Keracunan MBG
Keracunan MBG di China: 247 Siswa TK Keracunan, Enam Orang Langsung Ditangkap
Sebanyak 247 siswa Taman Kanak-kanak (TK) di Tianshui, Provinsi Gansu, China, dilaporkan mengalami keracunan massal usai mengonsumsi MBG
TRIBUNMANADO.CO.ID - Keracunan MBG nampaknya tak hanya terjadi di Indonesia.
Program makan gratis yang seharusnya menyehatkan justru membawa malapetaka.
Ratusan siswa TK di Tianshui, Gansu, mengalami keracunan massal, membuka borok kelalaian pengawasan hingga praktik manipulasi data.
Baca juga: Daftar 56 Dapur MBG Dinonaktifkan Sementara Lantaran Kasus Keracunan, Temasuk 3 di Sulteng
Sebanyak 247 siswa Taman Kanak-kanak (TK) di Tianshui, Provinsi Gansu, China, dilaporkan mengalami keracunan massal usai mengonsumsi makanan di sekolah dalam program makan bergizi gratis (MBG).
Kasus ini langsung memicu penyelidikan besar-besaran. Pemerintah setempat melibatkan pakar kesehatan dan lingkungan, serta melakukan langkah hukum dengan menangkap enam orang yang diduga bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, hampir 30 pejabat dan staf terkait juga tengah diperiksa karena dianggap lalai dalam pengawasan.
Laporan investigasi Komite Partai Provinsi Gansu yang dirilis pada Minggu (20/7/2025) mengungkap berbagai pelanggaran serius, mulai dari kelalaian dalam pengawasan, upaya menutup-nutupi fakta, praktik suap, hingga manipulasi hasil tes kesehatan.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan nasional di China dan memicu desakan publik agar program MBG diperketat, terutama dalam hal kualitas bahan makanan dan pengawasan distribusi di sekolah.
Kronologi skandal
Dilansir dari Xinhua, keracunan ini bermula saat manajemen TK memberi izin kepada staf dapur untuk menggunakan pewarna bubuk yang dibeli secara daring pada 2024.
Meskipun telah diberi label “tidak untuk dimakan”, pewarna itu tetap digunakan oleh staf dapur untuk mempercantik tampilan makanan.
“Kepala sekolah memerintahkan praktik ini untuk membuat makanan terlihat lebih berwarna dan menarik demi kepentingan pemasaran, dengan persetujuan dari investor TK,” kata laporan hasil investigasi Pemerintah Gansu.
Makanan tersebut rutin disajikan kepada anak-anak dan staf sekolah setiap bulan sejak Mei 2024.
Namun, beberapa pewarna yang dibeli staf dapur memiliki kandungan timbal lebih dari 20 persen. Salah satu pigmen tersebut bahkan memiliki kadar timbal hingga 400.000 kali lipat dari batas aman
Sementara itu, tingkat timbal dalam makanan anak-anak ditemukan melebihi standar keamanan pangan nasional hingga 2.000 kali lipat.
Dampak pada anak-anak dan staf sekolah
Awalnya, sebanyak 235 siswa dilarikan ke rumah sakit setelah rutin menyantap makanan dengan pewarna berbahaya tersebut.
Kecelakaan Maut, Seorang Suami Tewas, Truk Tabrak Jembatan Lalu Terguling Timpa Korban Suami Istri |
![]() |
---|
Keberadaan DN Aidit Saat Peristiwa G30S, Dijemput Sosok Tjakrabirawa hingga Kirim Surat ke Soekarno |
![]() |
---|
Pendaftaran Calon Ketua Kadin Sulut Dibuka, Sejumlah Nama Muncul sebagai Suksesor Rio Dondokambey |
![]() |
---|
Nilai Rapor TKA Diusulkan Jadi Syarat Utama Masuk Akpol, Akmil hingga Sekolah Kedinasan |
![]() |
---|
Chord Lagu Ah - Nadin Amizah - Kunci Gitar C |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.