari Minggu kami akan bawa ke gereja," jelasnya.
Lantaran menurutnya para siswa ini masih memiliki masa depan panjang dan bisa diubah perilakunya melalui pembinaan di tempat ibadah.
Peristiwa itu terjadi di tempat Futsal yang terletak di jalan Siswa Kelurahan Madidir Ure Lingkungan II Kecamatan Madidir. Tribunmanado.co.id yang berada tak jauh dari tempat kejadian menyaksikan aksi baku hantam tersebut. Beberapa orang siswa yang mengenakan seragam Pramuka menyerang seorang siswa dari sekolah yang berbeda.
Peristiwa itu bermula saat dua kelompok siswa dari dua sekolah berbeda saling 'undang' di halaman tempat Futsal. Kelompok siswa dari SMAN 2 Bitung lebih dulu tiba kemudian menyusul dari SMAN Don Bosco Bitung yang datang menggunakan motor.
Bahkan pohon kecil didepan tempat bermain Futsal menjadi bulan-bulan seorang siswa yang di pukul oleh sekitar lima orang siswa, bahkan ada seorang siswa yang sempat tersungkur jatuh ke aspal.
Baca: Alasan Pengusaha Pilih Vanessa Angel Ketimbang Artis Lain - Ternyata Pengusa Suka Angel karena Ini
Akibatnuya ruas jalan Siswa ramai dengan aksi kejar-kejaran antara dua kelompok siswa yang baku hantam, hingga situasi sempat terhenti saat beberapa siswa dari SMAN 2 Bitung kabur dengan menggunakan kendaraan lalu kembali dengan membawa 'orang kampung' atau pemuda-pemuda sekitar tempat kejadian perkara.
Mereka balik mengejar kelompok siswa dari SMA Don Bosco Bitung hingga masuk kedalam sebuah jalan disamping tempat Futsal, hingga sempat terjadi baku hantam lagi sebelum datang guru SMAN 2 Bitung melerai baku hantam itu.
"Dorang lebe dulu pukul pa torang pe tamang dari SMA Don Bosco," koar siswa wanita asal SMAN 2 Bitung di tempat kejadian. Aksi saling baku pukul antara dua siswa itu sempat disaksikan oleh Ibu Nona pemilik warung kecil yang berada di lokasi baku hantam, membuatnya harus ikut menghentikan baku hantam siswa dengan cara marah-marah sambil memegang sebilah balok.
"Perkelahian antar siswa atau pemuda seperti ini akan muncul kasus-kasus panah wayer dan peristiwa penikaman akibat saling baku pukul dan berkelahi satu dengan lainnya," tutur Nona di lokasi kejadian.
Atas kondisi tersebut membuatnya diselimuti perasaan was-was mengingat lokasi tempat tinggalnya dekat dengan dua sekolah SMAN 2 Bitung dan SMPN 2 Bitung, dimana pada saat jam keluar sekolah anak-anak SMP dan SMA terkumpul juga dari sekolah lain sering datang sehingga menimbulkan rasa tak aman akan muncul perkelahian.
8. Pelajar SMA Tikam Pelajar SMP, Korban Nyaris Tewas,
Pelaku menikam korban pada perutnya dengan sebilah pisau. Ceritanya, pelaku lewat di depan SMP. Disana terdapat korban dengan beberapa temannya.
Korban lantas menegur pelaku yang gas motor dengan keras .Pelaku berlalu namun balik lagi. Ia mencari korban lantas menantangnya berkelahi.
"Ia sudah diamankan di Polres," kata dia. Dikatakan Ronny, pihak Polres juga sudah mengantisipasi dampak sosial dari kejadian tersebut.
Gara-gara knalpot racing, 2 (dua) siswa SMK N. 1. Tompasobaru berkelahi saat jam sekolah usai pada siang tadi, (15/09/2017). Tim Patroli Polsek Tompasobaru yang sedang berada di seputaran lokasi sekolah pun segera mengamankan kedua siswa tersebut.
“Kedua siswa SMK yang berkelahi MT (Mario) dan RM (Rival), langsung kita amankan dan dibawa ke Polsek untuk dimintai keterangan,” ungkap Kapolsek Tompasobaru AKP Verry Liwutang.
Diketahui MT (Mario) dan RM (Rival) berkelahi karena salah paham akibat salah satu diantara keduanya membunyikan sepeda motornya dengan nyaring. Diawali dengan perselisihan adu mulut, keduanya pun menunjukan skil bela dirinya dengan berkelahi.
“Sudah kami damaikan, dibuatkan surat pernyataan kemudian kami mengundang orang tua dan wali kelas datang menjemput mereka untuk pulang ke rumahnya masing-masing,” tutup kapolsek
10. Heboh Video Perkelahian Siswi SMP, Kadispora Minsel: Saya Dapat Kabar Ada Kakak Beradik Juga
Sebuah video perkelahian dua siswiSekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi viral di media sosial, pada Rabu (09/01/2019)
Tak diketahui kapan dan di mana peristiwa tersebut terjadi.
Namun, video itu sudah dibagikan oleh beberapa akun Facebookke grup Tim Paniki Polresta Manado sudah menjadi viral dan terus mendapat komentar dan dibagikan banyak warganet.