Namun tekanan internal untuk memperbarui struktur pengurus tampaknya kian nyata.
Kongres sendiri secara teknis akan memilih ketua umum, formatur DPP, serta merumuskan sikap politik partai.
Megawati Soekarnoputri diprediksi masih akan melanjutkan kepemimpinan PDIP.
Sejak 1999, ia telah memegang tampuk tertinggi partai dan membawa PDIP menjadi kekuatan dominan dalam politik nasional.
“Dalam Rakernas PDIP di Ancol (Jakarta) sudah diputuskan Ibu Mega (menjadi ketua umum),” tegas Olly.
Namun muncul pula spekulasi soal regenerasi, terutama setelah nama-nama seperti Puan Maharani dan Ahmad Basarah mulai santer disebut-sebut sebagai calon pemimpin masa depan.
Meski berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto, PDIP menegaskan tidak akan mengambil sikap oposisi.
“PDIP tidak melakukan oposisi terhadap pemerintahan Pak Prabowo. Kami di luar tapi tidak oposisi,” kata Olly. “PDIP mendukung pemerintahan Prabowo melalui Ibu Puan.”
Pernyataan ini menandakan sikap politik PDIP yang tetap menjalin relasi strategis dengan pemerintah, meski tanpa keterwakilan di kabinet.
Bali dipilih bukan tanpa alasan. Provinsi ini dikenal sebagai kandang PDIP.
Dalam Pilgub terakhir, kader PDIP I Wayan Koster menang telak dengan 61,4 persen suara.
Selain sebagai basis suara, Bali juga memberikan citra kuat dan eksklusif sebagai tempat pengambilan keputusan penting partai.
Dengan seluruh elite, pengurus, dan kader PDIP tumpah ruah di satu lokasi strategis, sinyal politik besar bisa saja datang dalam hitungan hari.
Apakah benar akan ada kejutan besar di Bali? Semua mata kini tertuju ke arah Megawati dan barisan merah PDIP.
Baca juga: Korban Selamat Capai 673 Orang, Jumlah Penumpang KM Barcelona VA Nyaris 3 Kali Lipat dari Manifest
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
SUMBER: TRIBUNNEWS.COM