Kasus Perceraian di Sulut

Cerita Fanny dari Minahasa: Pernikahan yang Kandas saat Pandemi, Retak oleh Jarak dan Orang Ketiga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KECEWA - Ilustrasi seorang perempuan sedang marah dan kecewa. Gambar diakses dari Meta AI pada Jumat 8 Agustus 2025.

Termasuk penutupan jalur transportasi antardaerah. 

Suami Fanny yang saat itu sedang bekerja di luar daerah, terjebak tak bisa pulang. 

Lockdown membuat mereka terpisah lebih lama dari biasanya.

“Waktu itu kami masih sering telepon. Pagi, siang, malam. Rasanya kami tetap dekat walau jauh,” ujar Fanny.

Namun, perlahan, sesuatu berubah. Tanda-Tanda yang Tak Bisa Diabaikan

Fanny mulai merasakan perubahan dalam komunikasi mereka. 

Telepon yang biasanya penuh tawa dan cerita, kini menjadi pendek, terburu-buru, dan hambar.

"Awalnya saya maklum. Mungkin dia lelah. Tapi lama-lama saya curiga. Dia sering cepat-cepat matikan telepon. 

Banyak alasan. Katanya sinyal jelek, lagi sibuk, atau baterai habis," ucapnya dengan nada getir.

Ia mencoba bertahan. Memberi pengertian. 

Tapi kecurigaan makin menguat saat Fanny menemukan bahwa suaminya mulai menyembunyikan beberapa hal.

Seperti siapa saja yang ada di sekitarnya, atau mengapa ia sulit dihubungi malam hari.

“Saya tahu ada yang berubah. Saya merasa dia menjauh. Tapi saya belum tahu pasti kenapa,” ungkapnya.

Suatu hari, kebenaran itu terungkap. 

Lewat seorang kenalan yang juga tinggal di daerah tempat suaminya bekerja, Fanny mendengar kabar bahwa sang suami sering terlihat bersama seorang perempuan lain.

Halaman
1234

Berita Terkini