Digital Acitivity

Cerita Maurits Mantiri, Capaian dan Tantangan Selama Memimpin Bitung: Lembeh hingga Netralitas ASN

Penulis: Rizali Posumah
Editor: Rizali Posumah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PODCAST: Wali Kota Bitung Maurits Mantiri saat hadir sebagai narasumber dalam podcast Tribun Manado, di Studio Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kairagi, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (19/2/2025). Dalam wawancara eksklusif tersebut, Mantiri Mantiri berbicara mengenai berbagai capaian yang telah diraih selama menjabat sebagai Wali Kota Bitung periode 2021-2024, serta tantangan-tantangan yang dihadapi.

Jangan sampai Festival Pesona Selat Lembeh yang sudah jadi acara tahunan itu hilang.

Karena kan dia masuk di 100 kalender event nasional jadi ada promosi dari Kementerian Pariwisata. Kalau dia hilang, kan gak masuk dalam agenda.

Pak Sandiaga Uno juga sering berkunjung dan beliau banyak membantu dan itu semua karena komunikasi yang baik antara kita dan kementerian.

Karena kita selalu prinsipnya tidak meminta kewenangan, kita selalu prinsipnya meminta pekerjaan. Karena kalau kita minta kewenangan, nanti merubah Undang-Undang merubah Permen, dan itu akan jadi lambat.

Kalau kita minta pekerjaan kan gampang, kita sudah ada aset yang dimiliki oleh negara, jadi saat diberikan pekerjaan kepada kita, kita kelola. Itu salah satu trik kita dalam rangka menghemat biaya.

Dulu kan Pak Wali Kota waktu awal-awal menjabat sempat menggelontorkan ide untuk menjadikan Kota Bitung itu sebagai Kota Digital dan juga ada pemasangan wifi di beberapa titik di Kota Bitung, bagaimana implementasinya?

Titik Wifi itu adalah harapan kami sebenarnya agar supaya masyarakat bisa akses internet. Jadi mudah sehingga dengan begitu mereka terbiasa dan familiar dengan digital.

Karena kan digital ini yang pertama kita ciptakan ekosistemnya dulu.

Kalau kita sudah terbiasa maka kita akan mudah berkomunikasi sehingga dengan sendirinya singularitinya akan muncul, itu menurut pemahaman kami.

Karena itulah pemasangan titik wifi ini kami dukung dengan beberapa aplikasi, dengan harapan supaya ketika misalnya ibu-ibu sedang memasak dia bisa juga sambil belajar. Misal belajar Bahasa Inggris atau Mandarin atau Bahasa Jepang.

Kami bahkan mempersiapkan modulnya, bisa dilihat modul-modul yang bekas-bekas itu masih ada di YouTube.

Bagaimana anda melihat WFH atau Work From Anywhere yang ideal formasinya bagaimana? Tiga hari di kantor dua hari Anywhere atau bagaimana?

Kalau kita pakai dasar hitung-hitungan ya, itu 50 persen. Berarti kalau hari kerjanya lima hari, bisa tiga harinya di luar dua harinya di kantor atau bisa diputar.

Makanya saya bilang tadi perlu berpikir kritis untuk mendesain ini.

Jangan sampai kita nggak bikin perencanaan matang sehingga jadi blunder. Karena itu butuh pengalaman orang-orang untuk mendesain sistem kerjanya.

Halaman
1234

Berita Terkini