Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Raja Keraton Surakarta

Sosok Hamengkunegoro dan Hangabehi Dua Putra Pakubuwono, Saling Klaim Takhta Raja Keraton Surakarta

Saling klaim antara putra bungsu dari istri ketiga dan putra tertua dari istri kedua ini memicu dualisme kepemimpinan.

Kolase Tribun Manado/Istimewa
CALON RAJA - Sosok Hamengkunegoro dan Hangabehi Dua Putra Pakubuwono, Saling Klaim Takhta Raja Keraton Surakarta. Setelah wafatnya Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII, dua putranya KGPAA Hamengkunegoro (Gusti Purboyo) dan KGPH Hangabehi sama-sama mengklaim diri sebagai penerus tahta PB XIV. Saling klaim antara putra bungsu dari istri ketiga dan putra tertua dari istri kedua ini memicu dualisme kepemimpinan dan menegangkan suasana di lingkungan Keraton Surakarta. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Takhta Keraton Surakarta kembali berguncang.

Setelah wafatnya Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII, dua putranya KGPAA Hamengkunegoro (Gusti Purboyo) dan KGPH Hangabehi sama-sama mengklaim diri sebagai penerus tahta PB XIV.

Saling klaim antara putra bungsu dari istri ketiga dan putra tertua dari istri kedua ini memicu dualisme kepemimpinan dan menegangkan suasana di lingkungan Keraton Surakarta.

Baca juga: Putra Mahkota Nyatakan Diri Sebagai PB XIV, KGPA Tedjowulan Ditunjuk Jadi Plt Raja Keraton Surakarta

Ketegangan memuncak ketika Gusti Purboyo mengikrarkan diri sebagai Pakubuwono XIV tepat sebelum pemberangkatan jenazah ayahandanya pada Rabu (5/11/2025), menandai babak baru perebutan legitimasi di pusat budaya Jawa tersebut.

“Atas perintah dan titah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, saya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, pada hari ini, Rabu Legi, 14 Jumadilawal Tahun Dal 1959 atau 5 November 2025, naik takhta menjadi Raja Keraton Surakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIV," tutur Gusti dalam bahasa Jawa.

Kakak tertua PB XIV, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, menyatakan langkah sang adik sesuai adat Kasunanan.

“Apa yang dilakukan Adipati Anom, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, sesuai dengan adat Kasunanan. Dulu juga pernah terjadi pada era para leluhur. Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat,” ujarnya.

Ia mengatakan, sumpah tersebut memastikan tidak ada kekosongan kepemimpinan.

“Segala prosesi adat dan tanggung jawab pemerintahan karaton tetap berjalan sebagaimana mestinya, di bawah pimpinan raja baru, Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIV,” kata GKR Timoer.

Klaim Dukungan Pejabat dan Tudingan Cacat Hukum

Menurut GKR Timoer, pengangkatan KGPAA Hamengkunegoro telah disaksikan oleh sejumlah pejabat pemerintah, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, dan Wali Kota Solo Respati Ardi.

“Kami sudah bicara. Sebelumnya kami sudah berbicara di depan Gubernur, Respati, dan Bapak Gibran kami sudah berbicara. Kami sudah bersepakat untuk ini kan putra mahkota di situ kan kanjeng gusti pangeran putra mahkota. Ketika Gibran datang ke sini kita rapat. Kita sampaikan,” ungkapnya.

GKR Timoer menyesalkan tindakan sejumlah kerabat yang menggelar prosesi adat tersendiri, yang dianggap bertentangan dengan kesepakatan keluarga besar putra-putri dalem Pakubuwono XII.

“Saya hanya kasihan keraton dipecah belah seperti ini. Seperti mengulang suksesi PB XIII yang lalu. Saya sedih saja Gusti Mangkubumi bisa berkhianat dengan kami putra-putri, kakak-kakak dan adik-adiknya. Itu saja yang saya sesalkan,” terangnya.

Penobatan KGPH Hangabehi Jadi PB XIV

Di sisi lain, dalam rapat keluarga besar putri-putri dalem PB XII dan putra-putri PB XIII yang difasilitasi oleh Maha Menteri Keraton Surakarta Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan menobatkan KGPH Hangabehi menjadi PB XIV.

Rapat keluarga besar dilaksanakan di Kagungan Dalem Sasana Handrawina Karaton Surakarta pada Kamis (13/11/2025).

Perwakilan keluarga besar Keraton Surakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng, mengatakan rapat untuk menyatukan keluarga besar dan abdi dalem Keraton Surakarta yang dulu sempat terbelah.

"Sudah selesai yang itu masalah Sinuhun, Bapak yang lalu ke Sinuhun ini. Kita menyatu saja yang penting kita adalah menjaga keutuhan sentana, abdi dalem, kerabat semua dan melestarikan keraton," kata Gusti Moeng seusai mengikuti rapat di Keraton Surakarta, Kamis.

Gusti Moeng juga menerangkan, dalam rapat keluarga besar diwarnai penobatan KGPH Hangabehi sebagai PB XIV. Penobatan KGPH Hangabehi sebagai penerus takhta trah Mataram Islam berdasarkan paugeran.

Menurut dia, apabila tidak ada permaisuri maka penerus selanjutnya Raja Keraton Surakarta adalah anak laki-laki tertua. Pihaknya juga mempertanyakan surat wasiat dan sabda dalem terkait penerus PB XIII.

"Gusti Behi yang sekarang PB XIV kan tidak minta kepada Allah untuk dilahirkan lebih tua dari Purboyo. Itu sudah ditekankan, dijadikan acuan, paugeran bahwa kalau tidak punya permaisuri ya sudah anak laki-laki tertua. Tapi memang kan direkayasa seakan-akan ada permaisuri, ada surat wasiat, pengangkatan Adipati Anom sebelumnya baru akan kita kaji secara hukum," kata dia.

Artikel tayang di Kompas.com

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved