Monumen Lokal Sulut

Tugu Keter Ma’ayang di Desa Sea Minahasa, Monumen Lokal Sulut yang Sarat Makna Pantang Menyerah

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MONUMEN - Tugu Keter Ma’ayang di Desa Sea Minahasa yang menjadi salah satu monumen lokal Sulawesi Utara (Sulut). Sarat makna tentang pribadi yang pekerja keras pantang menyerah.

Yaitu monumen legenda Minahasa, Toar Lumimuut.

Patung Toar Lumimuut berdiri gagah di Pertigaan Jembatan Miangas, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, Manado, Sulawesi Utara.

Keberadaan patung ini mengingatkan akar budaya masyarakat Minahasa. 

Patung ini dibuat oleh seniman Noldy Kumaunang pada 1972.  

Inisiatif pembangunan monumen ini dilakukan oleh Gubernur KDH Sulawesi Utara saat itu, Mayjen H.V. Worang.

Keterangan yang tertulis dalam monumen tersebut menyebut, bangsa atau etnik Minahasa dimulai dari kisah leluhur mereka yaitu Toar dan Lumimuut.

Monumen Toar Lumimuut di Pertigaan Jembatan Miangas, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (14/4/2024). (tribunmanado.co.id/Alexander Pattyranie)

Dua orang ini bersama Karema menjadi leluhur orang Minahasa.

Menurut legenda, para leluhur orang Minahasa ini berasal dari seberang utara lautan.

Setelah keduanya sudah dewasa untuk menikah, maka Karema menyuruh keduanya untuk berjalan berpisah berlainan arah.

Karema berpesan apabila keduanya menemukan seorang lawan jenis di tengah jalan, cocokkan tinggi tongkat keduanya, apabila kedua tongkat itu tidak sama, maka keduanya boleh menikah.

Singkat cerita keduanya bertemu kembali dan mencocokkan kedua tongkat mereka yang tidak sama tingginya, sehingga mereka akhirnya menikah.

Versi lainnya menyebutkan bahwa Lumimuut dan Toar diasuh oleh seorang perempuan tua yang bernama Karema.

Sesudah keduanya dewasa untuk berkeluarga, keduanya disuruh berjalan berpisah oleh Karema dengan jurusan bertentangan arah.

Karema berpesan apabila keduanya bertemu dengan orang lain yang berlainan jenis agar mencocokkan tongkat yang dibawanya apakah sama panjang, apabila tidak sama maka keduanya diperbolehkan menikah.

Keduanya dibekali dengan tongkat yang terbuat dari batang tuis.

Halaman
123

Berita Terkini