Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bjorka Ditangkap

Bukan Ahli IT, Polisi Sebut Hacker Bjorka Hanya Pemuda Tak Tamat SMK yang Belajar Otodidak

Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus menegaskan, WFT bukan merupakan seorang ahli information and technology (IT).

Kolase Tribun Manado/Istimewa
TERTANGKAP - Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus menegaskan, WFT bukan merupakan seorang ahli information and technology (IT). Bukan Ahli IT, Polisi Sebut Hacker Bjorka Hanya Pemuda Tak Tamat SMK yang Belajar Otodidak 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok di balik akun kontroversial Bjorka akhirnya terbongkar.

Polisi menangkap seorang pemuda berinisial WFT (23), pengangguran asal Jawa Barat yang bahkan tak menamatkan sekolah.

Pemilik akun X @bjorkanesiaaa itu diduga membobol 4,9 juta data nasabah sebuah bank swasta nasional.

Baca juga: Akhirnya Terungkap, Hacker Bjorka Ternyata Anak Tunggal hingga Jadi Tulang Punggung Keluarga

Menurut Polda Metro Jaya, WFT belajar teknologi informasi secara otodidak lewat internet dan forum-forum gelap.

Meski sempat dianggap hacker kelas dunia, faktanya WFT hanyalah anak muda biasa yang beraksi seorang diri.

Uang hasil penjualan data dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus menegaskan, WFT bukan merupakan seorang ahli information and technology (IT).

“Hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun, sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT,” ucap Fian dalam kesempatan yang sama.

“Jadi, dia mempelajari segala sesuatunya itu hanya dari IT dan melalui komunitas-komunitas media sosial,” tambah dia.

Beraksi sendiri

Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon memastikan bahwa WFT beraksi seorang diri di rumahnya tanpa bantuan orang lain saat melancarkan aksinya.

“Ya, sehari-hari dia tidak ada pekerjaan, jadi memang setiap hari hanya di depan komputer. Dia sudah lama sekali dari 2020, dia sudah mulai mengenal dan mempelajari komunitas dark web, dark forum,” ungkap Herman.

“Dari situlah pelan-pelan dia mulai mempelajari bagaimana mencari uang di dunia dark web, di dunia komputer. Ya, itu saja,” tambah dia.

Berdasarkan hasil penelusuran, WFT menjual data di dark web dengan nilai puluhan juta rupiah. Namun, itu tergantung dengan kesepakatan pelaku dan pembeli.

Hasil penjualan ini digunakan WFT untuk kebutuhan sehari-hari.

“Dari hasil tracing, dia gunakan untuk kebutuhan pribadi. Karena kan ternyata dia anak yatim piatu. Dia menghidupi semua keluarga. Dia anak tunggal, tapi dia menghidupi keluarga keluarga,” ujar Fian.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved