Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Kesehatan

Waspada Diabetes Tipe 1 pada Anak Sering tak Terdeteksi, Simak Penjelasannya

Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang terkait pola hidup, diabetes tipe 1 muncul akibat kerusakan sel pankreas karena proses autoimun. 

Editor: Alpen Martinus
TribunManado
DIABETES: Ilustrasi diabetes. Waspada diabets tipe 1 pada anak. Jangan sampai terlambat dideteksi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Diabetes termasuk dalam penyakit paling mematikan di dunia.

Diabetes (juga dikenal sebagai penyakit gula atau kencing manis) adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik untuk mengubah glukosa menjadi energi.

Hormon insulin, yang diproduksi pankreas, penting untuk membantu sel menyerap glukosa dari darah. Tanpa insulin yang cukup atau tubuh yang tidak merespons insulin, glukosa menumpuk dalam darah dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ seperti jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. 

Cara kerjanya perlahan, bisanya tidak diketahui oleh penderita jika tidak memeriksakan diri ke dokter.

Ternyata tak hanya terjadi pada orang dewasa. Juga bisa terjadi pada anak-anak.

Diabetes tipe 1 semakin mendapat sorotan di Indonesia karena kasus pada anak sering kali terlambat dikenali. 

Kondisi ini bukan sekadar masalah medis, tetapi juga darurat kesehatan yang menuntut perhatian serius dari keluarga, tenaga medis, hingga masyarakat luas.

Changing Diabetes in Children (CdiC) Lead, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.) menjelaskan bahwa diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun yang paling banyak terjadi pada anak. 

“Jadi kalau kita cerita diabetes pada anak di Indonesia ini, ini related lebih banyak terhadap tipe 1."

"Beberapa kali, atau harus sering dikatakan bahwa diabetes 1 ini, masalahnya datang ke kita ini sudah telat,” ujarnya pada media diskusi CDiC Diabetes Camp dan Novo Nordisk di Jakarta, Rabu (10/9/2025). 

Penyakit Autoimun yang Mengintai Anak

Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang terkait pola hidup, diabetes tipe 1 muncul akibat kerusakan sel pankreas karena proses autoimun. 

Anak yang mengidapnya kehilangan kemampuan memproduksi insulin, hormon penting untuk mengontrol kadar gula darah. 

Tanpa insulin, glukosa menumpuk dalam darah dan dapat menimbulkan komplikasi serius.

Kondisi ini bisa menyerang bayi, balita, hingga remaja. 

Sering kali orang tua tidak menyadari gejalanya, karena awalnya tampak seperti penyakit umum sering haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan drastis, hingga mudah lelah.

Risiko Keterlambatan Diagnosis

Prof Aman mengungkapkan jika di Indonesia, 70 persen kasus diabetes tipe 1 pada anak ditemukan dalam kondisi darurat medis yang disebut ketoasidosis diabetik (KAD). 

Anak datang ke rumah sakit dengan gula darah sangat tinggi, muntah, sesak, bahkan tidak sadarkan diri. Jika tidak segera ditangani, KAD bisa berujung pada kematian.

Gula darah, atau glukosa darah, adalah gula utama dalam darah yang berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh.

Tubuh memecah makanan menjadi glukosa dan melepaskannya ke dalam aliran darah, lalu hormon insulin membawanya ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.

Kadar gula darah perlu dijaga dalam rentang normal, karena kadar yang terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia) dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti diabetes

“Jadi kita itu masih 70 persen pasien kita terdiagnosis telat, dengan adanya ketoasidosis diabetik ini kan bisa meninggal," tegasnya.

Dampak Jangka Panjang

Anak dengan diabetes tipe 1 akan bergantung pada insulin seumur hidup. 

Tanpa pengelolaan yang tepat, risiko komplikasi seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, hingga penyakit jantung akan meningkat seiring usia.

Di sinilah pentingnya kesadaran keluarga dan tenaga medis. 

Kesalahan diagnosis masih sering terjadi, di mana gejala diabetes disangka asma, usus buntu, atau pneumonia. 

Bahkan kata Prof Aman, ada kasus anak yang sempat dioperasi usus buntu, padahal sebenarnya mengalami diabetes tipe 1.

Indonesia masih memiliki kesenjangan besar dalam kesadaran tentang diabetes tipe 1. 

Dengan jumlah anak lebih dari 80 juta, data resmi baru mencatat sekitar 2.000 pasien diabetes tipe 1. 

Angka ini jelas belum menggambarkan kondisi sebenarnya.

Tanpa deteksi dini dan edukasi kesehatan yang masif, jumlah anak yang meninggal akibat diabetes tipe 1 bisa terus meningkat.

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved