Pembunuhan Kacab Bank
Akhirnya Terungkap Pemilik Rekening Dormant Dibobol Dwi Hartono Cs, Rp 204 M Dipindah dalam 17 Menit
Sosok pemilik rekening dormant senilai Rp 204 miliar yang dibobol sindikat Dwi Hartono Cs akhirnya terungkap.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Misteri di balik pemilik rekening dormant yang menjadi sasaran pembobolan sindikat Dwi Hartono Cs akhirnya terpecahkan.
Nilai fantastis Rp 204 miliar yang ada di rekening dormant dipindahkan hanya dalam waktu 17 menit oleh Dwi Hartono cs.
Pemilik rekening dormant tersebut ternyata seorang pengusaha tanah berinisial S.
Rekening dormant adalah rekening bank yang sudah tidak aktif melakukan transaksi keluar (debet) maupun masuk (kredit) selama periode waktu tertentu, biasanya 3 hingga 18 bulan, tergantung kebijakan masing-masing bank.
Setelah menjadi dormant, rekening tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk transaksi dan dapat berisiko digunakan untuk kejahatan pencucian uang, sehingga PPATK bekerja sama dengan bank untuk mengidentifikasi dan memblokir rekening semacam ini.
Dilansir dari situs resmi PPATK, dormant adalah istilah perbankan yang digunakan untuk menggambarkan rekening bank yang sudah lama tidak ada transaksi.
Dengan kata lain, rekening dormant bisa dibilang sebagai rekening pasif.
Rekening pasif istilah perbankan untuk rekening yang lama tidak aktif bertransaksi (seperti penarikan, setoran, atau transfer) milik pengusaha S ini tersimpan di salah satu bank BUMN yang berlokasi di Jawa Barat.
“Pemilik rekening tersebut inisialnya S. Pengusaha tanah,” ungkap Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf dalam konferensi pers di Bareskrim, Kamis (25/9/2025).
Helfi Assegaf mengungkapkan, sindikat ini mengaku sebagai "Satgas Perampasan Aset" ketika melakukan pertemuan dengan kepala cabang pembantu salah satu Bank BNI di Jawa Barat pada awal Juni 2025.
“Dalam pertemuan itu, mereka merencanakan pemindahan dana pada rekening dorman. Jaringan sindikat menjelaskan cara kerja serta peran masing-masing, mulai dari persiapan, pelaksanaan eksekusi, sampai tahap timbal balik hasil,” ucap Helfi.
Kata Helfi, sindikat ini kemudian memaksa kepala cabang menyerahkan user ID aplikasi Core Banking System milik teller dan kepala cabang.
Dia bilang, ancaman keselamatan terhadap keluarga kepala cabang juga dilontarkan bila tidak menuruti permintaan.
Di akhir Juni 2025, sindikat bersama kepala cabang sepakat melakukan eksekusi pemindahan dana pada Jumat pukul 18.00, setelah jam operasional.
Waktu itu dipilih untuk menghindari sistem deteksi bank.
“Para eksekutor, termasuk mantan teller bank, melakukan akses ilegal terhadap aplikasi Core Banking System. Dana sebesar Rp 204 miliar dipindahkan ke lima rekening penampungan dalam 42 kali transaksi yang hanya berlangsung 17 menit,” ungkap Helfi.
Pihak bank mendeteksi adanya transaksi mencurigakan lalu melaporkannya ke Bareskrim Polri.
“Atas adanya laporan tersebut, penyidik Subdit II Perbankan Dittipideksus Bareskrim Polri langsung berkomunikasi dengan rekan kami di PPATK untuk melakukan penelusuran dan pemblokiran terhadap harta kekayaan hasil kejahatan maupun transaksi aliran dana tersebut,” kata Helfi.
Dari proses penyidikan tersebut, penyidik telah menetapkan sembilan orang tersangka.
“Dari sembilan pelaku di atas terdapat dua orang tersangka berinisial C alias Ken serta DH (Dwi Hartono) sebagai sindikat jaringan pembobolan dana nasabah yang menargetkan rekening dorman,” kata Helfi.
“(Mereka) juga terlibat dalam kasus penculikan terhadap kepala cabang yang saat ini ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro,” imbuh dia.
Peran Ganda Dwi Hartono dan C alias Ken
Dalam jaringan pembobolan rekening, Candy alias C alias Ken berperan sebagai mastermind.
Ia mengklaim kelompoknya merupakan bagian dari Satuan Tugas Perampasan Aset untuk menipu korban.
Sementara itu, Dwi Hartono bertugas membuka blokir rekening dan memindahkan dana yang dibekukan.
“Sejak awal Juni 2025, sindikat ini melakukan pertemuan dengan kepala cabang pembantu salah satu Bank BNI di Jawa Barat untuk merencanakan pemindahan dana pada rekening dormant,” ungkap Helfi.
Selain keduanya, polisi juga menetapkan tujuh tersangka lain dengan peran berlapis:
AP (50), kepala cabang pembantu bank, memberi akses ke aplikasi core banking system.
GRH (43), consumer relations manager, jadi penghubung antara sindikat dan pihak internal bank.
DR (44), konsultan hukum, merancang strategi eksekusi sekaligus memberi perlindungan.
NAT (36), mantan pegawai bank, melakukan akses ilegal dan transfer dana ke rekening penampungan.
R (51), mediator sekaligus penerima aliran dana.
TT (38), fasilitator keuangan ilegal dan pengelola hasil kejahatan.
IS (60), penyedia rekening penampungan hasil pembobolan.
Keterlibatan Candy dan Dwi Hartono tak hanya berhenti di kasus perbankan.
Mereka juga disebut sebagai dalang penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta, kepala KCP bank BUMN.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menegaskan, motif penculikan berkaitan dengan rencana pemindahan dana dari rekening dormant.
“Para pelaku berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan. Namun untuk itu, mereka memerlukan otoritas dari kepala bank,” jelasnya.
Pertemuan antara Candy dan Dwi pada Juni 2025 menjadi titik awal rencana penculikan.
Dengan bantuan tim IT dan sejumlah eksekutor, mereka menargetkan Ilham agar bisa melancarkan akses ke sistem bank.
Polda Metro Jaya mencatat, ada 18 orang yang terlibat dalam penculikan dan pembunuhan Ilham, yakni 15 warga sipil dan 2 prajurit Kopassus, sementara 1 orang sipil masih buron.
Adapun struktur jaringan penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta, yakni:
Dalang (mastermind): Candy alias Ken, Dwi Hartono, AAM alias A (38), dan JP (40).
Eksekutor penculikan: Erasmus Wawo (27), REH (23), JRS (35), AT (29), dan EWB (43).
Militer terlibat: Kopda FH (32) menyediakan tim penculik, Serka N (48) merekrut eksekutor atas perintah Dwi Hartono.
Eksekutor penganiayaan: JP, MU (44), dan DSD (44).
Kelompok surveillance: Wiranto (38), Eka Wahyu (20), Rohmat Sukur (40), dan AS (25), yang bertugas membuntuti korban sebelum dieksekusi.
Sosok Dwi Hartono

Merangkum berbagai sumber, Dwi Hartono lahir 6 Oktober 1985 di Lahat Sumatera Selatan.
Ia sudah merambah ke dunia wirausaha sejak duduk di bangku kuliah.
Hartono merintis karir dari membuat warung internet (warnet), rental game online, Play Station, coffee shop sampai warung tegal (warteg).
Dwi Hartono juga Founder dan Owner dari sebuah platform belajar online.
Pada Maret 2024 lalu Hartono juga memberi beasiswa bagi NA, korban penyekapan dan rudapaksa di Lampung.
Dwi Hartono banyak beraktivitas di Pulau Jawa.
Namun, dia sesekali pulang ke kampung halaman mengunjungi orang tuanya di Desa Mekar Kencana, yang dulunya bernama Desa Tirta Kencana, Unit 6, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Joko, teman sekolah DH menuturkan Dwi Hartono adalah sosok yang dermawan dan suka melakukan kegiatan sosial.
"Mas Dwi, ini dikenal orang yang dermawan, suka bergaul dan suka melakukan kegiatan sosial," ungkapnya Senin (25/8/2025) malam.
Bahkan, selama Joko menjabat kades, Dwi sudah dua kali mendatangkan artis dari ibu kota untuk menghibur warga Rimbo Bujang.
Dwi Hartono pernah mengundang Via Valen saat khitanan anaknya dan Wika Salim untuk Reuni SMP 13 Rimbo Bujang.
Dwi Hartono juga pernah mengundang Ustad Zaky Mirza untuk memberi tausiah bagi warga Rimbo Bujang.
"Setiap kali ngundang artis, Mas Dwi selalu koordinasi dengan saya. Kemarin, beliau ngundang Via Vallen, " ujarnya.
Joko tak menyangka dapat berita bahwa Dwi menjadi otak pembunuhan Kepala Cabang di Cempaka Putih.
"Selaku orang yang pernah kenal, saya kaget, dak menyangka. Setahu kami, dia baik. Cuma soal kehidupan dia di jakarta, saya dak tahu," ujarnya.
Dwi Hartono dikenal sebagai motivator bisnis yang sering mengunggah konten di akun youtube Klan Hartono. Akun itu telah memiliki total 169 ribu pengikut.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peran Ganda Dwi Hartono: Dalang Penculikan Kacab Bank BUMN dan Pembobol Rekening Dormant"
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id
Akhirnya Terungkap, Rp70 Miliar di Rekening Dormant Jadi Pemicu Tewasnya Kacab Bank Ilham Pradipta |
![]() |
---|
Nasib 2 Oknum TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank Ilham Pradipta, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Terungkap Peran Serka N di Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank, Oknum TNI Itu Ikut Pukuli Korban |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Bayaran untuk 2 Oknum TNI yang Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Sebelum Diculik, Kacab Bank Ilham Pradipta Sempat Tunjukkan Gelagat Aneh di Supermarket Pasar Rebo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.