TRIBUNMANADO.CO.ID – Pelayanan armada bus Damri di wilayah Sulawesi Utara (Sulut) dinilai masih jauh dari memuaskan.
Sejumlah penumpang mengeluhkan berbagai persoalan mulai dari ketepatan waktu, kenyamanan, hingga tarif yang tidak sesuai dengan harga resmi.
Jon (bukan nama sebenarnya), seorang pelanggan setia Damri jurusan Manado – Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), mengungkapkan bahwa masalah sudah terlihat sejak awal perjalanan.
"Berangkatnya kadang tak tepat waktu. Dibilang jam 10 pagi, tapi baru berangkat beberapa jam kemudian," ujarnya saat diwawancarai Rabu (25/6/2025).
Tak hanya soal jadwal keberangkatan, Jon juga mengeluhkan kondisi pendingin udara (AC) di dalam bus.
Menurutnya, AC kerap kali hanya menyala selama satu jam pertama atau bahkan tidak dingin sama sekali.
"Sering AC hanya nyala sejam pertama. Ada juga yang tak dingin, penumpang jadi kepanasan," katanya.
Keluhan lain datang dari sisi tarif. Jon menyebut bahwa meskipun tarif resmi sekitar Rp 85 ribu, ia kerap kali diminta membayar hingga Rp 90 ribu.
Tak hanya itu, ia juga membagikan pengalaman buruk ketika bus yang ditumpanginya tiba-tiba mogok di tengah perjalanan.
"Saat itu terpaksa saya ikut dorong kendaraan," ungkapnya.
Meski demikian, Jon mengakui adanya sedikit perbaikan dalam pelayanan Damri akhir-akhir ini. Penumpukan penumpang yang dulu sering terjadi sudah mulai berkurang, dan kondisi kebersihan bus pun membaik.
"Poin untuk kebersihan ya 6,5 lah, minimal standar," katanya.
Namun, ia menilai perubahan besar masih sangat dibutuhkan. Menurutnya, kondisi pelayanan yang terlihat di lapangan mencerminkan kondisi manajemen secara keseluruhan.
"Perlu ada reformasi Damri," tandasnya. (Art)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.