Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Populer

Populer Sulut: Jadwal Mati Lampu Hari Ini, Harga Telur Ayam Naik, Cerita Seorang Penderita HIV/AIDS

Sejumlah berita dari Sulawesi Utara (Sulut) menarik perhatian pembaca pada Jumat (21/11/2025).

tribunmanado.co.id
BERITA POPULER - Sejumlah berita dari Sulawesi Utara (Sulut) menarik perhatian pembaca pada Jumat (21/11/2025). Mulai dari jadwal pemadaman listrik, harga telur ayam yang mulai mengalami kenaikan, hingga cerita seorang penderita HIV/AIDS. 

“Kemungkinan masih bisa naik, tapi tidak akan tembus Rp 100 ribu per baki,” katanya.

Kenaikan ini turut dirasakan pembeli, Nensi Wuisan. 

Ia mengaku sudah mengetahui adanya tren kenaikan karena rutin berbelanja ke pasar.

“Harga telur memang lagi naik, makanya saya mulai nyetok. Biasanya beli 1–2 baki dulu,” ujarnya.

Nensi mengatakan telur menjadi bahan penting di rumahnya, terutama menjelang perayaan Natal untuk membuat makanan seperti telur balado hingga berbagai jenis kue.

Baca selengkapnya

3. Cerita Seorang Penderita HIV AIDS di Sulut, Tetap Tegar Demi Anak meski Dijauhi Warga hingga Sahabat

Jumlah penderita HIV dan AIDS di Sulawesi Utara (Sulut) sejak 1997 hingga Agustus 2025 tercatat sebanyak 6.965 kasus.

Data tersebut dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Sulut.

Kota Manado menjadi daerah dengan kasus terbanyak, yakni 2.631 penderita, terdiri dari 1.314 kasus HIV dan 1.317 kasus AIDS.

Posisi kedua ditempati Kota Bitung dengan 1.077 kasus (617 HIV dan 460 AIDS), disusul Kabupaten Minahasa dengan 788 kasus yang terdiri dari 347 HIV dan 441 AIDS.

Dinas Kesehatan mencatat, sebagian penderita telah meninggal dunia maupun berpindah domisili. Angka tersebut merepresentasikan lokasi saat mereka pertama kali terdeteksi.

Di sisi lain, pengalaman pribadi para penderita mencerminkan beratnya beban sosial yang harus ditanggung. Seorang ibu rumah tangga mengungkapkan dirinya tertular HIV dari suami yang bekerja di kapal.

“Saya tahu kena HIV saat memeriksakan diri di sebuah rumah sakit di Manado,” ujarnya.

Ia mengaku sempat merasa hancur, namun berusaha tetap tegar demi anaknya. “Jika saya lemah, anak ini jadi apa,” ujarnya.

Sang ibu menuturkan, setelah divonis positif HIV, banyak perubahan terjadi dalam hidupnya. Teman-teman mulai menjauh, bahkan warga enggan hadir dalam ibadah yang digelar di rumahnya.

“Yang datang pun tidak mau makan kue,” katanya.

Baca selengkapnya

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved