Profil Queen Lombok, Atlet asal Manado, Peraih Medali Emas Anggar Sabel Putri Porprov Sulut 2025

Ringkasan Berita:

• Profil Queen Yiska Lombok.
• Atlet cantik asal Manado yang sabet medali emas cabor Anggar Sabel Putri Porprov Sulut 2025.
• Selain atlet, Queen merupakan mahasiswi Fakultas Teologi, Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Atlet anggar muda asal Kota Manado, Sulawesi Utara beraa lengkap Queen Yiska Lombok, berhasil meraih medali emas Sabel Perorangan Putri dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Sulawesi Utara yang digelar di Kota Manado.

Di bawah binaan pelatih Reffly Hendra Tarega, Queen tampil percaya diri dan mendominasi pertandingan hingga memastikan posisi tertinggi di podium.

Seusai pertandingan, Queen mengaku kemenangan ini merupakan buah dari kerja keras dan proses panjang yang ia jalani bersama tim dan pelatih.

“Sejak awal saya sudah sangat siap dan semangat. Saya ingin membuktikan setiap proses dan kerja keras selama latihan bersama Coach Hendra Tarega. Dengan segala pengorbanan akhirnya semua terbayar dengan hasil yang baik," ucap Queen sapaan akrabnya.

Atas keberhasilan ini, Queen tak lupa menyucap syukur kepada sang pencipta.

"Puji Tuhan atas tuntunannya, saya bisa membawa Kontingen Kota Manado meraih emas di nomor sabel putri,” ungkap Queen.

Diketahui, Queen merupakan mahasiswi Fakultas Teologi, Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT).

Setahun lalu, tim TribunManado.co.id sempat mewawancarai Queen Yiska Lombok.

Tepatnya, saat Queen sedang menjalankan tugas Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) di Jemaat GMIM Bukit Hermon, Desa Kinaleosan, Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

Kala itu, Queen berstatus mahasiswi semester 4.

Ketika diwawancarai, Queen menceritakan pengalamannya saat PPl di Desa Kinaleosan.

"Saat datang ke Desa Kinaleosan, awalnya terkejut karena tidak ada jaringan," kata perempuan yang bercita-cita menjadi Pendeta.

Pemilik akun Instagram bernama @queenlombok menyebut, setelah berbaur dengan semua Jemaat ternyata banyak sekali orang baik.

"Selama tinggal di Desa Kinaleosan banyakborang baik, jemaat GMIM atau tidak, kami tqk pernah rasa lapar," ungkapnya.