Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PBB

180 Negara Mendadak Keluar Ruang Sidang PBB Saat Benjamin Netanyahu Hendak Pidato, Ini Sebabnya

Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York mendadak ricuh setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, naik ke podium.

Editor: Alpen Martinus
TIMOTHY A CLARY/AFP/GETTY IMAGES via DW INDONESIA
PBB - Ilustrasi Sidang Majelis Umum PBB di Markas PBB di New York City, AS. Perwakitab 180 negara mendadak walk out saat Perdana Menteri Israel naik pidato 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Cukup mengejutkan, Israel mendapat penolakan dari banyak negara anggota PBB.

Itu dibuktikan saat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu hendak berpidato.

Kompak sebanyak 180 negara keluar dari ruang sidang.

Baca juga: Daftar 180 Negara Walk Out Ruang Sidang PBB saat PM Israel Netanyahu Berpidato, Termasuk Indonesia

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional terbesar dan paling berpengaruh di dunia yang didirikan pada tahun 1945 setelah Perang Dunia II untuk menjaga perdamaian dunia, mengembangkan kerja sama internasional, melindungi hak asasi manusia, dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

PBB berfungsi sebagai forum global untuk mengatasi masalah-masalah yang melampaui batas negara dan beranggotakan 193 negara anggota. 

Aksi walk out massal tersebut merupakan bentuk protes mereka terhadap Israel.

Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York mendadak ricuh setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, naik ke podium.

Sebanyak 180 dari 193 negara anggota dilaporkan melakukan aksi walk out massal, meninggalkan ruangan hampir kosong saat Netanyahu mulai menyampaikan pidatonya.

Ketika Netanyahu mulai berbicara, puluhan delegasi bergegas keluar. Pimpinan sidang sempat berusaha menenangkan dengan berkata, “Tolong tetap berada di ruangan, tolong duduk,” namun sebagian besar kursi tetap kosong.

Langkah dramatis ini dilakukan sebagai bentuk protes atas pernyataan keras Netanyahu yang menolak pengakuan negara Palestina dan berjanji “menyelesaikan tugas” melenyapkan Hamas di Gaza.

Reaksi tersebut memperlihatkan semakin tajamnya isolasi diplomatik Israel di tengah meningkatnya tekanan global atas perang di Gaza.

Negara-Negara yang Walk Out

Gelombang walk out datang dari hampir semua kawasan dunia. Tidak hanya negara-negara Arab dan mayoritas muslim, tetapi juga sejumlah sekutu dekat Amerika Serikat.

Berikut daftar negara yang meninggalkan ruangan:

Negara Arab dan mayoritas muslim:
Aljazair, Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Mesir, Indonesia, Iran, Irak, Yordania, Kuwait, Libanon, Libya, Malaysia, Maladewa, Mauritania, Maroko, Oman, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, Yaman.

Afrika:
Botswana, Burkina Faso, Ethiopia, Ghana, Kenya, Mali, Namibia, Niger, Nigeria, Senegal, Afrika Selatan, Uganda.

Eropa:
Belgia, Finlandia, Yunani, Islandia, Irlandia, Norwegia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia.

Amerika Latin:
Bolivia, Brasil, Chili, Kolombia, Kuba, Meksiko, Nikaragua, Peru, Venezuela.

Asia (non-muslim):
Cina, India, Nepal, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam.

Negara lain:
Australia, Selandia Baru, Rusia, Korea Selatan.

Simbol Isolasi Diplomatik

Aksi walk out besar-besaran ini dipandang sebagai simbol nyata keterasingan Israel di panggung internasional.

Para pengamat menilai langkah ini sekaligus menegaskan bahwa pengakuan negara Palestina semakin mendapat dukungan luas, meski Israel menolak keras.

Di luar markas PBB, ribuan pengunjuk rasa juga berkumpul di Times Square, menentang kebijakan Israel di Gaza dan menuntut penghentian serangan militer.

Sementara itu, Netanyahu tetap bergeming. Ia menegaskan bahwa mayoritas warga Israel mendukung penolakannya terhadap negara Palestina dan mengklaim operasi militer di Gaza adalah bagian dari “perang melawan teror.”

Namun, gelombang walk out 180 negara ini menjadi sinyal jelas bahwa dunia internasional kini semakin menekan Israel untuk mengakhiri perang dan membuka jalan bagi perdamaian di Timur Tengah.

Dengan tekanan global yang semakin kuat, posisi Israel kini berada dalam sorotan tajam dunia internasional.

Pengakuan negara Palestina oleh sejumlah kekuatan Barat diyakini akan memperumit langkah Israel di panggung diplomasi, sekaligus memperdalam ketegangan di kawasan Timur Tengah.

(Tribunnews.com / Namira)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved