Saksi Kata

Saksi Kata: Tanggapan Keluarga Pahlawan Nasional Wolter Mongisidi Terkait Pemindahan Makam ke Manado

Penulis: Rizali Posumah
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MONGISIDI - Roby Mongisidi adik kandung pahlawan nasional asal Manado, Robert Wolter Mongisidi. Roby saat ditemui di rumahnya pada Rabu 20 Agustus 2025 memberikan tanggapannya tentang wacana pemindahan makam sang kakak dari Makassar ke Manado.

Di Kantor Cijirboana. Kantor itu sekarang sudah menjadi monumen Jenderal M. Jusuf di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar.

Sekitar 30 orang hadir, yang diundang oleh Pak Toisuta, terdiri dari berbagai unsur masyarakat.

Rapatnya itu dijelaskan oleh Pak Toisuta bahwa pertemuan ini membahas mengenai permintaan dari Pak Petrus Mongisidi, ayah Wolter, yang mengusulkan makam Wolter dipindahkan ke Manado.

Itu karena tahun 1950, ya?

Iya, saat pertemuan itu.

Para peserta, yang terdiri dari unsur pemuda, pimpinan politik, dan tokoh-tokoh masyarakat, berkesimpulan bahwa permintaan ayah Wolter tidak bisa dipenuhi.

Alasannya, meskipun Wolter lahir di Manado, perjuangannya untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan dilakukan di selatan.

Air mata, darah, dan tenaga, dia curahkan di selatan selama revolusi, mulai dari tahun 1945 sampai 1949, saat gugur.

Jadi, mereka tidak mengabulkan permintaan dari ayah saya.

Itu pula salah satu buktinya. Waktu jenazah Wolter digali tanggal 8 September.

Karena ditembak tanggal 5 kan?

Iya, tanggal 5 September. Setelah ditembak, langsung dikuburkan di tempat penembakan.

Tanggal 8 September, masyarakat dan tokoh-tokoh pejuang politik meminta di mana Wolter dikuburkan.

Tanggal 8 September diberitahu, lalu mereka menggali hari itu, sekitar jam 12 siang.

Ada sekitar 40 orang yang diizinkan masuk, antara lain Dokter Tolio, Niko None (seorang kerabat kami), Anton Tatengguhan (wartawan dari IPOS), dan Pak Usman.

Halaman
1234

Berita Terkini