Sosok Astrid Wongkar, Cewek Cantik Asal Sulawesi Utara Jadi Anak Buah Kapal, Usianya Baru 23 Tahun

Ringkasan Berita:

• Inilah sosok Astrid Wongkar.
• Astrid Wongkar adalah cewek cantik yang ternyata miliki profesi tak biasa.
• Perempuan kelahiran 12 April 2002 itu ternyata seorang ABK.

TRIBUNMANADO,CO,ID, SANGIHE - Astrid Wongkar, perempuan kelahiran Mariri Lama, 12 April 2002, adalah sosok pekerja muda yang dikenal ulet, disiplin, dan mencintai profesinya sebagai Anak Buah Kapal (ABK).

Mariri Lama adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Provinsi Sulawesi Utara,

Di usianya yang masih belia, Astrid telah menorehkan perjalanan karier yang kuat di dunia pelayaran sebagai ABK.

ABK kapal adalah singkatan dari Anak Buah Kapal, yang merujuk pada semua orang yang bekerja di atas kapal selain nahkoda.

Tugas ABK meliputi pengoperasian, pemeliharaan, dan menjaga kapal beserta muatannya. Istilah ini juga sering disamakan dengan pelaut atau awak kapal. 

Sejak mengawali karier pada tahun 2019, wanita yang kini berusia 23 tahun itu sudah langsung terjun ke dunia kapal melalui PT ASDP dengan penempatan pertama di KMP Porodisa. 

Pengalaman awal ini menjadi fondasi kuat bagi langkahnya menapaki profesi pelaut.

Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan kariernya di PT PLPU dan bekerja di dua kapal sekaligus, yaitu Majestic Kawanua dan Express Bahari.

Setiap kapal yang ia singgahi memberinya pengalaman baru, tantangan berbeda, serta kedewasaan dalam menjalani profesi sebagai ABK.

Kini, Astrid berlabuh di PT SPI dan bekerja di KM Barcelona IIIA.

"Di kapal ini, saya terus mengasah keterampilan sekaligus membuktikan bahwa perempuan pun mampu bersaing di dunia kerja yang didominasi laki-laki," kata Astrid Wongkar saat diwawancari Tribunmanado.co.id, Sabtu (22/11/2025)

Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Astrid memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap keluarga. Hal ini pula yang menjadi motivasi kuatnya untuk terus bekerja keras.

Motivasi Hidup

Astrid selalu memaknai pekerjaannya dengan cara positif.

Ia menikmati setiap perjalanan karena bisa melihat pemandangan laut yang indah sambil tetap menghasilkan uang.

Namun, di balik itu ia tidak menampik bahwa ada duka yang selalu menyertai.