Meski turun, namun Ri' mengaku harga segitu sudah membuatnya puas.
"Sekarang turun lagi tapi ini sudah mantap lah dengan harga segitu," terang Ri'.
Dirinya menjelaskan, saat ini petani minyak nilam sudah lebih dimudahkan dengan adanya tempat penyulingan.
"Kalau dulu susah cari tempat penyulingan, tapi sekarang di Desa Mopait saja sudah ada tiga tempat penyulingan," tambahnya.
Ri' menuturkan, dulu waktu pertama kali menanam, harga minyak nilam masih Rp 600 per kilogram.
Kini saat tiba masa panen pertamanya, harga nilam naik terus.
"Waktu saya pertama tanam, harganya baru Rp 600 ribu per kilogram lalu naik terus. Ini memang berkah buat saya," ujar dia.
Menurutnya, saat ini di Desa Mopai banyak yang sudah banting setir jadi petani minyak nilam.
"Di sini sudah banyak yang merasakan panen pas harga mahal, makanya banyak yang langsung ikut jadi petani minyak nilam," terang dia.
Para petani menganggap, menanam nilam banyak untungnya.
Pasalnya dalam satu kali masa panen selama 6 bulan, nilam bisa 3-4 kali dipanen, dan dengan harga jual yang tinggi tentunya.
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini