Terobos Ombak Demi Ikut UNBK, Kisah Sekolah bagi Anak Kepulauan
Kala itu cuaca buruk, ombak tinggi menerpa kapal kami, anak anak menangis, tapi kami tetap bertekad mengarungi lautan demi mengikuti UNBK di sekolah
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pengalaman itu masih membekas dalam ingatan, Grace Rompas, Kepsek SMP Negeri 1 Tatoareng Kabupaten Sangihe.
Ia gemetar saat menceritakannya pada Tribunmanado.co.id, Rabu (07/11/2018) saat ditemui di Dinas Pendidikan Sulut.
Baca: Gempa Sangihe, Jembatan Menuju SMA Tatoareng Ambruk, Siswa ke sekolah dengan Cara Mendaki
"Kala itu cuaca buruk, ombak tinggi menerpa kapal kami, anak anak menangis, tapi kami tetap bertekad mengarungi lautan demi mengikuti UNBK di sekolah seberang pulau," kata dia.
Sebut Rompas, semua siswa dan guru kompak menyanyikan lagu rohani demi menguatkan iman saat melalui gelombang tinggi.
Ironisnya tahun depan pengalaman buruk itu bisa saja berulang.
"Tahun depan kami belum bisa menyelenggarakan UNBK karena belum ada komputer, sinyal internet juga masih parah, jadi kemungkinan kami akan kembali mengarungi lautan ganas demi bisa mengikuti UNBK, " kata dia.
Baca: Ketua KPAI Kunjungi Polresta Manado
Rompas mengaku mengupayakan sekolahnya tetap ikut UNBK meski tidak punya sarana penunjang.
Bukan semata karena suatu keharusan, tapi lebih pada niat memajukan pendidikan.
"Pokoknya mereka harus ikut UNBK, tak ada alasan untuk hanya ujian kertas pensil," ujarnya.
Dibeber Rompas, kehidupan para siswanya lekat dengan lautan.
Para siswa yang berasal dari lima gugusan pulau di tatoareng pergi ke sekolah dengan menggunakan perahu.
Baca: Sakina Akui Bolsel Kekurangan Tenaga Guru PAUD
"Makanya kami tak mematok siswa masuk jam 7 karena mereka waktu kedatangan mereka tidak pasti," katanya.
Jika angin barat, ungkap dia, sebagian siswa tak ke sekolah dikarenakan ombak begitu tinggi.
Sejumlah prestasi diukir sekolah itu justru dalam keterbatasan tersebut.
Baca: Kadis PU: Proyek Nasional Jalan Terus
"Kami meraih juara 1 lomba renang provinsi serta lari," kata dia.
Dia meminta pihak terkait agar bisa memberikan bantuan untuk sarana dan prasarana sekolah yang sangat terbatas.
"Sekolah ini adalah harapan bagi siswa dari lima kepulauan, banyak diantara mereka yang dibebaskan dari kebodohan, angka putus sekolah menurun semenjak ada sekolah ini, lulusannya sudah banyak yang berhasil, " kata dia. (art)