TRIBUNMANADO.CO.ID - Fakta baru kembali terungkap dalam kasus kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri yang ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (8/7/2025) lalu.
Ternyata, malam sebelum ditemukan tak bernyawa, Arya Daru tidak pergi sendirian.
Ia sempat terlihat bersama seseorang sebelum akhirnya pulang ke tempat tinggalnya.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Dugaan Penyebab Kematian Diplomat Arya Daru, Terkait Rahasia Pribadi dan Keluarga
Hal ini diungkap langsung oleh Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, dalam keterangan pers terbaru.
Pernyataan tersebut menambah daftar panjang teka-teki yang menyelimuti kematian tragis sang diplomat muda.
Sementara itu, asal usul lakban kuning hingga isi tas korban juga terungkap.
Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, mengungkap isi tas dari Arya yang sempat dibawanya ke lantai 12 gedung Kemenlu pada 7 Juli 2025 malam.
Dalam video yang diunggah di YouTube Kompas TV pada Sabtu (26/7/2025), Reonald memperlihatkan dua buah foto, yaitu isi dan warna tas dari Arya.
Adapun tas tersebut berukuran cukup besar dan berwarna hitam.
Diketahui, Arya Daru berada di sana selama sekitar satu jam 26 menit sejak pukul 21.43 sampai 23.09.
"Hari setelah ditemukan korban, tim penyidik langsung mencari dan menemukan tas itu berada di samping tangga lantai 12," kata Reonald, dilansir dari Tribunnews.com
Reonald menuturkan isi tas berupa rekam medis milik Arya.
Dia mengungkapkan rekam medis tersebut tertulis tertanggal 9 Juni 2025.
"Bahwa penyelidik menemukan rekam medis korban di salah satu rumah sakit umum di Jakarta tertanggal 9 Juni 2025," jelasnya.
"Isi lengkapnya nanti akan disampaikan pada saat rilis besar, yang pasti dari barang-barang yang ada di rooftop tersebut ada beberapa seperti pakaian, kemudian kacamata ilik korban, parfum," jelas dia.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, sempat mengungkap Arya memang sempat pergi ke lantai 12 gedung Kemenlu pada 7 Juli 2025 malam.
Daru saat naik ke rooftop terlihat membawa tas gendong dan tas belanja.
Namun barang-barang itu diduga ditinggalkan oleh Daru di rooftop.
"Kemudian saat turun, korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja," jelas Ade Ary lagi.
Meski berhasil menemukan tas yang ditinggalkan Daru di atas rooftop, namun polisi tidak menemukan HP korban.
Ponsel utama yang biasa dipakai Daru sehari-hari itu hilang.
Bahkan hingga saat ini, HP tersebut belum juga ditemukan.
"Memang benar salah satu dari HP korban itu belum ditemukan sampai saat ini," ungkap Reonald Simanjuntak.
Meski begitu, polisi sudah menemukan beberapa barang Daru yang lain.
"Yang ditemukan adalah HP korban yang lama dan device laptop milik korban, dan itu sudah diserahkan ke pemeriksa dari Lab Cyber Polda Metro Jaya , sudah dilakukan pemeriksaan, hasilnya sudah ada, nanti disampaikan pada saat rilis," jelas dia.
Arya Ditemani Seseorang saat Belanja
Fakta baru dibalik kasus kematian Arya Daru diplomat muda yang ditemukan tewas di kamar kosnya, kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (8/7/2025).
Arya Daru pada malam sebelum tewas ternyata tidak sendirian saat keluar.
Hal ini diungkap Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak
Berdasarkan rekaman CCTV, Arya Daru disebutkan ada bersama temannya di sebuah pusat perbelanjaan.
"Yang bersangkutan juga sebelum ke Kantor Kementerian, itu sempat di salah satu pusat perbelanjaan, dan CCTV nya sudah kita temukan, sudah kita ambil," katanya.
Arya Daru bersama rekannya itu kemudian melakukan transaksi berbelanja yang dibawanya ke atas rooftop.
"Yang bersangkutan bersama rekannya ada melakukan transaksi, dan membeli pakaian, dasi, dan beberapa hal lainnya, Dan itu yang dibawa tersangka ke atas rooftop," ungkapnya.
Asal Usul Lakban Kuning
Terungkap asal usul lakban kuning yang melilit di kepala Arya Daru diplomat Kementerian Luar Negeri diduga milik korban sendiri.
Lakban kuning itu diketahui dibeli oleh Arya Daru seminggu sebelum ditemukan tewas di kamar kosnya, kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (8/7/2025).
Sebelumnya lakban kuning ini sempat memunculkan berbagai spekulasi di publik.
Sebab lakban dan berada di kepala Arya Daru sampai leher itu bukan yang umum digunakan oleh masyarakat.
Selain warnanya yang mencolok, lakban itu juga memiliki daya rekat yang lebih tinggi.
Sempat muncul dugaan, jika Arya tewas dibunuh maka pelakunya sedang mengirimkan simbol tertentu.
Rupanya pemilik lakban kuning itu adalah Arya Daru sendiri.
Fakta itu diungkap oleh istri Arya Daru yang tinggal di Yogyakarta, Pita.
"Benar bahwa lakban kuning itu berdasarkan keterangan dari istri korban, MAP, lakban kuning tersebut dibeli di salah satu tempat perbelanjaan di Yogyakarta," kata Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak dikutip dari TV One, Sabtu (26/7/2025).
Lakban itu dibeli oleh ayah dua anak itu saat terakhir kali pulang ke Yogyakarta, tempat kediaman istri dan anak-anaknya.
Bahkan, kata Reonald, Arya Daru masih memiliki lakban kuning lainnya di rumah Yogyakarta.
"Ada satu lakban kuning juga yang masih ditinggal oleh ADP rumah yang ada di Yogyakarta," ujarnya.
Penyelidik akan melakukan pemeriksaan apakah keduanya sama atau tidak.
"Itu akan dibawa ke Jakarta untuk diserahkan kepada penyelidik, untuk dilakukan persesuaian, apakah identik atau tidak lakban itu," tandasnya.
Rupanya menurut keterangan teman dan atasan Daru, lakban kuning itu bukan merupakan benda asing bagi para pegawai di Kemenlu.
Para pegawai kemenlu memang biasa membeli lakban kuning itu saat hendak tugas ke luar negeri.
"Kemudian ditemukan juga keterangan dari rekan kerja ADP dan atasan korban di kementerian, bahwa lakban kuning itu memang biasa digunakan oleh pegawai kemenlu yang bepergian ke luar negeri," tuturnya.
Lakban itu biasa dijadikan penanda barang-barang miliki pegawai Kemenlu.
"Di mana lakban kuning itu gunanya untuk mempermudah mencari barang pada saat tiba di bandara negara tujuan sebagai penanda karena warnanya mencolok. Penanda bahwa itu merupakan barang rombongan dari Indonesia," terang Reonald.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini