Lebih lanjut, Prabowo menegaskan potensi Indonesia yang besar dan kaya, yang bila dikelola dengan baik akan membuat negara makmur.
"Kalau diatur, kita akan makmur. APBN kita didesain adaptif dan fleksibel agar tahan goncangan. Optimalisasi pendapatan negara harus dilakukan konsisten," jelasnya.
Dalam pidato tersebut, Prabowo Subianto juga menyinggung soal fenomena Serakahnomics yang menurutnya bisa menghancurkan peradaban dan sendi-sendi perekonomian Indonesia.
Apa Itu Serakahnomics yang Dimaksud Prabowo?
Istilah serakahnomics adalah kata yang dibuat oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menggambarkan praktik ekonomi yang didorong oleh keserakahan.
Istilah ini merupakan gabungan dari kata bahasa Indonesia "serakah" dan "ekonomi" (economics).
Dalam pidatonya, Prabowo menjelaskan bahwa serakahnomics bukanlah mazhab atau teori ekonomi yang diajarkan di universitas, melainkan fenomena baru yang merugikan negara dan rakyat. Ia menyamakannya dengan praktik "vampir ekonomi" yang mengisap kekayaan bangsa.
Ciri-ciri dan Contoh Serakahnomics
Prabowo menyoroti beberapa contoh praktik yang termasuk dalam "serakahnomics," di antaranya:
Manipulasi harga dan distribusi pangan: Misalnya, praktik pengemasan ulang beras subsidi menjadi beras premium untuk dijual dengan harga lebih tinggi.
Monopoli dan kartel: Adanya kelompok usaha yang menggunakan kekuatan modal untuk mendominasi pasar dan memanipulasi kehidupan masyarakat.
Mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat: Praktik bisnis yang mengeksploitasi kesulitan masyarakat, seperti kasus kelangkaan minyak goreng.
Menurut Prabowo, praktik "serakahnomics" ini menyebabkan kerugian besar bagi negara, diperkirakan mencapai Rp100 triliun per tahun dari sektor pangan saja.
Dana sebesar ini seharusnya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti memperbaiki ribuan sekolah di seluruh Indonesia.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku "serakahnomics" dan akan membela kepentingan rakyat di atas segalanya. (ndo)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca juga: Harga Kopra Terus Turun di Manado Sulawesi Utara, Petani Kelapa Kuatir Semakin Merosot