Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Narapidana

Mengaku Menyesal, Ini Alasan Fadli Torindatu Membunuh Pasangan Pendeta di Malalayang pada 2009

Fadli Torindatu, narapidana kasus pembunuhan pasangan pendeta di GPdI Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, pada Sabtu (25/4/2009) silam,

Penulis: Nielton Durado | Editor: Aldi Ponge
KOLASE TRIBUNMANADO/NIELTON DURADO
Fadli Torindatu 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Fadli Torindatu, narapidana kasus pembunuhan pasangan pendeta di GPdI Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, pada Sabtu (25/4/2009) silam, mengungkapkan motifnya membunuh korban.

Fadli divonis penjara seumur hidup karena membunuh pasangan pendeta GPdI Petra Malalayang II,, Frans Koagow (64) dan Femmy Femmy Kumendong (72), yang ditemukan tewas mengenaskan, di kediaman mereka, Malalayang 2 Lingkungan 3, Manado

Baca: Fadli Torindatu, Pembunuh Pasangan Pendeta di Malalayang Ajukan Grasi dan Rindu Anaknya

Ditemui tribunmanado.co.id, di Lapas Manado, pada Minggu (26/8/2018), mengaku pembunuhan tersebut dilakukan karena terpaksa untuk membiayai persalinan istrinya. Namun kemudian, dia dicerikan istrinya pada 2013.

"Sangat kecewa (terhadap istri), karena saya masuk penjara juga cuma ingin agar dia ada biaya lahiran. Tapi ternyata akhirnya seperti ini (cerai)," bebernya.

Baca: Polsek Bunaken Amankan 67 Botol Cap Tikus Dari Berbagai Warung

Setalah diceriakan istrinya pada 2013. Dia tak tak bisa bertemu dengan kedua anaknya lagi. Kini dipikirannya hanyalah dua buah hatinya.

"Mungkin sekarang marganya sudah diganti, tapi mereka selalu ada dalam doa saya setiap di masjid," tegasnya.

"Satu bulan setelah ibu mengantar dua anak saya kesini, tiba-tiba istri menjenguk dan meminta saya menandatangani surat cerai," ujarnya 

Ia mengaku, sangat marah menerima surat cerai itu, tapi tetap ikhlas.

"Sempat marah tapi saya pikir itu tak ada gunanya," ujarnya.

Fadli Torindatu
Fadli Torindatu (TRIBUNMANADO/NIELTON DURADO)

Diperintah

Kening Fadli Torindatu tampak mengkerut ketika menceritakan aksinya yang tega menghabisi nyawa dua pendeta di Kecamatan Malalayang pada tahun 2010 lalu.

Pria bertato tersebut menarik nafas panjang ketika hendak menceritakan kejadian kelam waktu itu.

"Saya lakukan itu karena tekanan hidup," ujar Fadli dengan nada pelan

Baca: Usai Divonis Seumur Hidup, Fadli Torindatu Digugat Cerai Sang Istri, Begini Curhatan Pilunya!

Matanya tampak kosong menatap ke jendela ketika ingin melanjutkan cerita tersebut.

"Istri saya waktu itu sudah hamil tua, dan saya tak punya biaya untuk membawanya ke puskesmas ataupun rumah sakit," beber dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved