Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penggerebekan Gudang Miras

Kronologi Penggerebekan Gudang Miras di Sindulang Manado, Operasi Dilakukan pada Malam Hari

Berikut Kronologi Penggerebekan Gudang Miras Jenis Cap Tikus di Sindulang Manado, Operasi Dilakukan pada Malam Hari.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
META AI
ILUSTRASI - Ilustrasi minuman keras. Gambar dibuat oleh Meta AI pada Kamis (9/10/2025). Gudang minuman keras jenis cap tikus yang berada di Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting, Manado, Sulawesi Utara, digerebek pihak kepolisian pada Rabu (8/10/2025) malam.  

Minuman keras yang kemudian dikenal oleh masyarakat Sulawesi Utara sebagai Cap Tikus dibuat dari sadapan air nira atau dalam bahasa lokal saguer.

Saguer ini kemudian disuling hingga menghasilkan sebuah cairan mengandung alkohol. Inilah miras cap tikus.

Jika menelusuri sejarah, cap tikus sebenarnya bisa disebut sebagai kearifan lokal. 

Berdasarkan artikel Tribun Manado berjudul Sejarah Cap Tikus, Miras Asli Minahasa yang Dikaitkan dengan Kebakaran Kompleks Pasar Ikan Manado yang tayang pada Selasa, 23 Juli 2019 12:36 WITA, cap tikus ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. 

Denny Pinontoan, budayawan Minahasa menyebut, setidaknya ada dua versi berbeda asal muasal nama cap tikus

Salah satu versi,  ketika minuman keras ini mulai populer, ada pedagang etnis cina menyertainya dengan label atau merek.

Sesuai ejaan lama disebut Tjap Tikoes, itu diperkirakan sudah ada sejak 1920-1930-an. 

Versi lainnya menyebutkan, nama cap tikus itu dikaitkan dengan alat penyulingan dari bambu mirip jalan tikus.

Denni mengisahkan, cap tikus juga muncul dalam ulasan berita di De Tijd, koran katolik Belanda.

Dalam laporannya edisi 2 Desember tahun 1932 menyebutkan, konsumsi minuman keras impor di Manado dan Minahasa pada umumnya mengalami penurunan akibat resesi ekonomi global tahun 1930-an

Sementara minat terhadap minuman keras lokal produksi orang-orang Minahasa, cap tikus justru mengalami peningkatan.

Sebelum krisis global, macam-macam minuman seperti bir, jenerver, anggur dan cognac diimpor dalam jumlah besar ke Minahasa. 

Orang-orang Minahasa rupanya menggemari minuman-minuman ini.

Namun, karena menurunnya impor minuman keras, maka cap tikus meningkat pesat. 

Daripada mengimpor minuman keras orang Minahasa lebih memilih minuman rakyat cap tikus, demikian tulis De Tijd. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved