Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Baru Terungkap Alasan Kenapa Jokowi Bukan Satu-satunya yang Bertanggung Jawab Utang Whoosh Rp 116 T

Menurut pakar kebijakan publik, utang Whoosh juga menjadi tanggung jawab Presiden RI yang sekarang, Prabowo Subianto. 

Editor: Indry Panigoro
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
DUKUNG DUA PERIODE - Mantan Presiden Joko Widodo. Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ternyata bukan satu-satunya pihak yang paling bertanggung jawab atas utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh. 

Tujuannya, untuk membahas soal negosiasi utang seperti jangka waktu pinjaman, bunga, hingga mata uang yang bakal digunakan. Namun, Dony tidak menjelaskan kapan negosiasi utang itu akan dilakukan.

"Kami akan berangkat lagi (ke China) juga untuk menegosiasikan mengenai term daripada pinjaman"  katanya di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10/2025) melansir YouTube Kompas TV.

"Ini menjadi point of negosiasi kita kali ini berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan dengan mereka," imbuhnya. 

Dony juga menjelaskan keberangkatan ke China tidak hanya diikuti oleh tim dari Danantara tetapi juga dari unsur pemerintah.

Dari unsur pemerintah, bakal diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Kita sudah diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur untuk segera kita negosiasikan. Hubungan kita (dengan China) juga bagus, komunikasi bagus," ujarnya.

Ketika ditanya, apakah dengan mengajak unsur pemerintah berarti utang Whoosh akan turut menggunakan APBN, Dony tidak menjawab secara gamblang.

Dony hanya mengatakan, Danantara bakal terus mencari opsi terbaik terkait pelunasan utang Whoosh dan menegaskan pihaknya tetap mengikuti aturan dari pemerintah.

"Kita akan mencari opsi terbaik yang belum tentu pakai itu (APBN -red), dan kami mengikuti saja arahan pemerintah. Toh Danantara sebetulnya yang paling penting bagaimana beroperasi dengan baik," tegasnya.

Lebih lanjut, Dony meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan terkait utang proyek Whoosh.

Dony menyebut, Whoosh kini sudah bermanfaat bagi masyarakat dan akan terus meningkatkan kualitas pelayanan kereta cepat Jakarta-Bandung itu. 

Doni menjelaskan, Whoosh saat ini bisa mengangkut penumpang hingga 30 ribu orang per hari.

"Mengenai penyelesaian keuangan menurut saya itu kan hanya opsi saja, tetapi yang paling penting kita sampaikan kepada masyarakat bahwa secara operasional, KCIC itu sudah memberikan positif secara operasional, sehingga tidak khawatir dalam proses operasional," tuturnya.

Beban Utang Kereta Cepat

Nilai utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang fantastis mencapai lebih dari Rp100 triliun membebani BUMN seperti PT KAI (Persero) sebagai salah satu pemegang saham utama.

Kereta cepat yang resmi beroperasi sejak 2 Oktober 2023 ini mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp19,54 triliun, dari biaya awal yang direncanakan 6,07 miliar dollar AS.

Sumber: Surya
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved