Dulunya pantai agak menjorok ke daratan.
Kemudian ada timbunan, lantas pantai tersebut muncul.
"Mulailah ini jadi pantai indah tempat mandi, lalu muncul keistimewaan lainnya yakni bisa jadi tempat terapi penyakit stroke," kata Max.
Tempat itu pun jadi harapan masyarakat setempat, terlebih nelayan.
Namun datangnya wacana reklamasi membuyarkan impian tersebut.
Max mengaku reklamasi akan merugikan nelayan.
"Kami pun berjuang, sudah sidang beberapa kali di Jakarta dan kami menang," katanya.
Ada hal unik terjadi. Kala sidang, entah bagaimana, tiba-tiba datang penyu yang bertelur di pantai ini.
Tak tanggung tanggung, penyu yang datang hingga empat ekor.
Ia mengamini ini adalah tanda dari Tuhan, bahwa pantai terakhir ini harus tetap ada di Manado.
"Saya percaya ini adalah tanda dari Tuhan, ini pantai terakhir yang harus kita jaga bersama agar jangan punah," kata dia.
Janji PT MUP
Sebelumnya diberitakan PT Manado Utara Perkasa (MUP) akan mereklamasi 90 hektar perairan Karangria Manado, Sulawesi Utara, mengubahnya menjadi wilayah daratan baru.
Reklamasi pantai ini tampaknya akan berdampak bagi nelayan sekitar.
Pasalnya, tambatan perahu mereka juga akan kena dampak dari reklamasi ini.