Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Liputan UMKM

Kisah Andreas Ruauw Jalankan Bisnis Laundry di Manado, Lihat Peluang pada Kesibukan Orang

Usaha yang baru ia jalankan selama tujuh bulan ini sudah memberikan banyak keuntungan baginya.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.com/Isvara Savitri
UMKM - Andreas Ruauw (33) dan dua pegawainya di Sean Laundry, Jalan Gagak Raya Nomor C/20, Ranomuut, Paal Dua, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (1/10/2025). Andreas membagikan kisahnya membangun usaha laundry. 

TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Laundry menjadi salah satu sektor bisnis yang sangat menguntungkan saat ini.

Mobilitas masyarakat yang cepat, membuat sektor jasa ini semakin menjamur.

Kesibukan sehari-hari sudah tidak memungkinkan orang menghabiskan banyak waktu dalam urusan domestik.

Hal inilah yang dimanfaatkan seorang pengusaha laundry di Manado, Andreas Ruauw (31).

Andreas awalnya adalah seorang wartawan media online di Manado, Sulawesi Utara.

Ia juga sempat menempuh pendidikan S2 Ekonomi Pembangunan di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, sebelum akhirnya banting setir ke dunia bisnis.

Andreas membuka usaha Sean Laundry di Jalan Gagak Raya Nomor C/20, Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Manado.

Usaha yang baru ia jalankan selama tujuh bulan ini sudah memberikan banyak keuntungan baginya.

Awalnya, Andreas hanya ingin memanfaatkan lahan miliknya untuk menjadi tempat usaha.

Terpikirlah laundry karena lokasinya yang dekat dengan pemukiman warga dan banyak tempat ibadah.

uhdsajhaygfdsjfhdsyufgdu
UMKM - Pegawai Sean Laundry di Manado, Sulawesi Utara, sedang menyetrika pakaian, Rabu (1/102025). Sean Laundry terletak di Jalan Gagak Raya Nomor C/20, Ranomuut, Paal Dua, Manado, Sulawesi Utara.

Sebagai pengusaha pemula, tentu ia menghadapi sejumlah tantangan.

"Sempat besar pasak daripada tiang. Kemudian di awal-awal berdiri, promosi di media sosial, WhatsApp, dan lain-lain baru dapat pemasukan 50-100 kg per hari," jelasnya ketika ditemui Tribunmanado.com, Rabu (1/10/2025).

Kondisi tersebut bertahan di empat bulan pertama.

Selanjutnya, Andreas bertumpu pada pelanggan setia yang mempromosikan bisnisnya dari mulut ke mulut.

Kini, Andreas bisa menangani 200 kg pakaian sehari dengan omzet Rp 16 juta-Rp 17 juta per bulan.

Suka duka pun ia hadapi selama menjalani bisnis, salah satunya adalah komplain dari pelanggan soal kehilangan pakaian.

"Ada juga yang berusaha berhutang," ucapnya sambil tertawa.

Namun, Andreas memilih tetap profesional dengan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ditetapkan.

Salah satu caranya menjaga kepercayaan pelanggan adalah dengan menimbang pakaian saat keluar dan masuk laundry.

Kemudian, pakaian juga dihitung secara detail jumlahnya.

Baca juga: Harga Emas Rabu 1 Oktober 2025, Terus Alami Kenaikan

Baca juga: Kelangkaan Solar Ganggu Rantai Distribusi di Sulut, Akademisi Unsrat Angkat Bicara

Bakal Buka Laundry Sepatu

Selain faktor ekonomi, Andreas senang berbisnis karena bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

Buktinya, ia bisa mempekerjakan dua pegawai dengan latar belakang ibu rumah tangga.

Maka, bisnis Andreas tak akan berhenti sampai di sini.

Dalam waktu dekat, ia berencana membuka laundry sepatu.

"Bisnis laundry sepatu juga semakin laris lantaran banyak produk yang membutuhkan penanganan khusus," tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved