Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hacker Bjorka

Polisi Ungkap Informasi Baru Tentang Bjorka, Pria Inisial WFT, Warga Manado Ditangkap di Minahasa

Penyidik tengah membandingkan aktivitas Wahyu Taha dengan unggahan di dark web yang pernah meretas data kementerian.

|
Kolase/HO
ILUSTRASI HACKER - Gambar ilustrasi. Penangkapan Bjorka di Sulawesi Utara (Sulut) masih menjadi perbincangan hangat di media sosial. Polisi sampaikan informasi terbaru soal Bjorka, Minggu 5 Oktober 2025. 

"Apakah dia itu? Ya kita masih perlu (pendalaman). Kan baru satu bukti nih, perlu dicek lagi dengan bukti lain,” ujarnya.

Yang Dilakukan Polisi Saat Ini

AKBP Fian menambahkan saat ini tim penyidik juga tengah membandingkan aktivitas Wahyu Taha dengan unggahan di dark web yang pernah meretas data kementerian dan menyebarkan identitas pejabat publik itu.

Apabila hal itu cocok, status Wahyu Taha bisa dipastikan sebagai Bjorka yang selama ini buron.

“Ada kan filenya di tahun 2020 itu. Nah, itu nanti yang akan kita bandingkan dengan bukti digital yang lagi diproses di lab ini. Nah begitu itu kita temukan, baru kita pastikan bahwa dia adalah orang yang sama,” kata AKBP Fian.

Sempat Ganti Nama

AKBP Fian juga mengatakan bahwa di dark web, Wahyu Taha sempat mengganti nama sebanyak tiga kali, yakni sebagai SkyWave, ShinyHunter, dan Opposite6890.

“Jadi tujuan pelaku melakukan perubahan nama-perubahan nama ini adalah untuk menyamarkan dirinya dengan membuat menggunakan berbagai macam, tentunya email atau nomor telepon atau apapun itu sehingga yang bersangkutan sangat susah untuk dilacak,” ungkap AKBP Fian, dikutip dari Kompas.com.

AKBP Fian juga menjelaskan bahwa di dark web, sejumlah akun anonim menjual berbagai jenis data, termasuk data pribadi hasil peretasan dan serangan ransomware. 

Namun, aparat penegak hukum internasional, yakni Interpol, FBI, serta kepolisian Prancis dan Amerika Serikat menutup platform dark web yang digunakan Wahyu Taha.

“Sehingga si pelaku ini akan lompat dari satu aplikasi dark web ke aplikasi dark web yang lain. Tetapi perangkat bukti digital yang kita temukan itu masih tersimpan di dalam perangkat-perangkat tersebut dalam bentuk jejak digital,” ucapnya.

Dari pemeriksaan, aktivitas Wahyu Taha juga memiliki akun dark forum dengan nama Bjorka, tetapi kemudian diganti menjadi SkyWave setelah disorot publik pada 5 Februari 2025 lalu.

Berdasarkan pengakuan pelaku, dia menguasai sejumlah data, termasuk data perbankan, data perusahaan kesehatan, serta data perusahaan swasta di Indonesia, yang telah diperjualbelikan melalui berbagai akun media sosial, yakni Facebook, TikTok, hingga Instagram dengan nama serupa.

Dari hasil penjualan tersebut, pelaku menerima pembayaran melalui akun-akun kripto yang dimilikinya dan selalu rutin menggantinya.

“Jadi, setelah akun tersebut di-suspend, maka dia akan selalu mengganti dengan akun-akun yang baru dan menggunakan email yang baru,” ujar Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon dalam jumpa pers, Kamis (2/10/2025). 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved