Gempa dan Tsunami Rusia

Waspada, Tsunami 0.5 Meter Dapat Membunuh, 1 Orang Meninggal di Jayapura Papua pada 2011

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TSUNAMI RUSIA - Imbauan terkait potensi tsunami Rusia melanda wilayah Indonesia. Jangan sepelekan tsunami 0,5 meter. Warga diimbau waspada. Tsunami 0.5 meter Jepang pada 2011 lalu memakan satu orang korban jiwa di Jayapura, Papua. (Potret Empat gelombang tsunami melanda wilayah Severo-Kurilsk di Rusia bagian Timur Jauh setelah gempa magnitudo 8,8 SR pada Rabu (30/7/2025) (atas), dan Potret lanskap Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Teluk Youtefa di Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura Papua, Minggu (6/3/2022) (bawah)).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gempa bumi dangkal dengan magnitudo 8,8 SR yang melanda wilayah Rusia bagian Timur Jauh pada Rabu (30/7/2025), menyebabkan tsunami.

Tsunami Rusia ini diprediksi BMKG bahwa berpotensi akan melanda wilayah Indonesia.

Di antaranya wilayah pesisir Timur Indonesia, mulai dari Papua, Sulawesi Utara hingga Maluku Utara.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa di Rusia ini berpotensi tsunami di wilayah Indonesia dengan status Waspada (ketinggian tsunami kurang dari 0.5 m).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura, Provinsi Papua pun mengimbau warga yang bermukim di Teluk Youtefa agar mengungsi serta mengantisipasi dampak tsunami yang diprediksi terjadi hari ini, Rabu (30/7/2025).

Melansir TribunPapua.com, Kepala BPBD Kota Jayapura Nofdi dalam rapat zoom bersama pejabat BMKG, BPBD, TNI-Polri dan pihak-pihak terkait, menyampaikan bahwa staf BPBD Kota Jayapura sudah bergegas ke lokasi untuk menyampaikan imbauan.

"Sekarang kami sudah mulai melakukan langkah di lapangan, termasuk di Teluk Youtefa itu kami sudah imbau masyarakat,” ujarnya.

POTENSI TSUNAMI - Tangkap layar pemaparan BMKG terkait potensi tsunami di wilayah Indonesia. Disampaikan siang ini Rabu (30/7/2025) pada konferensi pers secara virtual. (HO)

BPBD meminta masyarakat mengungsi ke dataran yang lebih tinggi, sebab lokasi ini pernah terdampak tsunami di Jepang pada 2011. Langkah ini sebagai antisipasi hal serupa terjadi. 

“Kami sudah imbau agar ketika pada jam yang dirilis BMKG, kalau bisa mereka (masyarakat) sudah naik ke dataran yang tinggi,” ujarnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, Wisnu Raditya dalam zoom tersebut mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan beberapa kabupaten-kota terdampak untuk mengantisipasi tsunami.

“Kemudian ada beberapa wilayah, sekolah dipulangkan lebih awal karena mengantisipasi walaupun masih 3 jam tiba di Papua namun untuk mengantisipasi sudah dipulangkan,” ujarnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membenarkan pengalaman jatuhnya korban jiwa akibat gelombang tsunami Jepang pada 2011 silam itu.

“Sekali lagi kalau kita bicara tsunami itu bisa membunuh, kita bisa melihat di 2011 ada satu jiwa di Jayapura (akibat tsunami Jepang). Ini satu dari dua korban jiwa saat tsunami Jepang yang ada di luar Jepang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers daring, Rabu (30/7/2025).

Gelombang tsunami Jepang yang berdampak hingga ke Papua pada Jumat (11/3/2011) lalu, diperkirakan hanya setinggi 50 sentimeter, namun meningkat menjadi 3,8 meter saat gelombang memasuk wilayah teluk Youtefa.

Menghindari hal tersebut, BNPB meminta lima pemerintah provinsi, termasuk Papua, untuk mengosongkan wilayah pantai setelah gempa bumi M 8,7 mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025) pagi, pukul 06.24 WIB.

Halaman
12

Berita Terkini