Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jet Ski Terbalik di Manado

Pengakuan Ayah Wandy Haikal Sebelum Kecelakaan Jet Ski di Manado, Korban Tunggu Panggilan Kerja

Pengakuan ayah Wandy Haikal mengatakan sebelum kecelakaan jet ski di Teluk Manado, Sulut.

Tribun Manado/Eduard Tahulending
KECELAKAAN JET SKI: Pengakuan ayah Wandy Haikal mengatakan sebelum kecelakaan jet ski di Teluk Manado, Sulawesi Utara (Sulut), korban melamar pekerjaan di kapal. Berdasarkan keterangan sang ayah, sekitar tiga bulan sebelumnya Wandy Haikal memasukkan lamaran pekerjaan di kapal Barcelona lewat perantara di Tahuna, Sangihe, Sulut. 
Ringkasan Berita:
  • Sang ayah, Sulkaida Mamondol, menceritakan sosok putra tunggalnya yang dikenal sangat taat, ramah, dan mudah bergaul, Rabu (5/11/2025)
  • Menurut penuturan sang ayah, sekitar tiga bulan sebelumnya Wandy Haikal sempat memasukkan lamaran pekerjaan untuk bekerja di kapal Barcelona melalui perantara di Tahuna
  • Menurut sang ayah, sebenarnya panggilan kerja dari kapal dijadwalkan pada keesokan harinya

TRIBUNMANADO,CO.ID, SANGIHE - Pengakuan ayah Wandy Haikal mengatakan sebelum kecelakaan jet ski di Teluk Manado, Sulawesi Utara (Sulut), korban melamar pekerjaan di kapal.

Berdasarkan keterangan sang ayah, sekitar tiga bulan sebelumnya Wandy Haikal memasukkan lamaran pekerjaan di kapal Barcelona lewat perantara di Tahuna, Sangihe, Sulut.

Lamaran kerja tersebut akhirnya diterima dan korban tinggal menunggu panggilan.

Kata Sulkaida Mamondol, sebenarnya panggilan kerja dari pihak kapal yang telah dijadwalkan.

Korban Wandy Haikal merupakan sosok yang rajin beribadah dan taat kepada orang tua.

Sosok korban

Duka mendalam masih menyelimuti keluarga almarhum Wandy Haikal (19), korban kecelakaan jet ski di perairan Teluk Manado, Sulawesi Utara, pada Senin (3/11/2025).

Sang ayah, Sulkaida Mamondol, menceritakan sosok putra tunggalnya yang dikenal sangat taat, ramah, dan mudah bergaul, Rabu (5/11/2025).

Menurut penuturan sang ayah, Wandy Haikal adalah anak tunggal yang menjadi kebanggaan keluarga. “Anak saya itu patuh sama orang tua.

Ia sering membantu ibunya di dapur, tidak pernah menyusahkan kami,” ungkap Sulkaida Mamondol dengan penuh haru.

Wandy juga dikenal sebagai pribadi yang rajin beribadah dan memiliki banyak teman.

“Dia banyak bergaul, tidak memilih-milih teman.

Semua orang dia hormati, terutama yang lebih tua,” tambahnya.

Kesaksian keluarga dan kerabat menguatkan gambaran bahwa Wandy Haikal merupakan sosok muda yang baik, disiplin, dan disayangi lingkungan sekitar.

Ayah Korban Ungkap Kronologi Sebelum Tragedi Jet Ski Teluk Manado

Ayah dari almarhum Wandy Haikal, yakni Sulkaida Mamondol, menyampaikan penjelasan lengkap mengenai kondisi dan aktivitas putranya sebelum tragedi kecelakaan jet ski yang terjadi di perairan Teluk Manado, Senin (3/11/2025).

Menurut penuturan sang ayah, sekitar tiga bulan sebelumnya Wandy Haikal sempat memasukkan lamaran pekerjaan untuk bekerja di kapal Barcelona melalui perantara di Tahuna.

“Dari pihak kapal mengarahkan agar lamaran dibawa langsung ke kantor yang berada di Hotel Marina, Manado.

Maka dari itu, anak saya berangkat ke Manado membawa lamaran tersebut.

Puji Tuhan lamaran itu diterima dan ia tinggal menunggu panggilan,” ungkap Sulkaida Mamondol.

Sambil menunggu proses panggilan kerja dari kapal, Wandy Haikal memutuskan untuk melamar pekerjaan di sebuah rumah makan di kawasan Megamas Manado.

Ia diterima bekerja dan sempat tinggal bersama sepupunya di Karombasan.

“Bos rumah makan itu kasihan lihat anak saya bolak-balik jauh, jadi ditawarkan tinggal di tempat kerja saja,” tambahnya.

Menurut sang ayah, sebenarnya panggilan kerja dari kapal dijadwalkan pada keesokan harinya.

Namun sebelum itu terjadi, keluarga telah dikejutkan oleh insiden nahas yang merenggut nyawa putra mereka.

“Sejak kemarin anak saya tidak melakukan telepon seperti biasanya.

Kami sekeluarga kaget ketika melihat pemberitaan live sekitar pukul 01.00 WITA dan mengetahui bahwa Wandy Haikal mengalami kecelakaan jet ski,” tutur Sulkaida Mamondol dengan suara penuh duka.

Kronologi Kecelakaan Jet Ski di Teluk Manado

Senin, 3 November 2025

Pukul 16.00 WITA (perkiraan):

Dua warga, Ridwan Tola asal Pakowa dan Wandy Haikal (19) asal Sangihe, terlihat sedang beraktivitas menggunakan jet ski di perairan Teluk Manado.

Selasa, 4 November 2025

Pukul 11.40 WITA:

Setelah dilakukan penyisiran lanjutan oleh tim gabungan, penyelam akhirnya menemukan korban kedua, Wandy Haikal, di kedalaman sekitar 20 meter dan berjarak 30 meter dari titik penemuan korban pertama.

Ungkapan Keluarga

Di tengah duka yang mendalam, keluarga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang turut membantu upaya pencarian.

“Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi, TNI, Polri, Basarnas, serta semua pihak terkait yang sudah membantu mencari anak kami.

Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih,” ujar sang ayah.

Peristiwa tragis ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar dan kerabat almarhum.

Jet ski milik salah satu korban

Jet ski nahas yang mengakibatkan dua korban meninggal di Teluk Manado terparkir di Dermaga Manado Bay, Kawasan Megamas, Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa 4 November 2025.

Jet Ski berwarna abu-abu tua kombinasi kuning stabilo ini dikendarai tiga orang korban, Senin 3 November 2025 petang sekitar pukul 17.30 Wita.

Ketiga korban itu, Jonatan Rantelangan (selamat) dan dua lainnya, Ridwan Tollah dan Wandy Haikal meninggal dunia.

Jasad keduanya ditemukan di dasar Teluk Manado di kedalaman sekitar 20 meter, Selasa pagi. 

Berdasar informasi, jetski merek Yamaha tipe FX SVHO ini milik korban meninggal.

Namun belum terkonfirmasi korban meninggal yang mana.

Menurut Bayu Malonda (21), saksi yang berusaha menyelamatkan para korban, jetski ditarik ke dermaga menggunakan perahu nelayan.

Diikat tali tambang di stir lalu diseret ke dermaga Manado Bay.

Penelusuran Tribun, Jetski Yamaha FX SVHO keluaran terbaru harganya mendekati setengah miliar, yakni Rp 484 juta.

Sementara untuk bekasnya, keluaran tahun 2020, harganya tetap tinggi di pasaran yakni di kisaran Rp 440 jutaan

Adapun penanganan kasus sementara ditangani Ditpolair Polda Sulawesi Utara

Berdasar keterangan saksi jetski sempat dua kali terhempas dan ketiga korban terpental lalu tercebur ke laut.

Kejadian pertama, ketiga korban sempat naik ke jetski.

Kejadian kedua nahas, ketiganya dihantam ombak dan terpental lagi.

Tak bisa naik ke Jetski.

Ketiganya menggapai-gapai lalu teriak minta tolong. 

Jonatan bisa diselamatkan.

Nahas, nyawa Ridwan dan Wandy tak tertolong.

Keduanya tenggelam tergulung ombak dan dibawa derasnya arus Teluk Manado.

Detik-detik Bayu Malonda berusaha selamatkan korban

Bayu Malonda berusaha sekuat tenaga menolong tiga korban kecelakaan jet ski di Teluk Manado, Senin 3 November 2025.

Usahanya tidak berhasil karena kondisi laut yang berombak tinggi.

Arus yang cukup kuat menghalangi upayanya menyelamatkan dua korban meninggal. 

"Saya berusaha tiga kali menyelamatkan tapi sulit.

Awalnya sudah dekat tapi dipukul ombak, kami terpisah lagi," kata Bayu menceritakan peristiwa itu di Dermaga Manado Bay, Selasa 4 November 2025 siang. 

Bayu berupaya menolong Ridwan Tollah dan Wandy Haikal yang ditemukan meninggal di kedalaman lebih dari 20 meter, Selasa (4/11/2025) pagi. 

Sejatinya Bayu masih niat turun lagi namun pupus karena ditegur seorang anggota TNI yang juga turut berenang berupaya menolong. 

"Saat sudah di atas jet ski, kakak itu, kalau tidak salah dia tentara bilang, bro jangan dipaksa, ini terlalu bahaya.

Setelah itu kami balik ke dermaga pakai speedboad polisi," kata pemuda asal Kotamobagu ini. 

Sementara, satu korban lainnya, Jonatan selamat setelah sebelumnya didorong Bayu ke arah perahu nelayan asal Manado Tua.

Ia kemudian dibawa ke Dermaga Manado Bay. 

Sementara itu, Raditya, sobat Bayu punya cerita lainnya.

Ia menyaksikan peristiwa itu dari tepi laut.

"Peristiwa itu tidak lama, tidak lebih dari 40 menit," katanya. 

Pada saat ketiga korban terhempas kedua kali, Raditya melihat mereka masih mengapung.

Ia dan Bayu mengira mereka masih bisa naik lagi ke jet ski. 

"Sebab sebelumnya dorang bisa naik lagi.

Karena sebelumnya masih tertawa.

Yang kedua itu, mereka mengapung  tangan naik turun. Tidak lama terdengar teriakan minta tolong," kata Raditya. 

Ia melihat Bayu nekat meloncat, berenang ke arah korban.

Raditya yang tidak bisa berenang memegang kaos dan sendal Bayu. 

"Kita justru yang cemas, takut Bayu ikut tenggelam karena ombak tinggi dan arus kuat," kata lulusan SMK Negeri 1 Kotamobagu ini. 

Sebelum berupaya menolong, menurut Raditya, ia sempat memberi tahu sekuriti Kawasan Megamas ada orang kecelakaan jet ski.

"Mereka datang empat orang.

Setelah itu ada dari polisi, ada tentara juga yang jogging sempat mau loncat tapi batal karena mereka lihat sudah ada dua orang dan mungkin karena kondisi lautnya," katanya lagi.

(TribunManado.co.id)

Baca Berita Tribun Manado di Google News

WhatsApp TribunManado.co.id : KLIK

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved