Keracunan MBG
Ompreng 'Abal-Abal' di Dapur MBG Disebut Bisa Picu Keracunan pada Siswa, Ini Kata Praktisi Hukum
Praktisi hukum, Krisna Murti, menyoroti penggunaan ompreng yang tidak sesuai spesifikasi sebagai pemicu terjadinya keracunan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Gizi Nasional (BGN) didesak untuk segera mengevaluasi total dapur-dapur pelaksana Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini dipicu oleh maraknya kasus keracunan yang menimpa siswa, yang hingga akhir September 2025 telah mencapai lebih dari 9.000 kasus di 83 kabupaten/kota.
Sorotan utama kini tertuju pada kualitas peralatan, khususnya wadah makanan atau ompreng (food tray) yang digunakan untuk menyajikan makanan.
Praktisi hukum, Krisna Murti, menyoroti penggunaan ompreng yang tidak sesuai spesifikasi sebagai salah satu yang menjadi pemicu terjadinya keracunan.
Ia menemukan praktik kecurangan serius di lapangan.
“Di lapangan ditemukan pakai stainless jenis 204, tapi disemprot ulang supaya mirip 304," terang dia.
Menurutnya, jelas ini berbahaya kalau kualitas omprengnya begitu.
"Makanannya bisa bikin keracunan. Jelas pidana ini. Dapur tidak boleh berpikir asal ngebul, tapi mengesampingkan kualitas,” tegasnya.
Krisna mengingatkan bahwa program sebesar MBG harus dijalankan dengan standar kualitas tertinggi.
“MBG ini program besar. Pemerintah harus memastikan dapur-dapurnya ini bekerja dengan benar. Dapur harus mampu menjaga kualitas produksinya,” kata Krisna kepada wartawan, Minggu (5/10/2025).
Ia menambahkan, kualitas makanan yang awalnya baik pun bisa rusak jika wadah penyajian tidak memenuhi standar.
“Kalau kualitas peralatannya tidak sesuai standar, makanan yang semula kualitasnya bagus juga bisa rusak, bikin siswa keracunan,” ujarnya.
Pemerintah sendiri telah menetapkan spesifikasi yang ketat, yaitu ompreng harus berbahan stainless 304, yang dipilih karena ketahanan korosinya tinggi, tidak bereaksi dengan makanan, dan aman digunakan berulang. Standar ini sudah tercantum dalam perjanjian kerja sama antara BGN dan mitra dapur.
Untuk memperkuat aspek keamanan, Badan Standardisasi Nasional (BSN) bahkan telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9369:2025 tentang Wadah Bersekat dari Baja Tahan Karat untuk Makanan sejak 18 Juni 2025.
Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN, Hendro Kusumo, menegaskan tujuan standar ini.
“Dengan standar ini, kami ingin memastikan bahwa food tray yang digunakan dalam program MBG aman digunakan, tidak mudah rusak, dan tidak mengandung zat berbahaya,” ujarnya.
Namun, pelanggaran standar ini masih merajalela. Ombudsman RI mencatat bahwa sebagian besar kasus keracunan terjadi akibat pengolahan tanpa standar, bahan pangan tidak sesuai kontrak, dan lemahnya pengawasan.
Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, mengungkap temuan lain di dapur MBG, seperti penerimaan sayuran tidak segar dan lauk-pauk yang tidak lengkap.
Ia juga menyoroti tidak adanya catatan suhu, retained sample, serta belum diterapkannya standar HACCP di sejumlah dapur.
Menanggapi rentetan kasus keracunan ini, Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan pemerintah telah mengambil tindakan tegas dengan menutup sementara sejumlah dapur MBG yang bermasalah.
“Keselamatan anak-anak adalah prioritas utama,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa setiap dapur wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan melakukan sterilisasi alat makan secara rutin.
Meskipun menyuarakan kritik tajam, Krisna Murti menegaskan dukungannya agar program MBG tetap berjalan, namun dengan tata kelola yang diperbaiki secara fundamental.
“Kita dukung MBG tetap berjalan. Tapi harus diperbaiki tata kelolanya, terutama di area dapur-dapurnya yang memproduksi makanan,” katanya.
Tentang MBG
Makan Bergizi Gratis, sebuah program yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia untuk menyediakan makanan bernutrisi bagi kelompok masyarakat tertentu.
Program ini merupakan salah satu inisiatif utama pada masa pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Tujuan utama MBG:
- Meningkatkan asupan gizi masyarakat, terutama anak usia sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.
- Mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat pedesaan dengan melibatkan petani, produsen lokal, dan UMKM.
Pelaksanaan program:
- Program MBG mulai direalisasikan secara bertahap pada Januari 2025.
- Target penerima manfaatnya mencakup siswa-siswi dari PAUD hingga SMA/SMK, serta ibu hamil dan ibu menyusui.
- Program ini dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Tantangan dan evaluasi:
Meskipun bertujuan mulia, program ini juga menghadapi sejumlah tantangan dan kritik, antara lain beban anggaran yang besar dan masalah operasional.
Beberapa kasus keracunan makanan di berbagai daerah juga sempat menjadi sorotan dan memicu evaluasi menyeluruh dari pemerintah.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca juga: Mensesneg Bocorkan Isi Pertemuan 4 Mata Prabowo-Jokowi: Bicara Kebangsaan hingga Masa Depan
SUMBER: TRIBUNNEWS.COM
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.