Kisah Pilu Komika Mongol Stres Tertipu Cagub Rp53 Miliar, Sampai Nangis Seperti Anak Kecil

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setiap orang pasti memiliki masa kelam dan pahit dalam menjalani kehidupan.

Itu membuat menjadi lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak.

Pengalaman pahit juga pernah dialami oleh Rony Imanuel atau lebih dikenal dengan Mongol Stress.

Baca juga: Uang Rp53 Miliar Dipinjamkan Tak Dikembalikan, Mongol Stres Menangis, Kini Sudah Mengikhlaskan

Mongol Stres adalah nama panggung dari Rony Imanuel, seorang komedian, aktor, dan politikus Indonesia yang dikenal sebagai salah satu pelawak tunggal terkemuka di Tanah Air. 

Pengalaman tersebut di antaranya ia dapatkan saat aktif di partai politik.

Bahkan kisahnya tersebut sudah viral di media sosial.

Komedian ternama asal Manado, Sulawesi Utara, Rony Imanuel, yang lebih dikenal dengan nama panggung Mongol Stres, baru-baru ini membagikan pengalaman pahit yang pernah menimpanya di masa lalu.

Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Melaney Ricardo yang ditayangkan di kanal YouTube resminya, Mongol membuka cerita mengejutkan yang membuat banyak orang tercengang.

Di balik sosoknya yang kocak dan selalu berhasil mengocok perut penonton di berbagai acara komedi, termasuk di Stand Up Comedy Show, ternyata tersimpan kisah pilu yang pernah mengguncang hidupnya secara finansial dan emosional.

Mongol mengungkap bahwa dirinya pernah menjadi korban penipuan oleh seorang calon gubernur saat masa kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada).

Tanpa menyebutkan secara rinci identitas maupun daerah sang calon gubernur, Mongol hanya menjelaskan bahwa saat itu ia meminjamkan dana dalam jumlah fantastis untuk mendukung pencalonan orang tersebut.

Tak tanggung-tanggung, jumlah uang yang dipinjam mencapai Rp 53 miliar.

"Uang itu sampai sekarang tidak dikembalikan," ujar Mongol dengan nada getir.

Kejadian ini membuat Mongol merasa benar-benar terpukul. Ia mengaku sempat berada di titik terendah dalam hidupnya, terutama setelah menyadari bahwa kepercayaannya telah disalahgunakan demi ambisi politik seseorang.

“Saya sempat hancur,” kata Mongol mengungkapkan perasaannya kala itu.