Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PMI Ilegal dari Sulut

Sudah 47 Orang Sulawesi Utara yang Berhasil Digagalkan ke Kamboja, Warga: Terima Kasih pak Polisi

Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara, berhasil menggagalkan keberangkatan 47 warga Sulut ke Kamboja dan Thailand. 

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Arthur Rompis/TribunManado.co.id
DICEKAL - Warga Sulut yang diamankan aparat Polsek Bandar udara Sam Ratulangi dan Polres Minahasa di Bandar Udara Sam Ratulangi, Kelurahan Lapangan, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Provinsi Sulut, Senin (8/9/2025). M, seorang warga di Sulut yang gagal merantau ke Kamboja pun meberikan pengakuan. Ia mengaku setelah kena PHK, dirinya memilih untuk kerja ke Kamboja. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara, berhasil menggagalkan keberangkatan 47 warga Sulut ke Kamboja dan Thailand

Mereka diduga korban TPPO.

"Kami gagalkan sejak bulan April hingga September 2025, jumlahnya 47," katanya kepada Tribunmanado di kantor Polsek Bandara di Kelurahan Lapangan, Kecamatan Mapanget, kota Manado, provinsi Sulawesi Utara (Utara) Senin (8/9/2025).

Ungkap dia, warga yang digagalkan berusia produktif.

Antara 20 hingga 31 tahun. Ia menuturkan, aparat bergerak setelah mendapat informasi dari keluarga.

"Kami mendapat informasi dari keluarga," kata dia.

Ungkap dia, warga yang diamankan umumnya tidak mengetahui tentang jenis pekerjaan schemer.

Ia mengimbau kepada semua warga Sulut untuk tidak mencari pekerjaan di luar negeri secara ilegal.

"Bekerja di luar negeri boleh boleh saja, tapi musti lewat jalur yang legal," katanya.

Senin (8/9/2025) aparat Polsek Bandara bersama Polres Minahasa mengagalkan keberangkatan 
14 warga Sulut ke Kamboja.

Amatan Tribunmanado.com, salah satu orang tua dari warga yang diamankan mendatangi kantor Polsek bandara.

Ia menangis sesunggukan melihat sang anak yang kedapatan hendak ke Kamboja.

"Ngana disana orang mo beking bodok kasiang," kata dia.

Si anak tampak menyesal karena telah menyakiti hati ibunya.

Beberapa warga yang diamankan mengaku berterima kasih pada aparat kepolisian.

Mereka tak membayangkan bahwa hidup di Kamboja nanti akan sangat sulit.

"Terima kasih pak polisi," kata dia.

Kurangnya lapangan kerja jadi salah satu alasan masih banyaknya warga provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang nekat bekerja di Kamboja.

Meski sering mendengar kisah mengerikan dari para pekerja Sulut di Kamboja.

Simak saja pengakuan M. Warga Poigar Bolmong ini beserta 13 orang lainnya diamankan aparat Polsek Bandar udara Sam Ratulangi dan Polres Minahasa di Bandar Udara Samrarulangi di Kelurahan Lapangan, Kecamatan Mapanget, kota Manado, provinsi Sulut, Senin (8/9/2025).

Diduga mereka hendak pergi ke Kamboja dan Thailand via Jakarta untuk menjadi pekerja ilegal disana. 

Kepada Tribunmanado.com, M mengaku baru saja di PHK.

"Saya baru saja di PHK dari sebuah perusahaan ikan," kata dia.

Di tengah kegalauannya karena di PHK, ia dihubungi seorang teman.

Sang teman mengajaknya ke Kamboja.

Awalnya ia ragu. Namun sang teman membujuknya dengan berbagai cara.

"Salah satunya ia video call dengan menunjukan tempat kerjanya," katanya.

M akhirnya terpikat. Dirinya bersama sang pacar nekat berangkat ke Kamboja. M mengaku modal nekat.

"Saya tidak beritahu keluarga," kata dia.

Meski agak kesal, tapi ia dan kawan -  kawannya berterima kasih pada aparat kepolisian yang memgamankan mereka.

Berkat pak polisi nyawa mereka terselamatkan.

"Terima kasih pak polisi," katanya.

Warga provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus digoda ke Kamboja. Banyak yang akhirnya tergoda.

Meski tahu resikonya berat ; mereka bisa disiksa jika tak penuhi target dan pulang tinggal peti mati.

Alasannya klasik. Agar dapur tetap mengepul.

Ditemui Tribunmanado.com di ruang periksa Polsek Bandara Sam Ratulangi, Senin (8/9/2025), ekspresi para korban bercampur. 

Antara terkejut, sedih, takut hingga merasa bersalah.

Seorang wanita menangis  terisak - isak di balik masker serta penutup kepala houdi yang ia kenakan.

Lainnya menunduk sambil menutup wajah dengan kedua lengan.

O seorang wanita asal Minsel mengaku kepergiannya tidak diketahui sang suami.

"Saya pergi diam - diam, suami saya tak tahu," katanya sambil meneteskan air mata.

Dia pergi subuh hari. Sang anak ia tinggalkan bersama suami.

Masalah ekonomi adalah alasan O nekat pergi ke Kamboja tanpa sepengetahuan suami.

"Selama ini hanya dia yang bekerja, saya ingin bekerja untuk menambah penghasilan keluarga," kata dia.

Lain lagi dengan A. Warga Manado ini berangkat bersama sang suami ke Jakarta untuk seterusnya lanjut Kamboja.

"Saya pergi bersama suami," kata dia.

A bercerita, mereka diajak ke Kamboja oleh teman sang suami. Awalnya mereka sempat ragu.

"Tapi mereka katakan tempat kami bekerja nantinya adalah perusahaan yang baik, sedang yang kerap disiksa adalah perusahaan 
yang tidak jelas," katanya.

Terdorong oleh himpitan ekonomi, A dan suami mengiyakan tawaran tersebut.

Ia sendiri bekerja di salah satu gerai sebuah Mall di Manado.

Bekerja banting tulang, tapi gajinya tak cukup untuk ongkosi hidup.

"Suami saya berkali kali melamar kerja tapi tak diterima, jadi kami putuskan berangkat," katanya.

Ungkap A, anak mereka ditinggalkan di rumah orang tua.

Sementara S mengaku tergoda berangkat ke Kamboja karena melihat succses story temannya di sana.

Ia berangkat tanpa sepengetahuan orang tua.

Bekal Dabu-Dabu Roa

Polsek Kawasan Bandara Sam Ratulangi Polresta Manado dan Resmob Polres Minahasa menggagalkan keberangkatan 14 warga Sulut yang hendak berangkat ke Kamboja dan Thailand.

Mereka diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Informasi yang dihimpun Tribunmanado.com, ke empat belas warga Sulut ini dicekal di bandara Sam Ratulangi di Kelurahan Lapangan, Kecamatan Mapanget, kota Manado, provinsi Sulut, Senin (8/9/2025) sekira pukul 05.00 Wita.

Mereka terdiri dari sembilan pria dan lima perempuan.

Yang unik, beberapa diantaranya membawa bekal (defoma) berupa dabu - dabu roa.

Makanan khas Manado ini dibungkus dalam stoples kecil.

Diduga makanan tersebut akan jadi bekal mereka selama di Kamboja.

Kapolsek Ipda Masry saat dikonfirmasi mengatakan pencekalan ini dilakukan karena ada pihak keluarga yang melaporkan.

"Ada keluarga yang membuat laporan sehingga bersama Kanit Buser Polres Minahasa Hendra Mandang SH, kita amankan para korban ini," jelas Ipda Masry.

Kata Masry, rata - rata para korban akan dipekerjakan sebagai admin judi online dan scammer.

Ungkap dia, rata rata para korban tidak tahu tentang jenis pekerjaan tersebut.

"Saat ini para korban sementara diminta keterangan di Polsek Bandara," jelas Masry. (Art)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca juga: Residivis Kasus Pembunuhan Ditangkap Polisi Usai Aniaya Warga di Tomohon

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved