Berita Viral
Terungkap Awal Mula 5 Orang Keroyok Arjuna Tamaraya Hingga Tewas di Sibolga, Fitnah Tukang Sate
Pria malang tersebut ditemukan tewas mengenaskan setelah dikeroyok oleh lima orang saat dirinya hanya ingin menumpang tidur di Masjid Agung Sibolga
Ringkasan Berita:1.Kematian Arjuna Tamaraya sungguh menyayat hati, pasalnya tempat kejadian berada di kompleks rumah ibadah di Sibolga, Sumatra Utara.2.Kronologi bermula dari Hasan Basri alias Kompil, salah satu pelaku yang sering tidur di masjid.3.Aksi penganiayaan pun tak terelakkan di tempat yang seharusnya menjadi rumah ibadah, Arjuna dipukul, ditendang, dan dikeroyok hingga tak berdaya.
TRIBUNMANADO.CO.ID- Kematian Arjuna Tamaraya sungguh menyayat hati, pasalnya tempat kejadian berada di kompleks rumah ibadah di Sibolga, Sumatra Utara.
Korban meninggal lantaran dianiaya lima orang, dan semua aksi mereka terekam di CCTV.
Penganiayaan tersebut diduga berawal dari fitnahan seorang tukang sate.
Baca juga: Kronologi Arjuna Tamaraya Musafir Tewas Dikeroyok saat Istirahat di Masjid, Difitnah Curi Kotak Amal
Fitnah, pencemaran nama baik, dergama, atau defamasi merupakan komunikasi kepada satu orang atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang.
Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cobaan" atau "ujian".
Fitnah dapat diartikan juga sebagai pencemaran nama baik.
Hal tersebut dibeber oleh oleh seorang saksi kejadian tersebut.
Kematian tragis Arjuna Tamaraya mengguncang warga Sibolga, Sumatra Utara.
Pria malang tersebut ditemukan tewas mengenaskan setelah dikeroyok oleh lima orang saat dirinya hanya ingin menumpang tidur di Masjid Agung Sibolga pada Sabtu malam lalu.
Peristiwa memilukan ini bukan hanya menyisakan duka, tetapi juga menyulut kemarahan publik setelah terungkap bahwa Arjuna menjadi korban fitnah keji.
Kelima pelaku yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu telah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Mereka adalah Chandra Lubis alias CL (38), Rismansyah Efendi Caniago alias REC (30), Zulham Piliang alias ZP (57), Hasan Basri alias HB (46) yang juga dikenal dengan panggilan Kompil, dan Syazwan Situmorang alias SS (40).
Kelimanya kini ditetapkan sebagai tersangka dan akan menghadapi proses hukum atas tindakan brutal mereka.
Namun, fakta baru di balik pengeroyokan tersebut benar-benar membuat hati miris.
Berdasarkan pengakuan seorang saksi mata berinisial MZ, Arjuna ternyata difitnah mencuri kotak infak masjid sebelum dikeroyok secara kejam.
Pengakuan MZ ini disampaikan dalam wawancara bersama TribunMedan.com pada Selasa (4/11/2025).
MZ, yang merupakan warga sekitar, mengaku mengetahui secara langsung kronologi peristiwa tersebut.
Namun ia enggan mengungkap identitasnya secara terbuka.
“Saya kenal dengan beberapa pelakunya, jadi saya tidak mau nama saya disebut,” ujarnya dengan nada hati-hati.
Kronologi bermula dari Hasan Basri alias Kompil, salah satu pelaku yang sering tidur di masjid.
Dini hari itu, Kompil mengaku mendengar suara teriakan dari dalam Masjid Agung Sibolga.
Ia pun penasaran dan bergegas mengecek sumber suara tersebut.
“Jadi ceritanya si Kompil inilah yang pertama kali melihat korban di dalam masjid. Dia dengar teriakan dan ternyata itu dari korban,” ucap MZ.
Bukannya menolong atau mencari tahu penyebab teriakan tersebut, Kompil malah memanggil rekannya, Jefri alias Cokme, yang diketahui berjualan sate di belakang masjid.
“Jefri alias Cokme masuk ke masjid. Dia kemudian pergi untuk memanggil tiga pelaku lainnya,” lanjut MZ menjelaskan.
Namun justru dari sinilah fitnah kejam terhadap Arjuna mulai menyebar.
Cokme, si penjual sate, menuding tanpa dasar bahwa Arjuna adalah pencuri kotak infak.
Ia bahkan memanggil keponakannya Juan, serta dua pelaku lainnya yaitu Risman dan Iccan, untuk datang ke masjid.
“Si tukang sate ini yang fitnah. Dibilangnya si korban maling kotak infak. Padahal kan informasi awalnya cuma teriak-teriak,” tutur MZ dengan nada kesal.
Tuduhan palsu itu sontak membuat ketiga pria tersebut tersulut emosi.
Mereka langsung mendatangi masjid tanpa mencari tahu kebenarannya dan menghakimi Arjuna secara brutal.
Aksi penganiayaan pun tak terelakkan di tempat yang seharusnya menjadi rumah ibadah, Arjuna dipukul, ditendang, dan dikeroyok hingga tak berdaya.
Kekerasan itu terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian viral di media sosial, membuat publik geram.
Dalam rekaman tersebut terlihat kelimanya memukuli sang musafir dengan kejam, tanpa belas kasihan.
Video itu juga menunjukkan bagaimana Juan menyeret tubuh Arjuna ke belakang masjid, seolah tanpa rasa manusiawi sedikit pun.
Kondisi Arjuna sangat mengenaskan, tubuhnya lemah, wajahnya penuh luka, dan ia diduga sudah tidak sadarkan diri saat diseret keluar.
“Saat diseret, kepalanya beberapa kali terbentur ketika menuruni anak tangga masjid,” ungkap MZ.
Peristiwa ini menimbulkan duka mendalam di kalangan masyarakat Sibolga.
Banyak warga yang mengenal Arjuna sebagai sosok perantau sederhana dan taat beribadah, bukan pencuri seperti yang dituduhkan.
Kini publik menuntut hukuman seberat-beratnya bagi para pelaku, agar keadilan bagi Arjuna Tamaraya benar-benar ditegakkan.
Kasus ini juga menjadi tamparan keras bagi masyarakat untuk tidak mudah termakan isu atau fitnah, apalagi yang menyangkut nyawa seseorang.
Dihantam pakai kelapa
Saat berada di areal belakang masjid, penganiayaan masih berlanjut. Arjuna sudah sadar.
Tubuhnya kemudian disandarkan di pohon lalu ditendang dipukuli.
Setelah itu ia kemudian digiring lagi menuju pertigaan jalan belakang Masjid Agung Sibolga. Di sini penganiayaan semakin keji.
Para pelaku menghantam tubuh hingga kepala Arjuna menggunakan kelapa.
Kelapa ini didapat pelaku dari sisa-sisa penjual es kelapa di pertigaan jalan.
"Sadis memang perlakuan para pelaku. Korban sudah tak berdaya masih saja dipukul pakai kelapa," ujarnya.
Sempat Dikasihani saat makan nasi goreng
Sebelum beristirahat di Masjid Agung, Arjuna sempat mengisi perutnya dengan makan nasi goreng.
Dari penuturan saksi kata, sang penjual iba melihat Arjuna karena tak punya uang lagi. Saat itu uang yang tersisa di kantong hanya Rp 10 ribu.
"Kasihan nengoknya. Katanya dia punya uang Rp 10 ribu. Pagi mau pergi ke laut cari ikan," ucapnya.
Karena merasa iba, sang penjual memberi nasi goreng secara gratis tanpa meminta bayaran.
"Saya lihat dia gak makan semuanya. Disisakan lalu nasi gorengnya dimasukkan ke dalam tas," katanya.
Apa yang diucapkan sang penjual nasi goreng terbukti.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan sisa nasi goreng di dalam tas Arjuna, sedangkan uang Rp 10 ribu dicuri pelaku.
Korban Anak Yatim
Kepergian Arjuna meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, pamar korban Kausar Amin mengatakan, bahwa keponakannya merupakan pribadi yang dikenal baik dan santun.
Arjuna sosok abang bagi adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh.
Arjuna sendiri merupakan anak yatim. Ibunya kini menetap di Simeulue.
Arjuna sendiri merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Ia memiliki tiga saudari yang mana dua di antaranya berada di Banda Aceh sedang menempuh pendidikan.
Dikatakan Kausar, ia mengetahui kabar kematian Arjuna dari aplikasi Facebook pada Sabtu (1/11/2025) pagi.
Kausar sendiri kini sudah menetap di Sibolga dan berprofesi sebagai nelayan.
"Saya adik kandung dari ayah korban. Saat ini jenazah sudah kami semayamkan di Sibolga pada Sabtu kemarin. Keluarga dari Simeulue tidak ada yang berangkat ke Sibolga. Jenazah korban ditangani oleh keluarga yang di sini,” kata Kausar saat dihubungi Serambi di Banda Aceh, Senin (3/11/2025).
Di sana ia menceritakan sebelum peristiwa pengeroyokan itu terjadi, sebelumnya seminggu sebelum kembali dari laut, Arjuna menghubunginya melalui aplikasi messenger.
Di sana korban mengatakan dalam waktu dekat ia akan berangkat melaut.
Sekembalinya dari melaut, ia kemudian menghubungi adik korban Cahaya di Banda Aceh.
Di sana adik korban mengatakan bahwa Arjuna kini telah berangkat pergi melaut seminggu sebelumnya.
Namun, tiga hari setelah ia mendapat kabar bahwa korban sudah pergi melaut, dirinya mendapat informasi dari facebook bahwa warga Simeulue menjadi korban pengeroyokan di Sibolga melalui Facebook.
“Dia memang sudah lama di Sibolga. Korban sendiri sebelumnya baru saja kembali berangkat dari laut setelah dua bulan lamanya. Lalu dia rencananya akan kembali berangkat pada Sabtu paginya,” ujarnya.
Biasanya kata Kausar, jika korban mengetahui bahwa dirinya sudah kembali dari melaut, biasanya korban akan menemuinya terlebih dahulu.
“Karena dia nggak tau kalau saya sudah pulang, sembari menunggu kapal tempat ia bekerja berangkat. Arjuna saat ini istirahat sebentar di Masjid Agung Sibolga,” ucapnya.
Berdasarkan informasi yang ia terima peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada pukul 02.00 Wib, Sabtu (1/11/2025) dini hari.
Atas peristiwa pengeroyokan yang menimpa keponakannya, ia menuntut para pelaku pengeroyokan itu dihukum seberat-beratnya.
“Kalau bisa hukuman mati. Kemarin juga kami baru kembali dari Polres setempat menanyakan kelanjutan kasus ini. Pihak polisi kini sudah ditangani dan sudah dibuat laporan,” ujarnya.
(TribunNewsmaker.com/ TribunSumsel)
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
| Masih Ingat Mbah Tarman? Dulu Viral Nikah Pakai Mahar Cek Rp 3 M, Kini Fakta Terbarunya Bikin Kaget |
|
|---|
| Akhirnya Terungkap Alasan Ponari Tak Mau Jual Batu Petirnya Meski Ditawar Rp1 Miliar, Soal Hidup |
|
|---|
| Tak Mau Repotkan Tetangga Kakak Adik Rela Tak Makan 28 Hari, Ditemukan Lemas di Samping Mayat Ibunya |
|
|---|
| Viral, Seorang Ibu Kaget Setelah Dilapor ke Polisi oleh Anaknya, Penyebabnya Disuruh Bereskan Sprei |
|
|---|
| Nasib Melda Safitri Pascaviral Diceraikan Suami yang Jadi PPPK di Aceh Singkil, Makin Mentereng |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Seorang-musafir-bernama-Arjuna-Tamaraya-tewas-akibat-pengeroyokan-di-Masjid-Agung-Sibolga.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.