Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

MBW II

Food Truck Muncul di MBW II Malalayang Manado, Asyiknya Ngopi Tepi Pantai dengan POV Sunset

Suasana MBW II di Malalayang, Manado, Sulut yang sudah diisi dengan UMKM. Pengunjung bisa menikmati vibe Ngopi Tepi Pantai dengan POV Sunset.

|
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Frandi Piring
Arthur Rompis/TribunManado.co.id
UMKM - Sederet unit Food Truck UMKM di MBW II Malalayang Manado. Tempat nongkrong baru di Kota Manado, Sulut. Pengunjung bisa menikmati vibe Ngopi Tepi Pantai dengan POV Sunset. 
Ringkasan Berita:
  • Objek wisata Malalayang Beach Walk (MBW) II di Kelurahan Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Provinsi Sulut.
  • Jajanan UMKM Food Truck telah ada di MBW II.
  • Tempat nongkrong baru di Kota Manado, Sulut. Pengunjung bisa menikmati vibe Ngopi Tepi Pantai dengan POV Sunset.
  • Anita seorang warga mengaku sangat menikmati suasana ngopi di tempat itu.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jajanan UMKM Food Truck muncul di kawasan objek wisata Malalayang Beach Walk (MBW) II di Kelurahan Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Provinsi Sulut.

Amatan wartawan TribunManado.co.id, Arthur Rompis pada Minggu (2/10/2025) petang, Food Truck terlhat di seputaran kepel di kawasan itu.

Posisinya yang berada di tepi jalan sangat menarik masyarakat untuk datang berkunjung.

Apalagi bisa nongkrong menikmati kuliner sambil ngopi di tepi pantai.

Selain itu, para pengunjung juga dimanjakan dengan pemandangan sunset, apabila cuaca mendukung.

Kawasan ini dihias dengan lampu lampu dan tampilan menarik dari mobil yang menjajakan kopi.

Tak heran banyak warga tertarik datang.

Saat TribunManado.co.id tiba di lokasi, bangku nyaris penuh.

Banyak pula warga yang berdatangan.

Seperti food truck di tempat lain, kopi menjadi menu utama.

Penjualnya juga kebanyakan anak muda.

Anita seorang warga mengaku sangat menikmati suasana ngopi di tempat itu.

"MBW ini kan objek wisata, jadi sangat enak berada di sini pemandangannya juga indah dengan suasana selat Manado," katanya.

Senada dikatakan Markus. Ia mengaku tempat itu terasa berbeda.

"Suasananya di tepi pantai dan di objek wisata ternama di Manado," katanya.

Hanya ia mengusulkan agar food truck ditambah. Agar suasana tambah semarak.

"Bagusnya ditambah agar tampilannya lebih semarak dan meriah," kata dia.

MBW II adalah kelanjutan proyek penataan kawasan wisata Pantai Malalayang di Kota Manado, Sulawesi Utara.

MBW II - MBW II di Jalan Wolter Mongisidi, Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Di sana ada dermaga dan bakal diisi oleh pedagang UMKM.
MBW II - MBW II di Jalan Wolter Mongisidi, Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Kawasan pelaku UMKM. (Tribunmanado.com/Arthur Rompis)

Baca juga: Liburan Minggu, Wahana Permainan Anak di Malalayang Beach Walk Manado Padat Pengunjung

Proyek ini bertujuan untuk memperkuat daya tarik wisata bahari dan merupakan bagian dari pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Manado-Bitung-Likupang.

Fasilitasnya adalah:

​Beach Walk (jalur pejalan kaki)

​Area Pasir Putih

​Taman (termasuk Taman Pahlawan Mongisidi dengan patung Robert Wolter Mongisidi)

​Amphitheater dan panggung untuk pertunjukan

​Diving Center

​Kawasan Konservasi Mangrove

​Area Restoran/Food Court (Food Truck)

​Fasilitas pendukung seperti tempat bilas, toilet, dan area parkir.

Pelaku UMKM di MBW Manado Berjualan Sejak Tahun 1986

Alberti Kanaka merupakan salah satu pelaku UMKM di Malalayang Beach Walk Manado - Sulut.

Ia menyimpan cerita panjang di lokasi ini.

Alberti ternyata telah berjualan sejak tahun 1986.

Bersama sang istri, Alberti telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini.

Hari-harinya diisi dengan riuhnya wisatawan yang lalu-lalang di Malalayang Beach Walk.

Alberti juga disibukkan melayani pelanggan di lapak sederhana miliknya. 

Dari yang awalnya tempat tersebut bernama Boboca hingga akhirnya menjadi MBW, Alberti menjadi ikon tempat wisata ini.

Tim Tribun Manado berkesempatan mewawancarai Alberti pada Sabtu (12/4/2025) lalu.

"Banyak yang berubah, kalau dulu dari pagi sampai pagi lagi selalu ramai," kenang Alberti membuka percakapan.

KISAH - Kisah Pelaku UMKM Alberti Kanaka, 64 tahun. Sejak tahun 1986, ia bersama sang istri telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini.
UMKM - Kisah Pelaku UMKM Alberti Kanaka, 64 tahun. Sejak tahun 1986, ia bersama sang istri telah menjadi saksi hidup perubahan kawasan wisata ini. (Petrick Sasauw/Tribun Manado)

Alberti dulunya memulai dengan menjual gorengan sederhana seperti pisang, ubi, dan singkong. 

Tapi seiring waktu, ia dan istrinya mulai merambah ke makanan berat seperti nasi campur dan bubur Manado (tinutuan), serta minuman hangat seperti kopi, teh, dan saraba (minuman jahe khas Sulawesi Utara).

Sehari-harinya, lapak mereka buka sejak pukul 06.00 pagi hingga 10 malam. 

Saat akhir pekan, mereka bisa bertahan melayani pembeli hingga tengah malam. 

“Kadang belum sempat istirahat, tapi kami nikmati saja,” kata Alberti sambil mengelap keringat. Perjalanan panjang itu tidak sia-sia. 

Dari hasil berjualan, Alberti dan istri berhasil membangun rumah sendiri dan menyekolahkan keempat anak mereka hingga lulus SMA.

"Memang belum sampai kuliah, tapi setidaknya mereka punya ijazah untuk melamar kerja. Itu sudah cukup membanggakan," ujarnya.

Alberti pun pernah merasakan manisnya masa-masa ramai pengunjung. 

Pendapatan bisa tembus Rp 2 juta dalam sehari saat akhir pekan. 

Namun, ia juga tahu betul bagaimana rasanya menghadapi sepinya pembeli. 

“Pernah cuma dapat Rp 50 ribu sehari. Kalau hari biasa biasanya Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu, tapi itu belum bersih,” jelasnya.

Walaupun begitu, semangatnya tak pernah padam. Di usianya yang tak lagi muda, Alberti tetap semangat, bersyukur, dan terus berharap kepada Tuhan.

“Dalam kehidupan ini, kita harus tetap berharap pada Tuhan dan tidak boleh menyerah, terutama kalau masih muda. Tuhan tidak pernah menutup mata,” tuturnya. (Art/Pet)

-

Baca juga: UMKM Ree Cup di Manado, Sajikan Kopi Kacang dengan Cita Rasa Bikin Jatuh Cinta Pandangan Pertama

 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved