Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Filipi 3:1-16, Reformasi dan Perhatianku

Sedikit saja ia mengabaikannya, akan memengaruhi kecepatannya mencapai garis finish.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Gramedia
RENUNGAN: Ilustrasi Alkitab 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Renungan harian Kristen kali ini berjudul reformasi dan perhatianku. 

Bacaan Alkitab diambil dalam Filipi 3:1-16.  

Renungan diambil dalam moment of inspiration LPMI. 

Baca juga: Renungan Harian Kristen Filipi 2:12-18, Reformasi Pengorbananku

“Saudara-saudara aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” (Fil. 3:13) 

Pelari marathon, apalagi pelari sprinter, sudah pasti diarahkan untuk fokus melihat ke depan, jangan melihat ke kiri atau pun kanan, apalagi menoleh ke belakang.  

Sedikit saja ia mengabaikannya, akan memengaruhi kecepatannya mencapai garis finish.  

Paulus yang cukup familiar dengan dunia olahraga, sering menggambarkan kekristenan sebagai sebuah perlombaan.  

Jemaat Filipi tentu tidak asing dengan gambaran tersebut, dan dengan itu Paulus berharap mereka dapat memahami maksudnya. 
Paulus pernah merasa bangga dengan supremasi Yudaismenya, yang dianggapnya sebagai satu nilai hidup yang tak ada bandingnya.  

Tetapi setelah kemudian dia berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus, ia pun menemukan bahwa segala kebanggaan agamawinya yang dulu, tak ada apa-apanya.  

Pusat perhatiannya sekarang semata-mata hanya tertuju pada Kristus saja, sehingga ia ‘melupakan’ apa yang dulu, reputasi agama Yahudinya, kemudian berlari kepada tujuan yang baru, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.  

Ia tidak mau mata hatinya bergeser dari Kristus untuk selamanya. Ia sadar bahwa ia masih harus terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus. 

Ia rindu menjadi serupa Kristus dengan penuh antusias dan ketekunan seperti pelari yang tak berhenti hingga garis akhir.  

“He was determined that he would forget the past, and like a runner, press on toward the goal.” (Lightner). 

Ia mau mengajar jemaat Filipi agar memiliki pusat perhatian yang sama, terus tertuju kepada Kristus sepanjang hidupnya.  

Seperti kata pemazmur, “Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.” (Mazm. 123:1). 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved