Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Demo di Sulut

Demo di DPRD Sulut Bawa Berkah Buat Pedagang Keliling, Barang Jualannya Laris Manis

Demo di DPRD Sulut pada Senin, 2 September 2025, membawa berkah buat pedagang keliling. Barang jualannya laris manis.

Petrick Sasauw/Tribun Manado
PEDAGANG KELILING - Demo di DPRD Sulut pada Senin, 2 September 2025, membawa berkah buat pedagang keliling. Barang jualannya laris manis. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Aksi demo yang digelar di depan Gedung DPRD Sulawesi Utara, Jalan Manado-Bitung, tepatnya di kawasan Kairagi, Mapanget, Kota Manado, Senin (1/9/2025), tak hanya dipadati oleh massa aksi.

Di balik kerumunan pendemo, tampak para pedagang keliling sibuk menawarkan dagangan. 

Dari air mineral hingga kerupuk gula pun tersedia.

Momen unjuk rasa justru dimanfaatkan sebagian warga untuk mencari rejeki tambahan. 

Tak sedikit yang mengaku dagangannya laris terjual.

"Alhamdulillah, air mineral saya habis dibeli," ujar Desi, seorang penjual keliling yang sejak pagi sudah berada di lokasi demo.

Desi mengaku datang ke lokasi setelah mendengar kabar soal rencana aksi demo lewat media sosial dan kabar dari tetangganya.

Tanpa pikir panjang, ia membawa dagangannya sejak pagi hari. 

Ia berdiri di tengah panas, berharap ada rejeki datang dari kerumunan massa.

"Sudah dapat untung tiga kali lipat dari modal awal. Saya bersyukur," katanya sambil tersenyum.

Tak hanya Desi, beberapa penjual lainnya juga tampak memanfaatkan keramaian ini. 

PEDAGANG KELILING - Demo di DPRD Sulut pada Senin, 2 September 2025, membawa berkah buat pedagang keliling. Barang jualannya laris manis.
PEDAGANG KELILING - Demo di DPRD Sulut pada Senin, 2 September 2025, membawa berkah buat pedagang keliling. Barang jualannya laris manis. (Tribun Manado/Petrick Sasauw)

Mereka membawa dagangan ringan yang mudah dijajakan.

Buah kadondong, air mineral botol, dan kerupuk manis menjadi dagangan favorit. 

Warga yang menonton aksi pun tak segan membeli.

Menurut Sutri, penjual lain yang juga hadir sejak pagi, keramaian seperti ini memang jadi momen langka yang tak boleh dilewatkan.

"Biasa susah jualan di hari biasa, tapi kalau ada demo begini, banyak orang berkumpul. Dagangan saya cepat laku," ujarnya.

Ia tak mempermasalahkan aksi demo selama berlangsung damai. 

"Asal jangan anarkis, kami pedagang juga bisa cari makan," tambahnya.

Sutri berharap para pendemo bisa menyampaikan aspirasinya dengan tertib. 

"Kalau bisa didengar, semoga tuntutan mereka dipenuhi," pungkasnya. 

8 Kelompok Mahasiswa Ikut Demo

Pantauan TribunManado.co.id di lokasi unjuk rasa, mahasiswa yang melakukan unjuk rasa terdiri dari beberapa kelompok.

Ada dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Sulut (Amara). Mereka tiba lebih dahulu.

Tak lama kemudian tiba mahasiswa dari aliansi HMI.

Pada siang harinya tiba lagi gelombang mahasiswa dari UNIMA.

Kelompok mahasiswa ini memakai baju almamater masing-masing perguruan tinggi. 

DEMONSTRASI - Massa masih berkumpul di depan pagar Gedung DPRD Sulawesi Utara, Jalan Raya Manado-Bitung, Kelurahan Kairagi Satu, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Senin (1/9/2025) sore. Hingga pukul 17.25 Wita, kerumunan tetap bertahan di lokasi.
DEMONSTRASI - Massa masih berkumpul di depan pagar Gedung DPRD Sulawesi Utara, Jalan Raya Manado-Bitung, Kelurahan Kairagi Satu, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Senin (1/9/2025) sore. Hingga pukul 17.25 Wita, kerumunan tetap bertahan di lokasi. (Tribunmanado.com/Petrick Sasauw)

Selengkapnya, berikut daftar kelompok mahasiswa yang ikut demo di Kantor DPRD Sulut pada Senin, 1 September 2025, dihimpun TribunManado.co.id :

- HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)

- UNIMA (Universitas Negeri Manado)

- UNSRAT (Universitas Sam Ratulangi)

- UKIT (Universitas Kristen Indonesia Tomohon)

- PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

- KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia)

- IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama)

- PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia)

Anggota Amara terdiri dari berbagai elemen mahasiswa.

Mereka yang tiba paling duluan di lokasi demo berpenampilan dengan pita terikat di bagian lengan.

Beberapa kali terdengar seruan untuk tidak keluar dari barisan dan mewaspadai penyusup.

Suparyanto selaku pemimpin dari Amara mengatakan, massa Amara berjumlah sekira 700-an mahasiswa.

"Terdiri dari PMII, KAMI, IPNU, PMKRI, Unsrat, UKIT dan lainnya," kata dia.

Ungkap Suparyanto, pendemo membawakan sejumlah tuntutan.

Salah satunya audit dan tranparansi pendapatan anggota DPR RI hingga DPRD Kabupaten kota.

"Transformasi dan revitalisasi DPR," katanya.

Lanjut Suparyanto menyebut, demo yang dilakukan pihaknya bersifat damai. Mereka enggan disusupi.

"Untuk itu kami pasang tali dan di tiap lengan pendemo ada pita," katanya. (Pet/Art)

-

Baca juga: Antiklimaks, Polisi Bubarkan Demonstran di DPRD Sulawesi Utara Pakai Gas Air Mata

 
 
 
 
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved