Termasuk penutupan jalur transportasi antardaerah.
Suami Fanny yang saat itu sedang bekerja di luar daerah, terjebak tak bisa pulang.
Lockdown membuat mereka terpisah lebih lama dari biasanya.
“Waktu itu kami masih sering telepon. Pagi, siang, malam. Rasanya kami tetap dekat walau jauh,” ujar Fanny.
Namun, perlahan, sesuatu berubah. Tanda-Tanda yang Tak Bisa Diabaikan
Fanny mulai merasakan perubahan dalam komunikasi mereka.
Telepon yang biasanya penuh tawa dan cerita, kini menjadi pendek, terburu-buru, dan hambar.
"Awalnya saya maklum. Mungkin dia lelah. Tapi lama-lama saya curiga. Dia sering cepat-cepat matikan telepon.
Banyak alasan. Katanya sinyal jelek, lagi sibuk, atau baterai habis," ucapnya dengan nada getir.
Ia mencoba bertahan. Memberi pengertian.
Tapi kecurigaan makin menguat saat Fanny menemukan bahwa suaminya mulai menyembunyikan beberapa hal.
Seperti siapa saja yang ada di sekitarnya, atau mengapa ia sulit dihubungi malam hari.
“Saya tahu ada yang berubah. Saya merasa dia menjauh. Tapi saya belum tahu pasti kenapa,” ungkapnya.
Suatu hari, kebenaran itu terungkap.
Lewat seorang kenalan yang juga tinggal di daerah tempat suaminya bekerja, Fanny mendengar kabar bahwa sang suami sering terlihat bersama seorang perempuan lain.