Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penderita HIV AIDS di Sulut

Cerita Seorang Penderita HIV AIDS di Sulut, Tetap Tegar Demi Anak meski Dijauhi Warga hingga Sahabat

Seorang ibu rumah tangga menuturkan, ia tertular penyakit HIV dari sang suami yang bekerja di kapal.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Tribunnews.com/SURYA/PUR
HIV AIDS - Potret aksi massa menyuarakan tentang HIV AIDS. Simak cerita Seorang Penderita HIV AIDS di Sulut. Tetap tegar demi anak meski dijauhi warga hingga sahabat. 
Ringkasan Berita:
  • Dalam kurun 1997 hingga Agustus 2025, penderita HIV dan AIDS di Sulawesi Utara berjumlah 6.965.
  • Seorang ibu rumah tangga menuturkan, ia tertular penyakit HIV dari sang suami yang bekerja di kapal.
  • Sahabat hingga warga masyarakat menjauh dari kehidupannya.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dalam kurun 1997 hingga Agustus 2025, penderita HIV dan AIDS di Sulawesi Utara (Sulut) berjumlah 6.965.

Jumlah tersebut berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulut

Kota Manado jadi daerah terbanyak penderita HIV/AIDS.

Kota berjuluk "Tinutuan" ini mengoleksi 2631 penderita dengan rincian 1314 HIV dan 1317 AIDS

Daerah kedua terbanyak adalah Kota Bitung dengan 1077 penderita HIV/AIDS.

Rinciannya, 617 penderita HIV dan 460 AIDS

Kemudian Kabupaten Minahasa dengan total 788 penderita, 347 HIV dan 441 AIDS

Dari data tersebut, ada yang sudah meninggal dan berpindah. 

Data diambil saat penderita terdeteksi di suatu daerah. 

Seorang ibu rumah tangga menuturkan, ia tertular penyakit HIV dari sang suami yang bekerja di kapal. 

"Saya tahu kena HIV saat memeriksakan diri di sebuah rumah sakit di Manado," kata dia.

Ia mengungkapkan, saat itu dirinya merasa hancur, namun tetap berusaha tegar demi anaknya.

"Jika saya lemah anak ini jadi apa," katanya kepada tim Tribun manado beberapa waktu lalu.

Ungkap dia, banyak yang berubah pada dirinya semenjak kena penyakit menular ini.

Satu persatu sahabatnya menjauh. Selain itu, paling menyakitkan adalah warga tak mau hadir dalam ibadah di rumahnya. 

"Yang datang pun tak mau makan kue," ungkap dia.

HIV AIDS - Gambar tentang HIV AIDS. Simak cerita Seorang Penderita HIV AIDS di Sulut. Tetap tegar demi anak meski dijauhi warga hingga sahabat.
HIV AIDS - Gambar tentang HIV AIDS. Simak cerita Seorang Penderita HIV AIDS di Sulut. Tetap tegar demi anak meski dijauhi warga hingga sahabat. (Dok. RSU Andhika via Tribun Banten)

Baca juga: Sekitar 564.000 Orang dengan HIV di Indonesia, 76 Persen Kasus Terkonsentrasi di 11 Provinsi

Tentang HIV/AIDS

Simak penjelasan terkait pengertian HIV/AIDS, gejala, perbedaan beserta mitos seputar HIV/AIDS.

Adapun Hari AIDS Sedunia diperingati 1 Desember.

Sejumlah masyarakat terkadang masih mengira bahwa HIV dan AIDS merupakan istilah yang sama.

Walau memang saling berkaitan, padahal keduanya berbeda, simak perbedaannya berikut ini.

Perbedaan HIV dan AIDS

Berikut ini perbedaan mengenai HIV dan AIDS bersumber dari RSUD Buleleng.

Human Immunodeficincy Virus (HIV) merupakan virus penyebab AIDS yang dapat menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia.

Sementara Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sebuah kondisi akibat infeksi HIV.

Orang yang terinfeksi HIV harus mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) untuk mencegah kondisi AIDS.

Pengertian HIV

Berikut ini pengertian HIV dikutip dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia dan RSUD Buleleng.

HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia serta menghancurkan atau mengganggu fungsinya.

HIV menyerang sel T atau CD4 yang merupakan bagian dari sistem imunitas manusia.

Banyak orang yang positif HIV tidak menderita sakit selama bertahun-tahun.

Infeksi virus inilah yang kemudian berakibat pada menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Kekebalan tubuh yang terkikis mengakibatkan virus, parasit, jamur dan bakteria yang umumnya tidak menyebabkan penyakit justru malah membuat seseorang yang positif HIV menjadi sakit.

Pada tahap inilah disebut sebagai defisiensi kekebalan tubuh, di mana sistem tersebut tidak mampu lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan beragam penyakit.

Pengertian AIDS

Berikut ini pengertian AIDS yang diterangkan dalam laman Konsulat Jenderal Republik Indonesia dan RSUD Buleleng.

AIDS menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan penurunan sistem kekebalan tubuh.

AIDS sendiri disebabkan oleh virus yang sebut HIV, Human Immunodeficiency Virus.

Indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS ialah jika HIV menimbulkan kerusakan pada sistem imun.

Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap infeksi HIV yang paling lanjut.

Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak segera ditangani dan tidak mendapatkan pengobatan akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun.

Penularan HIV

Mengutip dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia, penularan HIV dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:

- Penularan secara seksual:

HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif yang tidak terlindungi (tanpa pelindung/kondom).

- Penularan melalui pemakaian jarum suntik yang dipakai secara bergantian

- Penularan dari ibu yang positif HIV ke anak

HIV dapat ditularkan ke anak selama masa kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui.

- Penularan melalui transfusi darah

Kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi darah dan produk-produk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih dari 90 persen).

Kendati demikian, penerapan standar keamanan darah menjamin penyediaan darah dan produk-produk darah yang aman, memadai dan berkualitas baik bagi semua pasien yang memerlukan transfusi darah.

Gejala HIV

Dituliskan dalam bahagia.kemsos.go.id, berikut ini gejala stadium klinis HIV berdasarkan WHO.

- Stadium I

Belum timbul gejala dan adanya pembesaran kelenjar limfa;

- Stadium II

Berat badan (BB) menurun infeksi saluran nafas herpes zooster ulkus mulut, ruam kulit, infeksi jamur kuku;

- Stadium III

Berat badan (BB) menurun diare kronis lebih dari sebulan, demam menetap, TB paru, kandidiasis dan anemia;

- Stadium IV

Wasting syndrome, Toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, herpes simplek, sarkoma kaposi, TB extraparu, meningitis kriptokokus, encefalopati HIV, dll.

Identifikasi AIDS

AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:

- Tahap I: penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.

- Tahap II: meliputi infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak kunjung sembuh.

- Tahap III meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru,

- Tahap IV meliputi penyakit parasit pada otak (toksoplasmosis), infeksi jamur kandida pada saluran tenggorokan (kandidiasis), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru.

Mitos Seputar HIV/AIDS

Dikutip dari Konsulat Jendral Republik Indonesia, berikut ini berbagai mitos seputar HIV/AIDS.

1. Apakah HIV dapat menular melalui gigitan nyamuk atau seranga lain?

Jawabannya: SALAH.

HIV tidak dapat menyebar melalui gigitan nyamuk atau gigitan serangga lainnya.

2. HIV dapat menyebar melalui persentuhan secara biasa?

SALAH.

HIV tidak dapat ditularkan oleh kontak sehari-hari dalam kegiatan sosial, di sekolah ataupun tempat kerja.

HIV juga tidak dapat ditularkan melalui jabat tangan, pelukan, menggunakan toilet atau minum.

3. HIV menyebar melalui bersin/batuk dan minum dengan gelas yang sama?

SALAH.

HIV tidak dapat ditularkan melalui gelas yang sama dengan seseorang yang terinfeksi HIV, atau bahkan ketika terpapar batuk/bersin dari penyandang infeksi HIV.

4. HIV hanya menjangkiti kaum homoseksual dan pengguna narkoba.

TIDAK.

Setiap orang yang melakukan hubungan seks yang tak terlindungi, berbagi penggunaan alat suntikan, atau diberi transfusi dengan darah yang terkontaminasi dapat terinfeksi HIV.

5. Seseorang yang terkena HIV dapat dilihat dari penampilannya.

TIDAK.

Kita tidak dapat mengetahui apakah seseorang menyandang HIV atau AIDS hanya dengan melihat penampilan mereka.

Seseorang yang terinfeksi HIV bisa saja nampak sehat dan merasa baik-baik saja, namun mereka tetap dapat menularkan virus. (TribunManado.co.id-Art/Tribunnews.com-KristinaWulandari)

-

Baca juga: Kasus HIV AIDS Alami Peningkatan, Dinkes Sangihe Ungkap Penyebabnya, Kini Gencar Sosialisasi

 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved